BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Nurdin Abdullah Beri Kuliah Umum di Jepang

Nurdin Abdullah Beri Kuliah Umum di Jepang
Senin, 21 April 2014 01:04 WITA
dok tribun-Timur

Hendra Pachri,

Mahasiswa Program Doktor Kyushu University, Dosen Universitas Hasanuddin,

Melaporkan dari Jepang

TRIBUN-TIMUR.COM-Pada tanggal 19 April 2014, Persatuan Pelajar Indonesia Jepang (PPIJ ) komisariat Fukuoka melaksanakan kegiatan kuliah umum dengan tema “Developing ABG (Academia Business Government) Leadership Skill for Future Global Competition”. PPIJ komisariat Fukuoka merupakan organisasi yang beranggotakan orang-orang Indonesia yang sedang menimba ilmu di negeri sakura, yang merupakan utusan dari berbagai instansi pemerintah, perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia. Semangat anak bangsa yang berkarakter dan berintegritas untuk membangun tanah air tercinta setelah kembali ke tanah air, telah melatarbelakangi kegiatan ini. Sosok yang dilirik oleh pengurus PPIJ pada perencanaan kuliah umum kali ini adalah seorang pemimpin yang berintegritas dan telah menorehkan berbagai prestasi gemilang untuk tanah air. Salah seorang yang termasuk dalam 5 besar calon presiden Republik Indonesia edisi Komunike Bersama Peduli Indonesia (KBPI) http://
nasional.kompas.com/read/2014/02/12/1706295/19. Ya, Prof. DR. Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M.Agr. Beliau merupakan Bupati Bantaeng, Sulawesi Selatan periode 2013 – 2018, dan juga alumni Kyushu University, Jepang. Kuliah umum kali ini dihadiri mahasiswa Indonesia dari beberapa universitas di pulau Kyushu, yakni Kyushu University, Kitakyushu University, Waseda University, dan Kyushu Institut Technology.

Kegiatan diawali dengan sambutan dari Ketua PPIJ komisariat Fukuoka, Bapak Angga Prayoga mewakili keluarga besar PPIJ Fukuoka mengucapkan terima kasih kepada bapak Nurdin Abdullah yang telah berkenan hadir. Pemaparan dari Bapak Nurdin Abdullah pun mulai mengalir, dimulai dari pengalaman beliau ketika masih berstatus mahasiswa di Kyushu University, perjalanan beliau membangun Kabupaten Bantaeng yang memiliki luas wilayah paling kecil di Sulawesi Selatan (0.8% dari luas Sulawesi Selatan), kondisi Bangsa Indonesia saat ini, serta motivasi dan harapan beliau kepada Pelajar Indonesia yang telah mendapat kesempatan sekolah diluar negeri, khususnya Jepang. Hasil pembangunan yang telah dicapai saat ini khususnya di kabupaten Bantaeng menuai decak kagum peserta. Bagaimana beliau mengubah

kabupaten tempat beliau mengabdi dari sebuah kabupaten kecil yang tidak dikenal, sampai menjadi kota yang dikenal dunia karena kemajuannya di berbagai bidang. Dan semua itu dicapai dengan tekad dan kerja keras, karakter yang beliau warisi dari tempaan kehidupan di Jepang, saat menempuh pendidikan Master program dan Doctoral program beliau di Kyushu University, dua puluh tahun silam. Belajar bahasa Jepang, berinteraksi dengan mahasiswa Jepang di lingkungan kampus maupun masyarakat Jepang diluar kampus, terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial baik yang diadakan oleh komunitas Indonesia maupun masyarakat Jepang itu sendiri merupakan komposisi dasar dalam membangun jaringan.

Selain berniat melanjutkan pendidikan, Beliau berangkat ke Jepang juga membawa suatu niat suci untuk membangun daerahnya sekembalinya nanti, melalui aplikasi keilmuan beliau. Enam tahun menikmati atmosfir kehidupan di Jepang, membuat beliau sadar bahwa kunci kesuksesan orang Jepang adalah sikap disiplin terhadap waktu. Budaya jepang yang telah mewarnai kehidupan beliau dan yang perlu kita tiru serta terapkan dalam kehidupan kita adalah: (1) Kerja keras; sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Sebagai contoh , pulang cepat dari tempat kerja atau kampus adalah sesuatu yang bisa dibilang “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan maupun kantor pemerintahan. (2) Malu; Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Orang jepang malu bila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum. Malu bila menganggu kenyamanan
orang lain dan lingkungannya. (3) Hidup hemat; Orang Jepang terbiasa hidup hemat dalam keseharian. Dalam berbagai bidang kehidupan, orang Jepang menampakkan sikap anti konsumerisme berlebihan. (4) Inovatif; Dalam hal ini Jepang bukan bangsa penemu melainkan, mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. (5) Pantang menyerah; Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. (6) Kerjasama kelompok (Tim work); Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Sebagaimana dalam kegiatan laboratorium, tidak mengedepankan hasil yang dicapai,
namun bagiamana cara mencapainya dan kerjasama menjadi keharusan dalam hal ini. Nilai – nilai dasar inilah yang diterapkan Bapak Nurdin Abdullah ketika mengetahui bahwa PAD kabupaten yang dipimpinnya relatif kecil dibanding dengan kabupaten lainnya, sedangkan disisi lain desakan dari kelompok tertentu yang menginginkan hasil pembangunan yang instant. Segala usaha pun dijalani termasuk memanfaatkan jaringan di Negara Jepang yang telah beliau rintis. Perlahan-lahan pembangunan di daerahnya menggapai capaian capaian yang menggembirakan. Budaya ini juga beliau aplikasikan dalam menjalankan roda pemerintahannya dengan membangun tim work yang tangguh. Organisasi pemerintahan bisa berjalan efisien dan terarah. Pengalaman menjabat Presiden Direktur di tiga perusahaan Jepang
yang mengaplikasikan budaya tim work dalam mencapai tujuan akhir merupakan investasi berharga beliau.

