REFLEKSI BUDAYA
Tambora Menuju Forum Dunia
Ikon konten premium Cetak | 11 April 2015
BIMA, KOMPAS — Panitia Forum Budaya Dunia atau WCF 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Dialog "Memory of the Earth" di Pulau Satonda, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, Jumat sampai Minggu (12/4). Dialog yang mengambil momentum 200 tahun meletusnya Gunung Tambora ini hendak merangkum berbagai masukan dari masyarakat yang akan dibawa ke WCF 2016 di Bali.
Budayawan Taufik Rahzen, sebagai ketua panitia dialog refleksi menuju WCF 2016, mengatakan, momen meletusnya Gunung Tambora 1815 dikenang orang dengan berbagai cara. Panitia WCF memilih untuk berefleksi bersama masyarakat, pameran foto "Tambora Tersenyum" oleh Gusti Dibal, dan suguhan musik tentang penyatuan manusia dan alam oleh Ayu Laksmi. Momen 200 tahun Tambora ingin dijadikan titik nol untuk memajukan peradaban dan membuat warga Tambora tersenyum.
"Untuk membawa isu Tambora ke pentas dunia lewat WCF, kita butuh orang yang terpilih, terpanggil, terhubung, dan terjaga," papar Taufik pada pembukaan dialog, Kamis (9/4).
Selain peristiwa Tambora 1815, ada momen Konferensi Asia Afrika pada 18-24 April 1955 di Bandung. Refleksi terhadap peristiwa-peristiwa bersejarah yang membangun kebudayaan dan peradaban Indonesia ini penting untuk dibahas dan dibawa ke pentas budaya dunia.
Menurut pemikir kebudayaan dari Bima, Marewo, masyarakat Tambora pernah memiliki bahasa sendiri yang membentuk perilaku budaya yang khas. Ini menjadi salah satu gagasan untuk memaknai Tambora dari sisi budaya bahasa. Bagi Direktur Pengembangan Daya Tarik Wisata Kementerian Pariwisata Azwir Malaon, Tambora berpotensi dikembangkan sebagai tujuan wisata. (IVV)
Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/04/11/Tambora-Menuju-Forum-Dunia
- Log in to post comments
- 192 reads