Besok, Pusat Penelitian Laut Dalam Ambon Diresmikan
Written by Heru Hendratmoko
Mon,12 May 2014 | 13:43
KBR, Ambon - Perairan di kawasan timur Indonesia, khususnya Maluku dan sekitarnya merupakan bagian dari pusat keragaman hayati laut yang tertinggi di dunia. Kawasan ini didominasi oleh lautan yang luas dan dalam (jeluk). Sayangnya, selain pemanfaatan sumberdaya non-hayati yang tersimpan di dasar laut-laut jeluk belum maksimal, sumberdaya alam yang tersembunyi di bawah dasar laut tersebut juga masih belum tersentuh.
Sebenarnya upaya untuk mengeksplorasi kawasan laut dalam ini sudah pernah dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Soekarno pada 1960-an. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kelautan tampaknya menarik minat Bung Karno untuk mencanangkan Ambon sebagai tempat yang tepat untuk membangun Institut Oseanografi terbesar di Asia Tenggara (Institut Teknologi Ambon) yang pada saat itu mendapat bantuan dari Rusia. Namun pembangunan ini terhenti karena peristiwa G-30S.
Pada 1971, untuk meneruskan cita-cita tersebut, LIPI lantas berupaya membangun Stasiun Penelitian Ambon (SPA) yang kemudian tumbuh cukup pesat, baik fisik, sumberdaya manusia, kelembagaan maupun program penelitiannya. Kegiatan itu dimotori Balai Penelitian Sumberdaya Laut di bawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI sampai 1998. Namun karena tragedi kemanusiaan yang terjadi di Ambon pada tahun 1999, banyak peneliti dan tenaga penunjang yang meninggalkan daerah tersebut.
Tindakan LIPI kemudian adalah melakukan penyesuaian dengan mengubah status Balai Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Konservasi Biota Laut. Dalam 10 tahun terakhir kegiatan penelitian di wilayah Maluku dan sekitarnya pun bangkit kembali. Dan kini, untuk lebih menikatkan lagi kapasitas riset di sana, status UPT bakal menjadi Pusat Penelitian Laut Dalam yang bakal diresmikan besok (13/5), di Ambon.
“Upaya menambah sumberdaya manusia, pembenahan sarana dan prasarana serta beragam program penelitian sedang giat dilaksanakan,” kata Kepala LIPI Prof Lukman Hakim, dalam keterangan pers yang diterima redaksi.
Menurut Kepala UPT BKBL LIPI Ambon, Dr Augy Syahalaitua, perairan Ambon memiliki rahasia kekayaan biota laut yang menjadi daya tarik ilmiah. “Perairan Ambon dan Maluku telah menyumbang koleksi ilmiah yang sangat besar bagi pengetahuan kelautan dunia,” ujarnya.
Sumber: http://portalkbr.com/nusantara/maluku/3242627_4267.html
- Log in to post comments
- 161 reads