BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Keterbatasan Fasilitas Hambat Produksi ASI

Dukung Ibu Menyusui
Keterbatasan Fasilitas Hambat Produksi ASI
3 Agustus 2015

JAKARTA, KOMPAS — Keberhasilan ibu menyusui bayinya ditentukan dukungan dari lingkungan sekitar, terutama keluarga dan tempat kerja. Namun, banyak instansi pemerintah dan perusahaan belum mendukung program ibu menyusui, baik dalam hal perlakuan maupun fasilitas bagi ibu menyusui.

"Banyak pemilik tempat kerja, bahkan lembaga pemerintah, belum paham bahwa menyusui adalah hak dasar perempuan," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Farahdibha Tenrilemba, Minggu (2/8) di Jakarta. Padahal, itu diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan, pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif pada bayi usia 0-1 bulan 52,7 persen. Dengan bertambahnya usia bayi, angka ASI eksklusif turun, di usia 6 bulan, angka ASI eksklusif hanya 30,2 persen.

"Makin tambah usia bayi, kian banyak gangguan sehingga ibu tak lagi menyusui secara eksklusif," kata Wakil Ketua AIMI Pusat Nia Umar. Untuk itu, pada Pekan ASI Sedunia, 1-7 Agustus, masyarakat diimbau mendukung kesuksesan ibu menyusui.

Fasilitas minim

Menurut pantauan Kompas, sejumlah kantor di Jakarta tak menyediakan fasilitas bagi ibu menyusui. Laporan AIMI menyebut, tak adanya ruang ibu menyusui di tempat kerja membuat para ibu memerah ASI di ruang tak layak, seperti kamar mandi, dan ruangan seperti gudang, tanpa meja dan kursi.

"Saat kami berkunjung ke perkantoran pemerintah di Kota Bekasi beberapa waktu lalu, dari puluhan kantor, hanya dua kantor yang menyediakan ruang bagi ibu menyusui," kata Farahdibha Tenrilemba. Padahal, mayoritas pegawai adalah perempuan.

Selain itu, ibu menyusui juga butuh waktu memerah ASI sebelum disimpan di kotak pendingin. Namun, sejumlah perusahaan membatasi frekuensi memerah ASI hanya sekali sehari. "Padahal, bayi minum ASI setidaknya lima kali sehari," kata Nia.

Kondisi itu menghambat produksi ASI. Menurut Ketua AIMI Mia Sutanto, hormon prolaktin berperan dalam produksi ASI, oksitosin berperan dalam keluarnya ASI. "Hormon oksitosin dipengaruhi kondisi psikis ibu," ucapnya. (B06/B12)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/08/03/Dukung-Ibu-Menyusui

Related-Area: