REDD+
Desa Hijau Dilanjutkan di Enam Provinsi
PALANGKARAYA, KOMPAS — Program rintisan 10 Desa Hijau di empat kabupaten di Kalimantan Tengah yang digulirkan Badan Pengelola REDD+ bersama Yayasan Kemitraan dinilai membuahkan hasil. Sejumlah hasil dicapai, antara lain peta-peta tematik kawasan hutan, gambut, dan aset lahan masyarakat, tiga modul belajar dan kurikulum sekolah hijau untuk SD, rencana pembangunan jangka menengah desa, dan pengembangan ekonomi berkelanjutan.
”Cara melihat pengelolaan sumber daya alam perlu diubah. Hutan akan jauh lebih berharga saat memberi fungsi. Kalau menebang hutan didapat kayu dan lahan, tapi keuntungan itu cuma sekali. Jika dipelihara akan didapat fungsinya terus-menerus, misalnya air, biodiversitas, dan sumber pakan,” kata Deputi Bidang Perencanaan dan Pendanaan Badan Pengelola REDD+ Agus P Sari di Palangkaraya, Kamis (30/10), saat membuka seminar ”Maju Desaku, Lestari Alamku”.
Program Desa Hijau dilaksanakan Februari-Agustus 2014. Program itu memakai dana sekitar Rp 3 miliar.
Sepuluh desa itu adalah Desa Tambak Bajai di Kabupaten Kapuas, Desa Tumbang Tampang Ajir di Kabupaten Gunung Mas, Desa Kolam, Olung Soloi, dan Saruhung di Kabupaten Murung Raya, serta Desa Tumbang Nusa, Garung, Jabiren, Mantaren II, dan Buntoi di Kabupaten Pulang Pisau.
Direktur Operasi Kemitraan Budi Santoso menyampaikan, desa merupakan ujung tombak memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara. ”Oleh karena itu, desa harus menjadi perhatian utama,” katanya.
Dalam program pembinaan 10 desa itu, Kemitraan bekerja sama dengan sembilan LSM di Kalimantan Tengah dan Universitas Palangkaraya. Program itu juga merupakan kerja sama dengan Program Pembangunan PBB (UNDP), Pemerintah Norwegia, dan Pemprov Kalteng.
Menurut Neti Andung, Ketua Kelompok Pembuat Kerupuk dan Abon Ikan di Desa Tumbang Nusa, sebelumnya warga di desanya yang sekitar 600 jiwa merupakan nelayan tanpa mampu memberi nilai tambah. Kini, 15 ibu rumah tangga di kelompoknya terlatih mengolah ikan lokal, seperti pipih, baung, lais, dan betutu, jadi abon dan kerupuk. ”Dalam sebulan, setiap ibu mendapat tambahan pendapatan sekitar Rp 500.000,” ujarnya.
Menurut rencana, program Desa Hijau akan dikembangkan di enam provinsi, yakni Jambi, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengah. (DKA)
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000009805814
-
- Log in to post comments
- 185 reads