BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Lingkungan Jadi Bahasan Utama

Jambore pramuka dunia
Lingkungan Jadi Bahasan Utama
3 Agustus 2015

KIRARAHAMA, KOMPAS — Persoalan lingkungan jadi bahasan utama sesi Global Development Village pada Jambore Pramuka Dunia Ke-23 di Kirarahama, Yamaguchi, Jepang. Perubahan iklim, kota hijau, daur ulang sampah, serta persediaan air bersih dipaparkan kepada remaja dari seluruh dunia.

"Kami diberi pengertian Pak Floyd Hatch agar peduli lingkungan. Kuncinya, gunakan sumber daya alam sesuai kebutuhan agar dapat diwariskan pada anak cucu," ujar Wildan Yuristian, pramuka asal Jawa Barat, seusai kunjungan ke pondok Amerika Serikat di bawah instruktur Floyd Hatch, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Syahnan Rangkuti, dari Jepang, Jumat (31/7).

Global Development Village (GDV) salah satu kegiatan yang wajib diikuti seluruh peserta Jambore Pramuka Dunia. Lokasi GDV di tengah perkemahan, berupa puluhan tenda terbuka dengan instruktur sesuai topik.

Selain topik lingkungan, stan GDV diisi bahasan dampak peperangan, gaya hidup sehat, hak asasi manusia, serta dampak minuman keras terhadap keselamatan diri dan orang lain.

Sesi ceramah Floyd tidak berat. Pesannya sangat jelas. Ia kemas persoalan pelik secara sederhana. "Saya sangat berharap mereka jadi pelopor lingkungan di negara Anda. Ilmu yang mereka peroleh harus ditularkan kepada adik-adiknya," kata Floyd.

GDV adalah satu dari dua sesi serius. Bahasan lain soal penerapan sains atau iptek. Selebihnya, stan pengenalan budaya dari 150 negara peserta. Setiap negara membuat atraksi dan memberi berbagai cendera mata.

Indonesia mendapat dua tenda, masing-masing 80 meter persegi. Lokasinya berdekatan dengan utusan Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Demi menarik pengunjung, di luar stan disiapkan permainan gasing dan aksi membatik. Di dalam ada angklung yang bisa dimainkan pengunjung. Selain itu, mewarnai wayang dari kayu.

"Sampai hari kedua 2.200 pramuka datang. Mereka bermain angklung atau mewarnai wayang yang hasilnya boleh dibawa pulang," ujar Rismauli Tambunan, penjaga stan Indonesia.

Charles Brown (16), pramuka asal Swiss, sangat senang. "Kalau saya sudah bekerja dan punya uang, saya akan mengunjungi Indonesia," katanya.

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/08/03/Lingkungan-Jadi-Bahasan-Utama

Related-Area: