Bupati Maluku Tengah: Tiga Pulau Kecil Itu Seharusnya Dikosongkan
Kamis, 8 Oktober 2015 | 16:21 WIB
AMBON, KOMPAS.com - Bupati Kabupaten Maluku Tengah Abua Tuasikal mengungkapkan, tiga pulau terpencil yang berbatasan dengan Kabuaten Maluku Barat Daya yakni Pulau Teon, Nila dan Serua (TNS) harusnya sudah dikosongkan dan tidak perlu dikunjungi lagi.
“Tiga pulau itu seharusnya sudah kosong dan harus dikosongkan,” kata Abua kepada Kompas.com melalui telepon selulernya, Kamis (8/10/2015). (Baca: Derita Warga Waipia di Maluku, Terdampar di Tanah Leluhur...)
Dia menjelaskan seluruh warga Waipia yang dulunya mendiami tiga pulau tersebut sebetulnya telah dipindahkan dan kini telah menetap di Pulau Seram. Menurutnya warga mengunjungi tiga pulau itu tanpa sepengetahuan Pemda Maluku Tengah hanya untuk memanen hasil pertanian dan cengkih.
“Itu kendala kita, mereka kesana tanpa sepengetahuan kita, padahal tiga pulau itu sudah harus dikosongkan,” ujarnya.
Warga waipia yang saat ini mendiami Pulau Seram, Kabupaten Maluku Tengah diungsikan pemerintah dari Pulau Teon, Nila dan Serua pada 1978 dengan alasan keselamatan karena ancaman gunung berapi Lawrakawra yang ada di salah satu pulau itu.
“Jadi sekali lagi mereka ke sana itu untuk memanen cengkih tanpa sepengetahuan kita (pemerintah),” bupati menegaskan.
Sementara itu, sejumlah warga Waipia mengaku kebiasaan mengunjungi tanah leluhur itu telah menjadi tradisi tahunan di setiap Agustus. Warga berbondong-bondong datang ke tiga pulau itu untuk memanen hasil pertanian dan cengkih yang ada di sana.
“Mengunjungi TNS sudah menjadi tradisi tahunan seperti mudik. Biasanya warga yang kesana membawa perbekalan secukupnya dan saat kapal kembali warga ikut kembali. Namun karena kapal tidak lagi beroperasi maka saat ini mereka terjebak di sana,” kata seorang warga Waipia, Dion Marantika kepada Kompas.com.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, hingga kini ratusan warga Waipia masih terjebak di tiga pulau itu tanpa persediaan bahan makanan dan air bersih. Mereka kini terancam kelaparan setelah persediaan bahan makanan mereka sudah habis. Kondisi itu diperparah setelah kapal perintis yang biasanya melayari rute Ambon-TNS tidak beroperasi lagi sejak sebulan terakhir.
Penulis : Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty
Editor : Ervan Hardoko
- Log in to post comments
- 301 reads