Pendidikan Daerah Terpencil
Administrasi Belum Memadai
JAKARTA, KOMPAS — Akses dan kualitas pendidikan di daerah terpencil dan perbatasan memprihatinkan. Untuk itu, perlu layanan pendidikan dengan pendekatan khusus sesuai kondisi. Namun, kekhususan itu sering tak terakomodasi dalam data pokok pendidikan pemerintah.
Kepala SMP-SMA Satu Atap Kampung Wasur, Kabupaten Merauke, Papua, Sergius Womsiwor mengatakan, keseragaman pendidikan yang masih dianut birokrat membuat layanan pendidikan di daerah terpencil dan terbatas sulit berkembang.
Pendidikan dengan layanan khusus itu menghadapi kendala ketika berhadapan dengan sistem data pokok pendidikan (dapodik). ”Layanan SMP-SMA satu atap terbukti efektif untuk pendidikan di Papua. Namun, kekhususan itu sulit terakomodasi dalam dapodik,” kata Sergius ketika dihubungi dari Jakarta, akhir pekan lalu.
Para guru di sekolah tersebut mengajar di jenjang SMP dan SMA. Namun, para guru yang umumnya memegang surat pengangkatan sebagai guru SMP tidak diakui jam mengajarnya di SMA atau di pendidikan nonformal.
Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Guru Republik Indonesia Sulistiyo mengatakan, pemerintah harus menaruh perhatian khusus pada ketersediaan sarana dan prasarana serta guru yang mendidik anak-anak bangsa di daerah pedalaman dan perbatasan. (ELN)
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000008505206
-
- Log in to post comments
- 181 reads