BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Kearifaian Lokal Papua Belum Mendunia

Kearifan Lokal Papua Belum Mendunia
Cenderawasih (Uncen) Jayapura pada 3 Maret 2014 (hari ini), salah satu topik yang menarik adalah mengenai hukum adat dan kearifan lokal di era globalisasi yang nantinya disampaikan oleh Jozh Mansoben, M.Ph.D 
  Terkait dengan itu, Direktur Pasca Sarjana Uncen Jayapura, Prof. DR. Drs. Akbar Silo, MS, mengatakan, kearifan lokal rakyat Papua belum mendunia sehingga perlu diangkat agar menglobal. Ia mengatakan,  Seminar Internasional ini merupakan salah satu kesempatan yang harus dimanfaatkan para pemangku kepentingan untuk menyampaikan ide-ide cermelangnya yang nantinya setidaknya dapat dijadikan sebuah rekomendasi  untuk disampaikan kepada pengambil kebijakan entah itu di Provinsi Papua maupun negara ini untuk diformatkan dalam kebijakan pembangunan untuk direalisasikan.
  “China, Korea dan Jepang kearifan lokalnya saja mendunia, kenapa Papua tidak bisa?. China, Korea dan Jepang mengikuti arus globalisasi, tetapi mereka berangkat dari kearifan lokalnya, karena warga China, Korea dan Jepang kemana-mana, tetapi mereka tetap dengan identitas mereka, sementara Papua tidak ada identitas yang ditunjukkan di luar Papua dan dunia internasional,” ungkapnya kepada Bintang Papua, di Kampus Uncen Abepura, Jumat, (28/2).
  Menurutnya, globalisasi itu sebenarnya berangkat dari kearifan lokal dari orang-orang barat yang mana menemukan, menciptakan dan mengusai informasi komunikasi, lantas mereka menggunakan itu untuk mentransformasi kearifan lokalnya ke seluruh dunia. Nah, kenapa Papua tidak seperti itu dengan memanfaatkan teknologi dan informasi komunikasi yang ada untuk mengglobalkan kearifan lokalnya yang begitu unik ke dunia internasional.
  “Tarian Korea yang namanya Gamnastail, sampai ke Gedung Putih Senat Amerika Serikat, kenapa kita tidak bisa. Budaya India juga mengglobal. Kalau Tarian Yospan katanya hanya mengglobal sampai di Lapangan Mandala saja,” tandasnya lagi.
  Untuk itulah,  diharapkan kedepannya Indonesia khususnya Papua tidak lagi mencontohi hasil karya dunia luar, tetapi menjadi contoh bagi dunia luar dalam kekhasan kearifan lokalnya, dan yang pastinya Papua menjadi terkenal di dunia internasional.
  Pada kesempatan itu, dirinya mengharapkan agar Gubernur Lukas Enembe, SIP,MH selaku pengambil kebijakan dapat hadir dalam seminar itu untuk menyampaikan pokok-pokok pikiran mengenai kebijakan pembangunan di Papua, apalagi Gubernur Lukas Enembe sedang memperjuangkan program gerakan Gerbang Hasrat dan program Prospek (program rencana strategis pembangunan ekonomi dan kelembagaan kampung), dan siapa tahu dapat dijadikan sebagai pokok rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti gubernur dalam realisasi kebijakan pembangunan pada akhirnya bisa mengudara sampai di dunia internasional.
  “Kami ingin seminar internasional kali ini menghasilkan sesuatu tindaklanjut. Kami harus bentuk tim untuk menindaklanjuti ini untuk menyampaikan hasil rekomendasi ini kepada siapa saja yang mempunyai kewenangan untuk merubah dunia ini, termasuk cendekiawan, agar kita tidak terus menerus berada dalam dinamika yang terombang-ambing,” pungkasnya.(Nls/don/L03)

Cenderawasih (Uncen) Jayapura pada 3 Maret 2014 (hari ini), salah satu topik yang menarik adalah mengenai hukum adat dan kearifan lokal di era globalisasi yang nantinya disampaikan oleh Jozh Mansoben, M.Ph.D 

  Terkait dengan itu, Direktur Pasca Sarjana Uncen Jayapura, Prof. DR. Drs. Akbar Silo, MS, mengatakan, kearifan lokal rakyat Papua belum mendunia sehingga perlu diangkat agar menglobal. Ia mengatakan,  Seminar Internasional ini merupakan salah satu kesempatan yang harus dimanfaatkan para pemangku kepentingan untuk menyampaikan ide-ide cermelangnya yang nantinya setidaknya dapat dijadikan sebuah rekomendasi  untuk disampaikan kepada pengambil kebijakan entah itu di Provinsi Papua maupun negara ini untuk diformatkan dalam kebijakan pembangunan untuk direalisasikan.

  “China, Korea dan Jepang kearifan lokalnya saja mendunia, kenapa Papua tidak bisa?. China, Korea dan Jepang mengikuti arus globalisasi, tetapi mereka berangkat dari kearifan lokalnya, karena warga China, Korea dan Jepang kemana-mana, tetapi mereka tetap dengan identitas mereka, sementara Papua tidak ada identitas yang ditunjukkan di luar Papua dan dunia internasional,” ungkapnya kepada Bintang Papua, di Kampus Uncen Abepura, Jumat, (28/2).

  Menurutnya, globalisasi itu sebenarnya berangkat dari kearifan lokal dari orang-orang barat yang mana menemukan, menciptakan dan mengusai informasi komunikasi, lantas mereka menggunakan itu untuk mentransformasi kearifan lokalnya ke seluruh dunia. Nah, kenapa Papua tidak seperti itu dengan memanfaatkan teknologi dan informasi komunikasi yang ada untuk mengglobalkan kearifan lokalnya yang begitu unik ke dunia internasional.

  “Tarian Korea yang namanya Gamnastail, sampai ke Gedung Putih Senat Amerika Serikat, kenapa kita tidak bisa. Budaya India juga mengglobal. Kalau Tarian Yospan katanya hanya mengglobal sampai di Lapangan Mandala saja,” tandasnya lagi.
  Untuk itulah,  diharapkan kedepannya Indonesia khususnya Papua tidak lagi mencontohi hasil karya dunia luar, tetapi menjadi contoh bagi dunia luar dalam kekhasan kearifan lokalnya, dan yang pastinya Papua menjadi terkenal di dunia internasional.

  Pada kesempatan itu, dirinya mengharapkan agar Gubernur Lukas Enembe, SIP,MH selaku pengambil kebijakan dapat hadir dalam seminar itu untuk menyampaikan pokok-pokok pikiran mengenai kebijakan pembangunan di Papua, apalagi Gubernur Lukas Enembe sedang memperjuangkan program gerakan Gerbang Hasrat dan program Prospek (program rencana strategis pembangunan ekonomi dan kelembagaan kampung), dan siapa tahu dapat dijadikan sebagai pokok rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti gubernur dalam realisasi kebijakan pembangunan pada akhirnya bisa mengudara sampai di dunia internasional.

  “Kami ingin seminar internasional kali ini menghasilkan sesuatu tindaklanjut. Kami harus bentuk tim untuk menindaklanjuti ini untuk menyampaikan hasil rekomendasi ini kepada siapa saja yang mempunyai kewenangan untuk merubah dunia ini, termasuk cendekiawan, agar kita tidak terus menerus berada dalam dinamika yang terombang-ambing,” pungkasnya.(Nls/don/L03)

Sumber: http://bintangpapua.com/index.php/lain-lain/k2-information/halaman-utama/item/13613-kearifan-lokal-papua-belum-mendunia