BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Maluku Rawan Bencana, BPBD Anggarkan Rp 4,7 M

Friday, 05 December 2014
Maluku Rawan Bencana, BPBD Anggarkan Rp 4,7 M

Ambon - Provinsi Maluku merupakan salah satu daerah di Indonesia yang sangat rawan terhadap bencana alam. Untuk mengantisipasi hal itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) merumuskan berbagai program yang sifatnya pencegahan. Guna menyukseskan program-program tersebut, tahun 2015 nanti, BPBD menganggarkan sebanyak Rp 4,7 milyar.

“Untuk tahun anggaran 2015, BPBD menganggarkan Rp. 4,7 milyar. Anggaran ini cenderung naik ketimbang tahun 2014 yang hanya dianggarkan sebanyak Rp. 3,7 milyar,” kata Kepala BPBD Provinsi Maluku, Farida Salampessy saat melakukan rapat bersama dengan Komisi D DPRD Maluku, Kamis (4/12).

Pada kesempatan itu, Salampessy mengingatkan masyarakat untuk waspada dimasing-masing daerah. Pasalnya rawan bencana ini disebabkan karena Maluku berada pada pertemuan tiga lempeng yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan bencana alam.

“Indonesia pada umumnya sudah termasuk rawan bencana. Jika ditarik ke Maluku maka lebih rawan lagi posisi bencana alamnya. Hal ini lantaran Maluku berada pada titik pertemuan tiga lempengan yang sewaktu-waktu dapat menyebabkan bencana,” jelasnya.

Menurut Salampessy, untuk mengatasinya, BPBD Maluku Tengah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak yang dida­lamnya terdapat LSM dengan tujuan untuk mensosialisasikan rawan gempa di Maluku.

“Jadi kita juga bekerjasama de­ngan banyak pihak untuk melakukan sosialisasi. Sosialisasi yang dibuat itu ada dua macam yakni BPBD melakukan kerja sama dengan pihak LSM guna mensosialisasikan rawan bencana maupun melakukan publi­kasi bencana melalui media massa,” tukasnya.

Dikatakan, sebagai daerah yang spesifiknya kepulauan, tentunya memiliki ciri khas bencana. Namun lebih spesifiknya, Maluku lebih cenderung pada kategori bencana banjir dan longsor.

Khusus bancana banjir jelas Salampessy, cenderung dilanda oleh Kota Ambon, Kabupaten Ma­luku Tengah (Malteng), Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Kabu­paten Seram Bagian Timur (SBT), Kabupaten Buru dan Buru Selatan (Bursel).

Sementara untuk wilayah teng­gara dalam hal ini Kabupaten Ma­luku Tenggara, Kota Tual, Kabupa­ten Kepulauan Aru dan Maluku Tenggara Barat (MTB) itu masuk pada kategori bencana yang diaki­batkan oleh pergerakan lempeng potensi bencana tersebut.

“Pada daerah-daerah ini lebih cenderung terjadi bencana-bencana yang diakibatkan oleh pergeseran tiga lempengan dan lebih cenderung terjadi bencana puting beliung,” ungkapnya. (S-37)
- See more at: http://siwalimanews.com/post/maluku_rawan_bencana_bpbd_anggarkan_rp_47_m#sthash.k9maSbjS.dpuf

Related-Area: