Kompetensi Indonesia Siap Rebut Peluang Pariwisata di Tengah Krisis Regional
Mediana
Siang | 31 Agustus 2015 15:26 WIB Ikon jumlah hit 559 dibaca Ikon komentar 0 komentar
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah dan pelaku usaha perlu bekerja sama dalam menyajikan produk wisata dalam negeri yang menarik. Secara kompetensi, Indonesia siap merebut peluang pariwisata di tengah krisis regional dan global. Pengemasan kreatif diharapkan mengikutsertakan pemberdayaan masyarakat lokal.
Persiapan tari perang (faluaya), yakni tari adat khas Nias, di Desa Adat Bawomataluo, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan, Sabtu (28/3), menjadi atraksi wisata di Pulau Nias. Secara kompetensi, Indonesia siap merebut peluang pariwisata di tengah krisis regional dan global.
Kompas/Adrian FajriansyahPersiapan tari perang (faluaya), yakni tari adat khas Nias, di Desa Adat Bawomataluo, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan, Sabtu (28/3), menjadi atraksi wisata di Pulau Nias. Secara kompetensi, Indonesia siap merebut peluang pariwisata di tengah krisis regional dan global.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi B Sukamdani menyampaikan hal itu, Senin (31/8), di Jakarta. "Kondisi politik dan ekonomi di ASEAN, seperti Malaysia dan Thailand, perlu dimanfaatkan oleh pelaku industri di sektor pariwisata untuk menarik wisatawan mancanegara. Saya menilai, kompetensi pariwisata Indonesia cukup siap. Pemerintah hanya perlu mengoptimalkan potensi yang sudah ada," ujarnya.
Potensi yang dimaksud meliputi, antara lain, obyek wisata alam, budaya, dan buatan manusia. Sarana akomodasi, seperti hotel dan rumah makan, mulai bertumbuh pesat di sejumlah daerah destinasi wisata. Beberapa pemerintah daerah saat ini dinilai telah memiliki kepedulian terhadap industri.
Misalnya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang kini tengah gencar mengoptimalkan potensi alam dan budaya sebagai daya tarik wisata. "Langkah serupa perlu diikuti lebih banyak oleh pemerintah daerah lainnya. Bagi kami, hal itu akan menguntungkan. Utamanya berkaitan dengan penyusunan agenda-agenda kegiatan wisata lokal," kata Hariyadi.
Agenda kegiatan dapat membantu para wisatawan dalam merencanakan liburan. Manfaat serupa akan diperoleh bagi pelaku industri penyelenggara pertemuan, insentif, konferensi, dan pameran atau MICE.
Dalam laporan "The Travel and Tourism Competitiveness Index 2015" yang diterbitkan World Economic Forum, indeks daya saing Indonesia menduduki peringkat ke-50 di dunia. Peringkat ini naik dibandingkan dengan 2013. Saat itu, Indonesia hanya berada di urutan ke-70 dunia.
Dengan pencapaian kunjungan wisatawan mancanegara lebih dari 8,8 juta orang, Indonesia dinilai kalangan internasional sebagai negara yang unggul dalam kekayaan sumber daya alam dan situs kebudayaan kuno. Selain itu, Indonesia juga mempunyai kelebihan di bidang beban biaya berwisata yang terjangkau.
Wisatawan mendatangi bungker di Dusun Kaliadem, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (6/1). Pasca erupsi Merapi 2010, medan menuju tempat itu relatif terjal sehingga angkutan wisata yang dapat mencapai lokasi itu hanyalah kendaraan jip yang disewakan dengan harga berkisar Rp 300.000 per perjalanan.
Kompas/Ferganata Indra RiatmokoWisatawan mendatangi bungker di Dusun Kaliadem, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (6/1). Pasca erupsi Merapi 2010, medan menuju tempat itu relatif terjal sehingga angkutan wisata yang dapat mencapai lokasi itu hanyalah kendaraan jip yang disewakan dengan harga berkisar Rp 300.000 per perjalanan.
Investasi dan infrastruktur jaringan terus dikembangkan. Meski begitu, laporan tersebut juga menyorot isu-isu lingkungan dan keamanan yang terjadi di Indonesia, misalnya pengelolaan lingkungan berkelanjutan.
Hariyadi berpendapat, pembangunan industri wisata dalam negeri memang tidak boleh mengesampingkan masyarakat lokal. Pemerintah, pengusaha, dan warga harus bersama-sama terlibat dalam pengembangan kreatif produk wisata.
Persoalan kebersihan yang sering dikeluhkan turis sebaiknya perlu mendapatkan perhatian pemangku kepentingan. Penataan obyek wisata seharusnya mengutamakan kebersihan dan kenyamanan pengunjung.
Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara mengatakan optimistis industri pariwisata dalam negeri tidak terganggu akibat pelemahan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar AS dan situasi ekonomi politik di Malaysia. Sebaliknya, kondisi itu diharapkan mampu meningkatkan gairah industri pariwisata di Indonesia.
Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/08/31/Kompetensi-Indonesia-Siap-Rebut-Peluang-Pariwisata
-
- Log in to post comments
- 104 reads