PERTANIAN
Kekeringan Ancam 200.000 Hektar Lahan
Ikon konten premium Cetak | 4 Juli 2015
JAKARTA, KOMPAS — Setidaknya lahan pertanian seluas 200.000 hektar terancam kekeringan menyusul datangnya musim kemarau. Untuk mengurangi dampak yang bisa ditimbulkan, pemerintah membagikan 20.000 pompa di daerah pertanian yang terdampak.
"Saat ini kita menghadapi musim kemarau dan kejadian kekeringan di beberapa sentra industri padi. Kita harus segera melakukan upaya antisipasi sehingga sejak dini mengurangi risiko gagal panen," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Jumat (3/7), di Jakarta.
Amran mengatakan, dia telah mendatangi daerah pertanian yang terancam kekeringan. Daerah tersebut antara lain Bojonegoro (Jawa Timur), Demak, Pati, dan Grobogan (Jawa Tengah), serta Indramayu dan Cirebon (Jawa Barat). Di daerah-daerah tersebut, dia membagikan pompa air hingga 20.000 unit.
Menurut Amran, dari 200.000 hektar lahan yang terancam kekeringan, pihaknya menargetkan yang terkena puso tak lebih dari 30.000 hektar. Data Kementerian Pertanian menyebutkan, pada April-Mei 2015 tanaman padi yang terkena kekeringan 5.773 hektar dengan lahan puso 70 hektar. Lahan kedelai dan jagung yang mengalami kekeringan masing-masing 179 hektar dan 30 hektar. "Jadi, solusinya sebenarnya sederhana," kata Amran.
Selain membagikan pompa air, lanjut Amran, musim kemarau yang berdampak kekeringan juga ditekan dengan perbaikan saluran irigasi tersier. Perbaikan itu sudah dilakukan sejak Januari lalu. Menurut Amran, saluran irigasi tersier yang sudah diperbaiki mencapai 1 juta hektar.
Secara terpisah, pengamat pertanian Bustanul Arifin mengatakan, dampak musim kemarau sudah tampak di wilayah pantai utara Jawa Barat dan Jawa Timur. "Dalam konteks darurat, perlu penyediaan air. Jangka pendek menengah, pemerintah perlu memperbanyak embung dan cek dam. Jika perlu, ada teknologi plastik dan terpal," kata Bustanul.
Menurut Bustanul, ke depan pemerintah perlu mengembangkan benih tahan kering atau toleran dengan kekeringan.
Angka ramalan
Terkait angka ramalan I yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik, menurut Amran, hal itu merupakan hal yang wajar. Sebab, periode Oktober sampai Maret 2015 terdapat penambahan lahan tanam 400.000 hektar.
"Ada program paket bantuan benih, tetapi tidak boleh ditanam di lahan yang sudah ada, harus lahan baru. Jadi, produksi memang pasti meningkat," tutur Amran.
Angka ramalan I produksi padi pada 2015 mencapai 75,551 juta ton gabah kering giling. Jumlah itu naik 6,64 persen dibandingkan 2014. (NAD)
Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/07/04/Kekeringan-Ancam-200-000-Hektar-Lahan
-
- Log in to post comments
- 234 reads