Ekonomi Siap Melaju Cepat
WINDY DYAH INDRIANTARI
Pertumbuhan 7% bukan hal yang sulit jika pemerintah fokus pada program pembangunan yang efektif menekan pengangguran.
ESEP menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan meng alihkan subsidi ke sektor produktif berhasil menyehatkan ruang fi skal.
Dengan ruang fiskal yang relatif sehat itu, Ketua Tim Diskusi Konsultasi Dana Moneter Internasional (IMF) David Cowen menyarankan pemerintahan Jokowi-JK tetap fokus pada program Nawa Cita pembangunan Indonesia.
Jika hal itu dilakukan, bukan tidak mungkin pertumbuhan ekonomi Indonesia berakselerasi mencapai 7% dalam waktu relatif singkat.
“Reformasi untuk memperluas ruang fi skal, memperdalam pasar keuangan, memenuhi kebutuhan infrastruktur, dan meningkatkan keterampilan (sumber daya manusia) dapat meningkatkan pertumbuhan menjadi 6% atau lebih dalam jangka menengah,“ ujar Cowen dalam siaran pers yang dipublikasikan di laman resmi IMF, kemarin.
Tim IMF tersebut juga mengingatkan pemerintah agar mewaspadai risiko eksternal.Risiko terbesar berasal dari perlambatan pertumbuhan negara-negara mitra dagang Indonesia yang lebih buruk daripada ekspektasi. Selain itu, volatilitas pasar keuangan global juga masih mengancam.
Keyakinan IMF terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia berpeluang melaju pesat itu juga menjadi ambisi pemerintahan Jokowi-JK.
Menurut Wapres Jusuf Kalla, jika pertumbuhan ekonomi mencapai angka 7%, itu berarti kemiskinan dan pengangguran dapat diturunkan. “Sekarang kebijakan ini bagaimana negara ini tumbuh 7%. Setiap pertumbuhan 1% dibutuhkan investasi lima kali PDB, dan itu bisa menurunkan pengangguran dan kemiskinan,“ kata JK pada Musrenbangnas RPJMN 20152019 di Jakarta, kemarin. Saat ini pemerintah fokus pada empat sektor yang akan digenjot dalam lima tahun ke depan, yaitu pangan, energi, kemaritiman, dan pariwisata.Industrialisasi Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro yakin dengan mengembalikan sektor manufaktur ke masa kejayaannya seperti yang terjadi pada 1990-an, yang menyumbang 30% terhadap produk domestik bruto (PDB), pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 8%.
“Untuk bisa dalam lima tahun mencapai pertumbuhan hingga 8% kita perlu mendorong industrialisasi atau reindustrialisasi dari ekonomi kita.
Akan tetapi, itu harus dalam penekanan manufaktur berbasis sumber daya alam,” ujar Bambang di acara yang sama.
Pemerintah akan memprioritaskan industri pengolahan sumber daya alam berorientasi ekspor. Dengan demikian, lapangan pekerjaan akan terbuka karena pabrik ada di Indonesia. Selain itu, kebutuhan impor akan t u r u n d a n penerimaan pajak juga naik.
“Kami di pusat bekerja sama dengan daerah membangun industri manufaktur. Jangan cuma mengekspor karet mentah, nikel mentah, kelapa sawit mentah, lebih baik ekspor hasil olahan,” tegas Menkeu.
Dengan melihat prioritas pemerintahan itu, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) optimistis Kabinet Jokowi-JK bisa memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
“Presiden Jokowi dan pemerintahannya akan bisa mengatasi tantangan ekonomi di tahun-tahun sulit ini.
Bagaimanapun ekonomi Indonesia jangka panjang tetap cerah,” ungkap SBY dalam kicauan Twitternya pada 18 Desember lalu. (Ids/Riz/X-10) windy@mediaindonesia.com Berita terkait hlm 17 Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: interupsi@mediaindonesia.com Facebook: Harian Umum Media Indonesia Twitter: @MIdotcom Tanggapan Anda bisa diakses di metrotvnews.com
-
- Log in to post comments
- 370 reads