Pembelajaran
Kreativitas Guru Dibutuhkan di Sekolah
WAINGAPU, KOMPAS — Kreativitas guru di tengah keterbatasan sekolah-sekolah, terutama yang ada di daerah terpencil, mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Dengan cara-cara sederhana, guru mampu mendorong pembelajaran kreatif di sekolah.
Kreativitas para guru di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, khususnya di Kecamatan Kota Waingapu dan Kambera, secara terus-menerus dilatih sejak tahun 2012. Dimulai dari pelatihan kepemimpinan transformasional yang didanai Indonesian Overseas Alumni (IOA) serta didukung Masyarakat Pendidikan Sejati dan STIE Kristen Wira Wacana Sumba. Program itu mulai tahun ini didanai Pemerintah Kabupaten Sumba Timur.
Hasil pelatihan kepemimpinan transformasional yang antara lain mendorong guru untuk kreatif dalam menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, ramah anak, dan pembelajaran yang menyenangkan ini dirayakan dengan menggelar Festival Kreativitas yang tahun ini memasuki penyelenggaraan kedua kalinya. Para guru dan siswa dari 38 SD/MI di Waingapu dan sekitarnya pada Jumat (31/10) hingga Sabtu ini menggelar beragam acara kreatif yang diciptakan siswa dan guru serta memamerkan kemajuan sekolah dalam satu gugus, termasuk menghadirkan sekolah di daerah terpencil.
Zainal Susiardjo, Wakil Ketua Umum Bidang Pendidikan IOA, mengatakan, perhimpunan alumni pelajar Indonesia yang sekolah di luar negeri merasa terpanggil untuk membantu meningkatkan mutu pendidikan di Tanah Air, khususnya bagi guru dan siswa SD. Dukungan untuk program pelatihan guru dan Festival Kreativitas di Sumba Timur diharapkan dapat mendorong kepala sekolah dan guru menjadi agen perubahan untuk membuat kehidupan masyarakat di Sumba Timur semakin maju.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sumba Timur Juspan mengakui jika selama ini pembangunan pendidikan masih banyak terfokus pada hal-hal yang bersifat fisik. Peningkatan kualitas pendidik dan siswa masih kecil. ”Kami mendukung supaya program pelatihan guru dan festival kreativitas yang memotivasi peningkatan mutu pendidikan sekolah bisa terus dilakukan dengan dukungan dana dari pemerintah,” tutur Juspan.
Pada penyelenggaraan Festival Kreativitas 2014, para siswa dan guru menggelar beragam kegiatan pentas seni, seperti menyanyi, menari, drama, pidato dalam bahasa Inggris, dan penampilan simulasi gunung berapi. Pada
pameran sekolah, terlihat kegiatan pembelajaran di sekolah yang secara kreatif memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar lingkungan untuk membuat kerajinan tangan dan rumah adat.
Di TK dan SD Kasih Agape di Waingapu, misalnya, mata pelajaran muatan lokal pendidikan lingkungan hidup dan seni dimanfaatkan untuk mengeksplorasi kreativitas siswa memanfaatkan barang-barang bekas menjadi barang seni yang menarik dan bernilai. Yanto ND Karimu, Kepala SD Kasih Agape, mengatakan, para guru di Sumba Timur masih butuh banyak kesempatan untuk bisa menerapkan metode-metode praktis dalam mengimplementasikan pembelajaran secara kreatif.
Para guru juga saling berbagi praktik-praktik sederhana untuk meningkatkan minat baca. (ELN)
Sumber; http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000009822884
-
- Log in to post comments
- 181 reads