Konsep melayani dengan hati beliau terapkan dalam kesehariannya. . Dengan mengetahui inti permasalahan dalam masyarakat dan melalui perencanaan sistem yang matang maka target pembangunan akan dicapai. Bagi masyarakat Bantaeng, bertemu dengan Bupati dan menumpahkan uneg-uneg dan segala permasalahan hidup dengan mudah bisa dilakukan dan tanpa protokoler.

Bupati yang berlatar belakang keahlian dibidang pertanian ini juga telah menyentuh dengan professional potensi pertanian di wilayahnya. Peningkatan produksi benih, penangkaran benih jagung hibrida, pengembangan talas, strowberi, apel, buah naga, daikon, dan agrowisata telah dirasakan oleh masyarakatnya. Dalam materi kuliah umum kali ini beliau juga berbagi pengalaman dalam perencanaan pembangunan di daerahnya. Yakni pembangunan di tiga zona pengembangan yaitu, zona pesisir, zona dataran rendah, dan zona pegunungan. Perubahan fungsi lahan daerah pesisir menjadi salah satu program kabupaten yang sangat berhasil dan mendapat beberapa apresiasi dari berbagai kalangan dan menjadi tagline New Bantaeng. Berdasarkan kinerja pembangunan kesehatan, beliau memaparkan bahwa terjadi penurunan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) , angka gizi buruk (AGB), dan Penyakit menular DBD & Diare periode tahun 2008 – 2012. Kinerja beliau ditunjang dengan program layanan public bidang kesehatan, seperti kehadiran Brigade Siaga Bencana (BSB).

Kuliah umum ini terlihat sangat interaktif ditandai dengan antusiasme para peserta dalam tanya jawab. Beberapa pertanyaan yang muncul diantaranya dari Bapak Fritz Ahmad Nuzir, mahasiswa Kitakyushu University, menanyakan tentang bagaimana meng-edukasi masyarakat dan jajaran pelaku pemerintahan sehingga muncul kesadaran mereka untuk ikut mendukung program pemerintah. Menurut Ayah dari tiga orang anak ini, semua harus diawali dengan niat yang tulus, tanpa mengedepankan kepentingan pribadi. Karakter dasar bangsa Jepang yang pantang berbohong juga memotifasi beliau dalam masyarakat dan jajaran pemerintahannya. Resep yang paling mujarab menurut beliau adalah keteladanan seorang pemimpin. maka keteladanan menjadi sikap yang harus dijunjung dalam kehidupan sehari-harinya. Bagi para pejabat dijajaran pemerintahan beliau, edukasi dilakukan dengan megajak berkunjung ke Jepang untuk melihat secara langsung bagaimana para pelayan publik di negeri Jepang dalam menjalankan tugasnya melayani masyarakat dengan penuh rasa tanggung jawab dan penuh hormat. Kunjungan ini sekaligus untuk memperlihatkan secara langsung keberhasilan pembangunan di Jepang sehingga wawasan mereka bertambah dan mindset berubah dengan kesadaran masing-masing.

 Pertanyaan dari Bapak Naldi , mahasiswa Kyushu Institute Technology, mengenai model uji kelayakan yang bagaimana yang telah diterapkan bapak Nurdin Abdullah untuk menyaring para SKPD dan pemegang jabatan strategis di lingkup pemerintahannya. Bupati yang tidak memiliki latarbelakang politik ini pun memaparkan bahwa sebelum penempatan posisi jabatan strategis, uji kelayakan pegawai dilakukan menggunakan jasa Intitute Pemerintahan Jatinangor,Bandung. Disamping itu uji kelayakan juga melibatkan para tokoh masyarakat di daerahnya sehingga yang terpilih nantinya tidak hanya orang-orang yang ahli dibidangnya dan memiliki integritas yang baik tapi juga memiliki moral yang tinggi.

Diakhir pemaparannya beliau berpesan kepada para peserta untuk mencermati kondisi bangsa Indonesia saat ini dengan potensi sumber daya alam yang besar , maka sangat dibutuhkan orang –orang yang punya integritas untuk membangun bangsa kedepan.. Beliau memotivasi peserta untuk membulatkan tekad, untuk bersama-sama membangun bangsa, kita semua harus optimis untuk Indonesia yang lebih baik.. Kesempatan studi yang secara umum tiga tahun, sangat cukup untuk memperdalam bahasa Jepang dengan memperbanyak interaksi dengan masyarakat Jepang. Tidak lupa beliau juga mengingatkan para peserta untuk mulai membangun jaringan usaha (Networking) yang akan sangat berguna dimasa yang akan datang.

Sesi pertanyaan pun berakhir dilanjutkan dengan pemberian ucapan terima kasih dari Pengurus PPIJ komisariat Fukuoka. Waktu tiga jam tak terasa mengalir begitu cepat menyisakan senyum optimis dan buncahan semangat baru untuk membangun bangsa didada para peserta. Berbagai tunas-tunas ide mulai bergelayut di kepala, menanti saat merealisasikannya. Terima kasih Pak, telah berbagi pengalaman, semangat dan inspirasi kepada kami. Semoga Bapak Nurdin Abdullah tetap amanah menjalankan tugasnya, dan menjadi penyemangat bagi banyak masyarakat Indonesia yang pesimis. Ternyata Indonesia masih memiliki banyak insan yang masih peduli dan bekerja dengan hati untuk kejayaan Indonesia. (*)

Sumber: http://makassar.tribunnews.com/2014/04/21/nurdin-abdullah-beri-kuliah-umum-di-jepang