BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Akademisi: Masyarakat Ekonomi ASEAN Perlu Terus Disuarakan

Akademisi: Masyarakat Ekonomi ASEAN Perlu Terus Disuarakan
AntaraAntara – 19 jam yang lalu

Yogyakarta (Antara) - Keikutsertaan Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 perlu terus disuarakan, karena masih belum populer di masyarakat, kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Erwan Agus Purwanto.

"Jangankan masyarakat luas, kalangan akademisi saja masih belum banyak yang konsern mengenai hal itu. Padahal mau tidak mau sebentar lagi mereka akan menghadapinya," kata Erwan di Yogyakarta, Minggu.

Menurut Erwan, saat Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 berlangsung, Indonesia akan menjadi target penting bagi negara-negara ASEAN lainnya.

Hal itu, menurut dia, dipicu dari prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus membaik.

"Dengan `Gross Domestic Product (GDP)` terbesar di ASEAN, Indonesia akan menjadi target dari Malaysia, Thailand, Singapura serta negara ASEAN lainnya untuk merebut pangsa pasar Indonesia yang besar," katanya.

Pemerintah, menurut dia, perlu segera menyusun peta strategis untuk membangun kesiapan masyarakat menghadapi persaingan global negara-negara ASEAN itu.

"Januari 2015 kita sudah masuk MEA. Pemerintah diharapkan dapat bertindak cepat mempersiapkan itu. Jangan sampai hanya terbuai dengan `hajatan besar` Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014. Presiden terpilih nantinya juga tidak memiliki waktu banyak mempersiapkan itu," katanya.

Apalagi, menurut Erwan, keikutsertaan Indonesia dalam MEA tidak hanya berimplikasi pada aspek ekonomi, namun juga pada aspek sosial, budaya, dan politik.

"Nanti setiap individu di ASEAN memiliki kebebasan mobilitas. Mereka bisa mencari kerja dari negara satu ke negara lainnya di ASEAN. Tidak perlu lagi memiliki visa dan paspor," katanya.

Pemerintah pusat dan daerah perlu bersinergi mempersiapkan diri. Pemerintah daerah perlu membantu pemerintah pusat, misalnya dengan melindungi pertahanan ekonomi lokal masing-masing.

"Contoh sederhananya, misalnya di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bantul cukup cerdas membuat regulasi-regulasi yang tidak melanggar peraturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), namun juga mampu memproteksi ekonomi lokal. Misalnya dengan mempersulit perizinan pasar modern," katanya.

Erwan menambahkan, selain pemerintah, kalangan akademisi serta media massa juga memiliki peran yang sangat penting untuk terus menyuarakan MEA 2015 kepada masyarakat.(fr)

Sumber: http://id.berita.yahoo.com/akademisi-masyarakat-ekonomi-asean-perlu-terus-disuarakan-080447415.html