Sekitar tujuh tahun lalu, Pak Anselmus Mir, mengalami situasi mencekam yang hampir merenggut nyawanya. Terdorong emosi berlebihan, dia bertarung nyawa mempertahankan prinsip yang disebutnya sebagai “kebodohan”. Akibatnya, tangan kirinya terputus oleh tebasan pedang. Pengalaman pahit itu memberinya pelajaran berharga, betapa pentingnya ilmu pengetahuan. Hal yang kemudian memotivasinya mempersiapkan generasinya bisa lebih berpengetahuan di banding dirinya.
Kini Pak Anselmus di usianya yang memasuki setengah abad telah memiliki lima orang anak yang terdidik dengan baik. Anak pertamanya walau hanya tamat Sekolah Dasar sudah bekerja dan menikah, serta ikut membantu pendidikan adik-adiknya. Anak keduanya baru saja memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Anak ketiga, kuliah di salah satu Perguruan Tinggi swasta di Borong Manggarai Timur. Sementara anak ketiga dan keempat masih sekolah di SMK dan SMP.
“Secara fisik saya tidak lagi sempurna. Saya memang masih punya lengan kiri, tapi tak punya jari-jari tangan, tapi saya selalu menyadarkan anak-anak saya untuk memilih menyempurnakan diri dengan pengetahuan,” ungkapnya.
Baginya, kehadiran KIAT Guru memberinya kesempatan mengambil peran, bekerja bersama antara masyarakat, pemerintah dan sekolah untuk memberdayakan manusia dengan ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Prinsipnya, “Tidak boleh karena alasan kemiskinan, manusia berhenti belajar. Bagaimana bisa memperbaiki kehidupan, kalau SDM kita tidak cerdas.”
Atas dasar itulah, Pak Anselmus meski hanya seorang petani, tanpa berpikir panjang menerima permintaan masyarakat untuk menjadi Ketua Kelompok Pengguna Layanan (KPL) di SD Wae Kembek, Desa Gunung Baru Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur. “Inilah kesempatan untuk memajukan generasi. Memberi mereka kesempatan memperoleh pendidikan yang cukup sebagai bekal masa depan,” tegasnya dengan kalimat berapi-api.
Bersama 9 orang kawannya di KPL, Pak Anselmus yakin dengan bekal yang diterima selama pelatihan dan pengalaman melakukan sendiri pertemuan rutin bulanan, Program KIAT Guru dapat dilanjutkan. “Kami pasti bisa melanjutkan, dengan catatan Pemerintah Desa ikut mendukung dan kawan-kawan KPL dan Kader komitmen melaksanakan penilaian,” jawabnya menjawab pertanyaan BaKTI di sela-sela Pelatihan Tatakelola bagi pemangku kepentingan pertengahan Maret lalu.