BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

MAMPU-BaKTI: Talkshos TV9 Nasib Sang Pahlawan Devisa

Dalam rangka memperingati hari Pahlawan setiap tanggal 10 November 2014, TV9 menggelar Talkshow dengan tema “Nasib Sang Pahlawan Devisa”. Dalam acara tersebut menghadirkan narasumber dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (DSTT) Provinsi NTB Bpk. Drs Zaenal (Kabid Penempatan dan Perluasan TKI) dan Nurjanah (Koordinator Program Sub Office BaKTI MAMPU NTB). Konsep acara yang ringan serta santai pada sebuah warung  dengan disuguhi kopi panas dan  kue kering menambah suasana diskusi semakin menarik. Dalam diskusi tersebut dikupas tentang TKI dengan seluruh problematikanya, upaya yang dilakukan pemerintah, harapan untuk perbaikan nasib TKI dan tema yang diusung program MAMPU.

 

Drs. Zaenal memaparkan bahwa remitansi  yang dikirimkan TKI tahun 2013 secara kumulatif sebesar Rp 1,4 T. Sedangkan tahun 2014 dari bulan Januari s.d April  atau Kwartal I mencapai Rp 449,05 M.  Remitansi ini tentu saja sangat berdampak positif untuk daerah. Disisi lain pemerintah terus mengupayakan perbaikan pelayanan dan perlindungan bagi TKI. Walaupun tidak terlepas dari persoalan-persoalan klasik seperti gaji yang tidak dibayar, TKI illegal, penyiksaaan, sampai pada  persoalan kematian. Banyak terobosan-terobosan yang dilakukan pemerintah kedepan, seperti menaikkan waktu pembelajaran di BLK atau PJTKI bagi TKI yang awalnya 200 jam (setara dengan 25 hari) menjadi 400 jam (50 hari). Khusus bagi TKI yang penempatannya ke Hongkong, Jepang atau Negara-negara industry waktu pembelajarannya juga dinaikkan dari 400 jam menjadi 600 jam.   Dan kedepan pemerintah akan benar-benar mengawal job order dari masing-masing Negara yang membutuhkan TKI. Hal ini untuk memastikan bahwa TKI kita benar-benar bekerja secara professional.

Sedangkan Nurjanah menyoroti meningkatnya jumlah TKI tiap tahun diakibatkan lapangan pekerjaan yang minim didaerah. Data menunjukkan bahwa Tahun 2013  Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar  5,30%, tahun 2014  mencapai 5,75%, atau naik sebesar 0,45%. Sedangkan angka pengangguran absout mencapai 127. 710 jiwa.  Bidang yang menyerap tenaga kerja paling banyak disektor pertanian sebesar 45,13%, perdagangan 20,20%, jasa social kemasyarakatan/jasa perorangan 15,51% dan sector industry 8,89%. Minimnya  serapan tenaga kerja khususnya di sector industry salah satu penyebabnya bahwa NTB bukan daerah yang berbasis industry dengan pabrik-pabrik besar. Selain itu, Nurjanah menyoroti kesiapan pemerintah merespon AFTA (ASEAN Free Trade Area) yang akan dimulai tahun 2015. Dimana pasar tenaga kerja menjadi poros yang sangat diperhitungkan. Ketrampilan menjadi kata kunci untuk bersaingnya para pencari kerja. Kota Mataram, selangkah lebih maju menangkap peluang ini. Mereka sedang menggodok Ranperda Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing dengan acuan UU No.28 Tahun 2009 tentang Peluang bagi daerah dalam menggali potensi retribusi bagi pemasukan daerah. Ranperda ini harus dikawal, artinya retribusi tidak boleh melanggar hak-hak tenaga kerja terlepas tenaga kerja local maupun luar negeri. Disela-sela diskusi dijelaskan pula 5 tema MAMPU yang akan  dikawal Kelompok Konstituen.

Di sesi terakhir kedua narasumber memberikan close statement bahwa upaya perlindungan terhadap tenaga kerja harus diberikan secara maksimal oleh Negara. Disamping adanya penerapan syarat-syarat yang ketat oleh kementrian tenaga kerja sekarang dengan motto, “TKI SIAP”, artinya menjadi TKI harus SIAP mental, SIAP dokumen, SIAP kapasitas, dan SIAP ketrampilan.

Related-Area: