KESEHATAN MASYARAKAT
Disparitas Mutu Layanan di Puskesmas Tinggi
Ikon konten premium Cetak | 30 Maret 2015
SEMARANG, KOMPAS — Perbedaan mutu pelayanan kesehatan dasar di puskesmas antardaerah masih tinggi. Dari 9.791 puskesmas yang ada di seluruh provinsi di Indonesia, sekitar 700 puskesmas di antaranya belum memiliki tenaga dokter. Mayoritas puskesmas yang tidak mempunyai tenaga dokter itu ada di Indonesia timur, daerah terpencil, dan pulau-pulau terluar.
Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono, Sabtu (28/3), di Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, mengungkapkan, secara rasio jumlah puskesmas yang ada sudah mencukupi. Namun, itu hanya secara fisik. Secara mutu, ada disparitas tinggi antara kawasan Indonesia barat dan Indonesia timur.
"Bukan hanya jumlah berbeda jauh, tapi juga mutu tenaga medis. Dari 40 karyawan yang ada di puskesmas, misalnya, mutu tenaganya berbeda. Sekitar 700 puskesmas tak memiliki tenaga dokter," kata Anung. Puskesmas yang tidak memiliki dokter itu banyak dijumpai di Papua, Maluku, sebagian Nusa Tenggara Timur, bahkan di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Disparitas kualitas pelayanan itu, menurut Anung, jadi masalah mendasar saat ini dalam penyediaan layanan kesehatan bermutu. Di sisi lain, derajat kesehatan masyarakat Indonesia masih rendah. Hal itu ditandai tingginya angka kematian ibu dan bayi.
Karena itu, Kemenkes melalui program Nusantara Sehat akan mengirimkan petugas kesehatan dalam bentuk tim, yaitu dokter, bidan, perawat, dan ahli gizi. Tim yang akan dikirim ke 144 puskesmas itu akan bertugas di puskesmas-puskesmas terpencil, perbatasan, daerah tertinggal, dan pulau-pulau terluar.
"Dokter-dokter yang akan dikirim adalah dokter umum yang akan menjadi pegawai tidak tetap selama dua tahun. Kami bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat yang akan menyediakan fasilitas berupa tempat tinggal dan lainnya. Jika memungkinkan, para tenaga kesehatan itu dapat diangkat jadi pegawai tetap oleh pemda," kata Anung.
Profesor riset dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Agus Suwandono, memaparkan, idealnya satu puskesmas memiliki 2 dokter, 2 bidan, 3 perawat, dan 1 ahli gizi. Namun, di Indonesia, hanya 60,7 persen yang mempunyai komposisi itu. Selain itu, hanya 45,5 persen dari total jumlah puskemas yang mempunyai alat imunisasi lengkap, seperti boks pendingin, lemari es, dan vaksin.
"Tuntutan kian kompleks. Selain sumber daya manusia bermutu, teknologi harus kian berkualitas. Selain beban penyakit, angka kematian karena sakit makin tinggi," ujarnya. (UTI)
Sumber : http://print.kompas.com/baca/2015/03/30-%281%29/Disparitas-Mutu-Layanan-di-Puskesmas-Tinggi
-
- Log in to post comments
- 4775 reads