BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Warga Jerman Raih Kalpataru

Warga Jerman Raih Kalpataru
Selasa, 16 Desember 2014 09:06 WITA

POS-KUPANG.COM, TAMBOLAKA --- Lukas Wuensch, pria berkebangsaan Jerman, menerima Kalpataru dari Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD). Penghargaan lingkungan hidup diberikan atas jasanya menjaga lingkungan di Oro, Desa Pogo Tena, Kecamatan Loura.

Berbicara dalam bahasa Indonesia yang masih terbata-bata, suami dari Fransiska Lali yang akrab disapa Bapa Noni ini menuturkan bahwa dia menerima penghargaan pemerhati lingkungan kategori penyelamat lingkungan.

Penghargaan diserahkan Sekretaris Daerah Kabupaten SBD, Drs. Antonius Umbu Zaza, M.Si mewakili Bupati SBD, Markus Dairo Talu, S.H, Sabtu (3/11/2014) lalu.

Meski tidak menyangka, Bapa Noni yang sudah enam tahun menetap di SBD menyatakan senang dengan penghargaan yang diterimanya.

"Ini penghargaan lingkungan pertama yang saya terima. Saya senang. Terima kasih kepada pemerintah yang telah memperhatikan warga yang peduli lingkungan," kata Bapa Noni saat ditemui di Oro, Sabtu (29/11/2014).

Baginya, penghargaan ini sebagai pertanda pemerintah mulai buka mata dan peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup. "Ini pertanda pemerintah sudah membuka mata terhadap kelestarian lingkungan. Saya mensyukuri penghargaan ini," ujarnya.

Sejak menempati Pantai Oro, ayah dari Noni, Elza dan Zora ini menanam aneka tanaman di antaranya kesambi, asam, kadondong hutan, jati putih dan mahoni. Tanaman tersebut dinilainya cocok dengan tanah Oro. Kini, lingkungan Oro semakin asri dengan rimbunnya pepohonan hijau.

"Apa yang saya lakukan selama ini bukan bertujuan untuk mendapat penghargaan tapi karena saya cinta lingkungan," kata pemilik Oro Beach Bungalows ini.

Dia juga memaknai penghargaan yang diterima sebagai tanggung jawab.

"Saya memaknainya sebagai sebuah tanggung jawab yang besar untuk menjaga dan melestarikan lingkungan di SBD. Menjadi beban bagi saya karena saya harus menjadi pioner dalam menjaga lingkungan. Saya akan terus melakukannya," tekadnya.

Bapa Noni mengungkapkan hasil pencermatannya terhadap lingkungan SBD. Dikatakannya, sebelum tahun 2012 terjadi penurunan sampah. Namun di atas 2012, sampah semakin menumpuk. Warga membuang sampah sembarangan karena tidak ada tempat pembuangan sampah umum.

"Sudah waktunya SBD dilengkapi dengan tempat sampah di tempat-tempat umum. Selain itu ada tempat pembuangan dan pengolahan sampah. Warga juga harus disadarkan agar membuang sampah pada tempatnya. Kampanye tentang lingkungan yang bersih harus terus digalakkan," katanya.

Selain itu, dia mengimbau agar warga tidak membakar hutan, jangan menembak burung dan jangan bom ikan. Karena kegiatan seperti itu merusak lingkungan. "Kita harus menghormati alam. Jika tidak akan membinasakan diri kita sendiri," ujar Bapa Noni.

Bapa Noni tidak sendirian menerima penghargaan Kalpataru. Dia bersama tujuh warga lainnya. Mereka adalah, Melkianus Dama (Desa Mila Ate, Kecamatan Wewewa Selatan), Kornelis Tanggela (Desa Omba Rade, Wewewa Tengah) dan Eduard Nixon Dangga Loma (Desa Kalembu Ndara Mane, Wewewa Timur).

Juga Yulius Ambi Tanggu (Desa Wali Ate, Kecamatan Wewewa Barat), Simon Bengo Honggu (Desa Walandimu, Kodi Bangedo), Philipus Bulu (Desa Reda Pada, Wewewa Barat) dan Drs. Daud Umbu Moto (Desa Pogo Tena, Loura).

Penghargaan yang diberikan dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan hidup di SBD. Ada tiga kategori, yaitu perintis lingkungan, penyelamat lingkungan dan pembina lingkungan.

Adapun kegiatan yang sudah penerima penghargaan, melakukan penyelamatan lingkungan dengan kegiatan penghijauan kembali Pantai Oro dengan tanaman evergreen serta tanaman kesambi, asam, mengkudu, jati, ketapang, mangga pada lahan seluas tiga hektar.

Sumber: http://kupang.tribunnews.com/2014/12/16/warga-jerman-raih-kalpataru

Related-Area: