BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Sulsel Siap Pasok 200 Ton Beras Premium

Tue,04 February 2014 | 09:59
Sulsel Siap Pasok 200 Ton Beras Premium

MAKASSAR, FAJAR - Indonesia diserbu beras impor. Alasannya, beras dari luar itu berjenis premium dan dibutuhkan oleh kalangan warga asing. Namun ternyata daerah juga punya. Sulsel misalnya.

Kepala Bulog Divre VII Sulselbar, Tommy S Sikado tidak setuju bila beras premium di Indonesia dianggap langka. Menurut dia, beras kelas satu dari Sulsel saja mampu memenuhi kebutuhan sejumlah provinsi di tanah air. 
"Beras Sulsel over produksi. Setiap tahun kita surplus beras," tegas Tommy, Senin, 3 Februari.

Dia menjelaskan, stok beras premium Sulsel saat ini mencapai 100-200 ton per tahun. Kualitas beras jenis premium tidak memiliki patahan. Produksi beras premium Sulsel disebut mampu menyuplai perdagangan antar Divre Bulog di kawasan Timur Indonesia.

"Nilai dari beras premium ini per kilo mencapai Rp8.000-9.000 per kilogram. Bulog bekerjasama dengan pengusaha supermarket dan pedagang penyuplai untuk memasarkan sehingga stoknya terjaga," ujarnya.

Khusus untuk penyerapan beras medium saat ini mencapai 210 ton. Tahun ini ditargetkan penambahan hingga 490 ton. "Beras medium ini memiliki kelas yang hampir sama dengan premium, cuma berbeda dalam kualitas buliran beras saja," tambahnya.

Harga beras medium hanya Rp6600 per kilogram. Sedangkan beras premium mencapai Rp9.000 per kilogramnya," imbuhnya.

Pengamat Ekonomi Universitas Hasanuddin, Muhammad Ali mengatakan kebijakan impor beras harus ditinjau ulang. Harus ada aturan yang jelas agar pasar dalam negeri tidak terganggu.

"Kebijakan impor beras itu untuk meredam harga pasar yang bergejolak,. Namun impor beras ini mengakibatkan petani terjepit akibat beras lokal tidak bisa bersaing dari segi harga," tutur Ali.

Guru besar Fakultas Ekonomi Unhas itu berpendapat, impor beras tak perlu dilakukan saat ini. Harus ada perbaikan tata niaga beras terlebih dahulu agar tidak terjadi gejolak harga di pasar.

"Negara kita ini merupakan lumbung beras, kenapa harus ada impor. Khusus Sulsel misalnya, mampu menyuplai pasar beras untuk Kawasan Timur Indonesia (KTI)," tandasnya.

Beberapa waktu belakangan, kisruh soal beras impor menjadi isu hangat. Ditengarai beras yang sebagian didatangkan dari Vietnam itu untuk "menjamu" warga asing. Baik itu wisatawan maupun pejabat negara yang berkunjung ke Indonesia. (m04/zul)

Sumber: http://www.fajar.co.id/bisnisekonomi/3118801_5664.html