BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Gempa Magnitudo 7,2 Guncang Mamberamo

Gempa Magnitudo 7,2 Guncang Mamberamo
AHMAD ARIF dan fabio m. costa lopes
Siang | 28 Juli 2015 12:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,2 dengan sumber di darat dan berkedalaman dangkal mengguncang Mamberamo, Provinsi Papua, Selasa (28/7) pukul 04.41. Di Mamberamo Raya, kota terdekat dari pusat gempa, guncangannya sangat kuat. Gempa itu menewaskan Naftali, seorang warga Mamberamo Raya.
Gempa berkekuatan 7,2 skala richter dirasakan warga di Kota Tiom, Lanny Jaya, Papua, Selasa (28/7). Gempa terjadi pagi sekitar pukul 07.00 saat warga masih berada di rumah masing-masing.
Kompas/Lucky PransiskaGempa berkekuatan 7,2 skala richter dirasakan warga di Kota Tiom, Lanny Jaya, Papua, Selasa (28/7). Gempa terjadi pagi sekitar pukul 07.00 saat warga masih berada di rumah masing-masing.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, gempa ini kemungkinan bersumber dari sesar naik Mamberamo. Pusat gempa berada sekitar 75 kilometer (km) arah tenggara Mamberamo Raya atau 81 km timur laut Tolikara. Adapun kedalamannya sekitar 49 km di bawah permukaan tanah sehingga digolongkan sangat dangkal dan berpotensi merusak.

Data BMKG, guncangan gempa di Mamberamo Raya mencapai V Modified Mercalli Intensity (MMI), Sarmi IV MMI, Serui III MMI, Nabire II-III MMI, Mulia II-III MMI, dan Merauke II MMI.

Berdasarkan pantauan Kompas, kekuatan gempa terasa hingga Wamena, Kabupaten Jayawijaya dan sejumlah kabupaten lain di daerah pegunungan tengah Papua seperti Tolikara dan Lanny Jaya. Warga Wamena berhamburan keluar dari rumah.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mamberamo Raya Marthen Rumbino, saat dihubungi dari Wamena mengatakan, gempa telah menyebabkan empat bangunan milik warga dan Rumah Sakit Umum Daerah Kasonaweja mengalami kerusakan. Selain itu, salah satu ruas jalan di Kasonaweja, Ibukota Mamberamo Raya, mengalami keretakan sepanjang 50 meter dengan kedalaman 10 sentimeter.

"Dua rumah milik warga rusak ringan, satu rumah rusak berat, sedangkan satu bangunan milik pihak swasta ambruk. Sementara itu delapan ruangan perawatan dan kamar jenazah RSUD Kasonaweja mengalami keretakan," papar Marthen.

Ia menuturkan, Naftali, warga Kampung Ireri yang meninggal dunia saat terjadi gempa berusia 15 tahun. "Pada saat itu korban sedang berdiri di pingrir sungai. Ketika terjadi gempa, korban terpeleset dan jatuh ke sungai. Kemungkinan besar ia tak bisa berenang," ujar Marthen.

Ia pun menambahkan, BPBD Mamberamo telah berkoordinasi dengan pemda setempat untuk memberikan bantuan kepada para warga yang menjadi korban dalam bencana alam ini.

Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers yang dikirimkan ke Kompas, menyatakan, BPPB Mamberamo Raya masih melakukan pendataan jumlah korban dan bangunan yang mengalami kerusakan akibat gempa.

"Tim BPBD masih berusaha menjangkau lokasi pusat gempa yang memerlukan waktu selama lima dengan menggunakan jalur darat," kata Sutopo.

Sementara itu Camat Sarmi Conrad Kreuw saat dihubungi, mengatakan, gempa berkekuatan besar juga dirasakan warga di Kabupaten Sarmi. "Kami merasakan kekuatan gempa yang sangat besar. Air dari sejumlah kolam ikan milik warga pun hingga keluar. Saya telah berkoordinasi dengan para kepala desa untuk mengecek apakah ada bangunan milik warga yang mengalami kerusakan," kata Conrad.

Laporan dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, area di sekitar pusat gempa berada di tengah hutan dan tidak ada konsentrasi hunian. "Posko BNPB telah mengonfirmasi BPBD Papua dan dilaporkan gempa dirasakan sangat kuat selama 4 detik. Masyarakat panik dan berhamburan ke luar rumah. Belum ada laporan kerusakan bangunan dan korban jiwa," katanya.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mamberamo Yonas Taudufu menyampaikan, sekalipun guncangan terasa kuat, belum ada laporan kerusakan bangunan. "Lokasi pusat gempa kemungkinan di muara Sungai Mamberamo dan untuk mencapai ke sana butuh waktu hingga lima jam dan melewati sungai. Tim kami masih berupaya ke lokasi," ujarnya.

Langganan Gempa

Daryono mengatakan, kawasan Mamberamo berada di zona sesar aktif yang langganan diguncang gempa. Dari sejarah kegempaan, kawasan Mamberamo pernah diguncang gempa bumi pada 1916 dengan kekuatan magnitudo 8,1; tahun 1926 dengan kekuatan magnitudo 7,9; 1971 sebesar magnitudo 8,1; dan 1989 sebesar magnitudo 6,0.

Secara tektonik, zona gempa bumi Papua memang cukup aktif dan kompleks. Penyebab utama aktivitas gempa di Papua adalah tumbukan lempeng (plate collision) antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Indo-Australia. Dampak tumbukan ini telah menyebabkan pembentukan beberapa pegunungan lipatan yang salah satunya adalah jalur anjak Mamberamo (Mamberamo Thrust Belt) yang sedang aktif saat ini.

Berdasarkan data seismisitas, menurut Daryono, pusat gempa bumi di daratan Papua umumnya hanya mencapai kedalaman hiposenter 60 km sehingga digolongkan cukup dangkal dan berpotensi merusak. Di samping sesar aktif Mamberamo, sesar aktif lain di Papua adalah sesar aktif Ransiki, sesar aktif Sorong, dan sesar aktif Tarera-Aiduna.

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/07/28/Gempa-Magnitudo-7%2c2-Guncang-Mamberamo

Related-Area: