Monday, 24 November 2014
Ambon Jadi Kota Pendidikan Inklusif
Siswa Berkebutuhan Khusus Bebas Sekolah
Ambon - Kota Ambon resmi dideklarasikan sebagai salah satu kota pendidikan inklusif. Siswa di kota ini yang berkebutuhan khusus bebas mendapat pendidikan yang layak pada semua jenjang pendidikan formal.
“Jadi kepada mereka yang berkebutuhan khusus itu tidak semata-mata hanya bersekolah di sekolah luar biasa saja tetapi diwajibkan untuk mengenyam pendidikan di sekolah formal layaknya masyarakat biasa dan itu di wajidkan untuk semua tingkatan pendidikan. Oleh karena itu dengan dideklarasikan pendikan inklusif di Kota Ambon harus mendapat dukungan dari semua pihak baik pemerintah maupun swasta,” tandas Sekkot Ambon AG Latuheru saat Deklarasi Pendidikan Inklusif, di Baileo Siwalima, Karang Panjang, Ambon, Sabtu (22/11).
Dikatakan, kedepan seluruh pendidikan mesti memperhatikan siswa yang mempunyai kebutuhan khusus seperti siswa yang cacat kaki karena di sekolah-sekolah harus menyiapkan tempat khusus dan akses khusus bagi mereka dan itu harus berlaku untuk semua dunia pendidikan.
“Yang menjadi kendala yang dihadapi oleh pemerintah adalah kurang terbukanya para orang tua untuk melepas anak mereka untuk mendapatkan pendidikan. Sampai sekarang ini saja para orang tua belum mendapat pemahaman kalau pendidikan terhadap anak itu sangat penting apalagi mereka yang berkebutuhan khusus. Olehnya mereka juga harus mendapatkan pendidikan layaknya siswa pada sekolah formal lainnya,” katanya.
Selain itu, pemerintah juga mengalami kesulitan karena belum memiliki guru khusus yang dapat menangani siswa yang berkebutuhan khusus di sekolah-sekolah formal.
“Kita harus memilikinya walaupun dengan keterbatasan kita. Jika tidak sekarang kapan lagi mereka yang berkebutuhan khusus untuk mendapat pendidikan yang layak,” jelasnya.
Sementara itu Direktur Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) Kementerian Pendidikan, Pratono mengatakan Indonesia itu penuh dengan keberagaman dan keragaman itu tidak menjadi alasan bagi kita untuk kita berlaku diskriminasi.
“Di Kota Ambon terlihat jelas satu harmonisasi yang terjadi, dimana tidak ada perbedaan antara mereka yang memiliki kebutuhan khusus dengan dengan masyarakat biasa. Mereka hidup saling bersampingan satu dengan yang lain dan itu jarang terjadi pada kota-kota lain di Indonesia,” katanya.
Dijelaskan, harus ada kerjasama antara eksekutif dengan legislatif agar semua program yang di jalankan itu dapat terlaksana dengan baik selain mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat.
“Ditengah upaya kita melayani pendidikan inklusif kita masih mengalami sejumlah persoalan karena masih tertutupnya orang tua padahal anak-anak yang berkebutuhan khusus juga yang memiliki segudang bakat dan kreatifitas dan itu perlu di kembangkan,” jelasnya.
Pratono juga meminta harus ada konsekuensi dari kepala sekolah untuk mewu-judkan Ambon sebagai kota pendidikan inklusif. (S-39)
- See more at: http://siwalimanews.com/post/siswa_berkebutuhan_khusus_bebas_sekolah#sthash.k9oKJTBl.dpuf
- Log in to post comments
- 351 reads