Hortikultura Perlu Dibangun
Kementerian dan Perbankan Harus Dilibatkan
Ikon konten premium Cetak | 10 April 2015
JAKARTA, KOMPASPemerintah perlu membangun kluster hortikultura yang terintegrasi dengan industri untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian dan perkebunan. Upaya membangun kluster hortikultura perlu didukung pula dengan kebijakan tata guna dan perlindungan lahan pertanian hortikultura yang berkelanjutan.
Ketua Umum Asosiasi Eksportir dan Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia (Aseibssindo) Khafid Sirottudin, Kamis (9/4), mengatakan, kluster hortikultura yang ada selama ini kurang optimal. Kluster tidak dilengkapi infrastruktur pengairan, pembibitan, industri pengolahan, dan fasilitas pengepakan.
Hal itu menyebabkan hasil hortikultura tidak memiliki nilai tambah. Hasil hortikultura yang seharusnya bisa dibuat produk turunan dan diekspor dengan pengepakan dan pengemasan yang bagus hanya dijual apa adanya. "Selain itu, banyak lahan hortikultura beralih fungsi menjadi lahan perumahan, pabrik, dan pertambangan. Itu menunjukkan selama ini tata ruang kalah dengan tata uang," kata Khafid.
Dalam rapat kabinet terbatas, Presiden Joko Widodo menyebutkan, pemerintah ingin meningkatkan kesejahteraan petani yang mengusahakan lahan perkebunan dan sawah. Pemerintah ingin agar produk perkebunan dan pertanian berorientasi ekspor (Kompas, 9/4).
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan, pengembangan industri pengolahan berbasis agro mutlak didorong untuk memberi nilai tambah komoditas pertanian dan perkebunan. "Merancang program dengan tujuan bagus seperti itu harus terintegrasi," kata Suryo. Seluruh kementerian dan lembaga terkait, termasuk perbankan, harus dilibatkan menyukseskan program itu.
Tak berjalan
Menurut Khafid, Aseibssindo telah merintis pengembangan kluster hortikultura. Di Kalimantan Barat, ada kluster jeruk pontianak; di Kendal, Jawa Tengah, kluster durian; dan di Probolinggo, Jawa Timur, kluster mangga arum manis. "Dahulu, pemerintah pernah mengembangkan produk turunan jeruk pontianak menjadi jus jeruk yang disuplai ke maskapai penerbangan. Namun, saat ini, industri itu tidak berjalan. Kami harap pemerintah bisa menghidupkan lagi sehingga terbentuk kluster jeruk yang terintegrasi," katanya.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Tutum Rahanta mengatakan, hasil produk pertanian Indonesia telah masuk ke pasar ritel. Namun, persentasenya sedikit, yaitu 10-15 persen dari total produk-produk ritel. (HEN/CAS/NAD)
Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/04/10/Hortikultura-Perlu-Dibangun
-
- Log in to post comments
- 171 reads