BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Wagub: Angka Kemiskinan di Maluku Mulai Turun

Thursday, 18 December 2014
Dari Pertemuan Tahunan BI
Wagub: Angka Kemiskinan di Maluku Mulai Turun

Ambon - Angka kemiskinan di Provinsi Maluku saat ini mulai mengalami penurunan dimana pada tahun 2013 berada pada angka 19,1 persen kini turun di kisaran angka 11,1 persen. Itu berarti rata-rata pertahun angka kemiskinan turun sebanyak 2 persen.

Wakil Gubernur Maluku, Zeth Sahuburua, mengaku, untuk menu­runkan angka kemiskinan pertahun cukup berat dikarenakan pertam­bahan tenaga kerja semakin kecil, oleh sebab itu harus ada penciptaan suasana sehingga semuanya dapat tercapai.

“PDRB Maluku sampai dengan tahun 2013 berdasarkan harga yang berlaku sebesar Rp 5,9 triliun dengan pertumbuhan ekonomi 5,14 persen, angka ini rendah dari pertubuhan ekonomi nasional sebesar 5,7 persen,” ujar Wagub dalam Perte­muan Tahunan Bank Indonesia 2014 yang berlangsung di aula Kantor Perwakilan Bank Indonesia Maluku, Rabu (17/12).

Dikatakan, persoalan pada bidang perekonomian juga berdampak pada kecepatan penurunan tingkat kemis­kinan, yakni pada tahun 2013 maluku berhasil memperbaiki posisi relatif pada tingkat nasional, itu berarti laju penurunan kemiskinan lebih cepat dari pada laju penurunan secara nasional, demikian pula dengan tingkat pengangguran Maluku berhasil diturunkan dari 17,99 persen 2004 menjadi 9,75 persen pada tahun 2013 jadi ada penurunan yang signifikan.

Untuk itu SDM perlu dikelola dengan baik demi tercapainya per­eko­nomian Maluku yang berkua­litas sebab bila perekonomian Ma­luku dapat dikelola dengan baik maka dapat nilai tambah sebagai­mana yang diamanatkan oleh UUD 1945 pasal 33 tentang Kemakmuran Rakyat.

“Atas dasar itu, maka posisi kita sekarang bagaimana meningkatkan SDM yang menjadi prioritas Pemda Maluku bersama pihak perbankan yang juga mempunyai peran untuk jadikan ekonomi Maluku yang berkualitas,” tuturnya.

Menurutnya, dengan menurun­kan jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan secara konsisten dan meningkatkan daya beli masyarakat adalah tanggung jawab yang penting dan ini harus direspon secara bersama-sama. Dalam konteks inilah maka per­tumbuhan ekonomi Maluku menjadi penting untuk didiskusikan karena angka-angka yang dirilis dalam pertumbuhan ekonomi Maluku pada dasarnya telah mencerminkan pe­ningkatan aktivitas kegiatan eko­nomi masyarakat.

APPS Maluku

Pada kesempatan itu juga Wakil Gu­bernur Maluku, Zeth Sahuburua juga meresmikan sekaligus melantik pengu­rus  Asosiasi Petani dan Peda­gang Sayur (APPS) di Provinsi Maluku.

“Tercapainya keberhasilan BI Maluku membentuk APPS ini mulai dari pendekatan bersama dengan kita beberapa bulan lalu sehingga tidak disangka hal ini bahwa dapat tercapai dengan baik,” tandasnya.

Diharapkan, jangan hanya sayur yang difokuskan, namun buah-buahan juga harus dapat dibentuk karena rata-rata buah yang ada di Maluku secara keseluruhan berasal dari luar daerah, Manado, Surabaya, Makassar dan Jakarta.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Maluku, Wuryanto mengatakan, pembentukan APPS ini berawal dari komunitas yakni TPID, dimana sesuai dengan hasil rapat TPID telah merekomendasikan bahwa inflasi Ambon khususnya yang terkait dengan sayuran harus digarap bersama sampai tuntas.

Oleh sebab itu, dengan langkah awal bersama-sama dengan Dinas Pertanian Maluku menggarap dan meningkatkan suplai dan menambah lahan sehingga stok sayuran di Ambon tetap ada, namun belum cukup dikarenakan petani sering kali tidak miliki marjin yang baik tentang sayuran sehingga BI terus mem­perkuat lembaga petani ini.

“APPS ini direncanakan akan di­bentuk di kabupaten/kota se-Ma­luku dengan tujuan agar dapat ter­hu­bung informasi surplus defisit sayuran karena di Ambon kekura­ngan sayuran namun didaerah lain­nya bisa kelebihan, sehingga APPS ini dapat dibentuk di daerah lain sehingga dapat mengisi apabila ter­jadi keko­songan,” pungkasnya. (Cr-1)
- See more at: http://siwalimanews.com/post/wagub_angka_kemiskinan_di_maluku_mulai_turun#sthash.Ah2O2YnH.dpuf

Related-Area: