Palu (antarasulteng.com) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Tengah akan memperluas areal tambak percontohan sistem budidaya udang vanamei supra intensif Indonesia pada 2014 ini setelah sukses mereplikasi teknologi itu pada 2013 di dua lokasi berbeda.
"Tahun ini kami akan membangun sebuah tambak percontohan baru di Desa Kampal, Kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, kira-kira ukuran 20x20 meter. Anggarannya sedang disusun," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perbenihan DKP Sulteng Hri B. Susilo saat dihubungi usai panen persial kedua tambak percontohan 2013 di Desa Kampal, Minggu.
Ia belum merinci berapa dana pembangunan tambak percontohan yang baru ini, kecuali menyebutkan akan dibiayai APBD Sulteng 2014 dan hasil produksinya akan menjadi sumber penerimaan asli daerah (PAD).
Sistem budidaya udang vanamei berteknologi supra intensif Indonesia temuan Dr Ir Hasanuddin Atjo ini mulai direplikasi UPTD Perbenihan DKP Sulteng pada dua kolam bulat masing-masing berukuran 100 meter persegi pada Juni 2013.
Pada uji coba pertama dengan menebar 114.000 benih di kedua kolam itu, total produksi yang dihasilkan adalah 2.066 kilogram dengan panen parsial sebanyak tiga kali. Ukuran udang yang dihasilkan adalah 132 ekor/kilogram pada panen parsial pertama sedangkan panen parsial kedua ukuran 82 sedangkan parsial ketiga ukuran 65 dengan usia panen 105 hari.
Ujicoba dilanjutkan November 2013 pada kedua kolam namun kepadatan benih diturunkan menjadi 85.000 ekor dan hasilnya lebih menggembirakan karena pada panen parsiaal pertama menghasilkan 620 kilogram udang vanamei dengan ukuran 85 dan panen parsial kedua pada Sabtu (22/2) menhasilkan 570 kg dengan ukuran 55 ekor/kg.
"Kami berharap, pada panen terakhir pada dua pekan ke depan akan menghasilkan 1.000 kg lagi dengan ukuran 44, sehingga total panen akan mencapai sekitar 2.200 kg," ujar Kadek, penanggung jawab operasional proyek percontohan tersebut.
Kadek menyebutkan, pada uji coba tahap kedua ini, meskipun total produksi tidak berbeda jauh dibanding ujicoba tahap pertama, namun terdapat efisiensi dari penggunaan pakan sampai 30 persen dan ukuran udang lebih besar sehingga harganya lebih mahal.
"Para uji coba tahap pertama kami menghabiskan pakan sampai tiga ton. Pada tahap dua, sampai saat ini baru habis dua ton. Sampai panen parsial ketiga, penggunaan pakan diperkirakan paling bayak 2,3 ton," ujarnya.
Dari segi ukuran udang, Kadek menyebutkan, pada tahap dua ini kebanyakan hasil panen akan berukuran 40 yang harganya saat ini rata-rata Rp100.000/kg, sedngkan pada tahap pertama, ukuran udang umumnya 70 yang harganya hanya sekitar Rp70.000.
Selain di Desa Kampal, DKP Sulteng juga membangun tambak percontohan lainnya di Kelurahan Mamboro Kota Palu dengan kepadatran benih 400.000 ekor dan diharapkan akan tuntas dipanen akhir Pebruari 2014 dengan total produksi diperkirakan mencapai 6.000 kg.
Kepala DKP Sulteng Hasanuddin Atjo pada kesempatan terpisah mengemukakan bahwa pada 2014 ini, daerahnya akan mencatat loncatan produksi udang yang sangat signifikan setelah sukses mereplikasi teknologi budidaya supra intensif Indonesia.
"Kami berharap segera ada pengusaha swasta di daerah ini yang terlibat mengembangkan sistem budidaya yang terbukti sangat intensif dan ramah lingkungan ini," ujarnya. (R007)
Sumber: http://www.antarasulteng.com/berita/13228/sulteng-perluas-areal-budidaya-udang-supra-intensif
- Log in to post comments
- 501 reads