BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Stok Pangan Membaik Pelayaran di Maluku dan NTT Mulai Normal

Stok Pangan Membaik
Pelayaran di Maluku dan NTT Mulai Normal

AMBON, KOMPAS — Kelangkaan sejumlah bahan pokok di Ambon, Maluku, selama dua pekan terakhir segera teratasi. Pasalnya, pasokan bahan pokok dari Jawa Timur tiba di Ambon pada Kamis (12/6) siang menggunakan kapal laut. Barang yang dibongkar, antara lain, beras, telur, bawang merah, kacang tanah, dan sayuran-sayuran.

Berdasarkan pantauan Kompas di Pelabuhan Peti Kemas Yos Sudurso, Ambon, Kamis, para buruh sibuk memindahkan bahan pokok itu dari peti kemas ke truk guna diangkut ke tempat penyimpanan sebelum dijual di sejumlah pasar tradisional. Jawa Timur merupakan satu dari tiga daerah utama pemasok bahan pokok untuk Provinsi Maluku. Dua provinsi lainnya Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.

Amin, salah satu pemilik barang, memperkirakan, barang-barang itu mulai dipasarkan Jumat ini. Bahan pokok itu tidak akan ditimbun di gudang dalam waktu lama. ”Barang yang baru pun terus dikirim dari Manado dan Makassar,” ujar dia.

Berkurangnya jumlah bahan pokok di sejumlah pasar di Kota Ambon selama dua pekan terakhir membuat harga melonjak. Tomat naik Rp 5.000 menjadi Rp 24.000 per kg. Bawang merah dijual Rp 28.000 per kg atau naik hampir Rp 5.000.

Kedatangan kapal itu seiring membaiknya cuaca sehingga Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Ambon membuka kembali izin berlayar pada Kamis. Izin itu diperbarui setiap hari mengingat cuaca sewaktu-waktu berubah.

Para penumpang mulai memadati Pelabuhan Slamet Riyadi, Ambon, sejak Kamis pagi. Mereka yang umumnya tinggal di bagian timur Pulau Seram dan pulau-pulau sekitarnya menggunakan feri milik PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang dijadwalkan melayani rute pelayaran ke daerah itu kemarin.

Abdul Muis Marasabessy, Kepala Bidang Keselamatan Berlayar, Patroli, dan Penjagaan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Ambon, mengatakan, izin berlayar akan diperbarui setiap saat mengingat potensi perubahan cuaca sangat cepat. Perubahan cuaca itu disebabkan Maluku kini tengah memasuki musim hujan.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Meteorologi Pattimura, Ambon, George Maubessy menyampaikan, kecepatan angin di sekitar perairan Pulau Ambon sudah turun hingga di bawah 30 kilometer per jam. Kendati demikian, kecepatan angin berpotensi meningkat karena saat ini angin sedang bergerak dari Maluku bagian tenggara menuju perairan Ambon dan sekitarnya dengan kecepatan di atas 40 kilometer per jam.

Pelayaran feri dan kapal perintis di perairan Nusa Tenggara Timur juga kembali normal setelah satu pekan tidak berlayar akibat gelombang setinggi 3-5 meter. Tumpukan truk pengangkut bahan pokok ke sejumlah kabupaten kepulauan pun tidak kelihatan lagi. Tujuh feri dan enam kapal perintis berbobot di bawah 1.030 gros ton kembali memobilisasi warga dan bahan pokok.

Pegawai PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Kupang, Hermin Welkis, mengatakan, semua feri mulai beroperasi pada Rabu dan Kamis. Hanya feri Cucut yang masuk docking, sedangkan tujuh feri melayani semua rute di NTT. ”Tadi (Kamis) pagi kami memberangkatkan feri ke Rote Ndao, Sabu Raijua, Larantuka, Ende, dan Aimere. Total penumpang sekitar 800 orang, belum termasuk kendaraan roda empat dan roda dua. Tidak ada lagi penumpukan kendaraan di dermaga feri Kupang,” kata Welkis.

Tinggi gelombang laut 2-3 meter masih layak dilalui feri atau kapal perintis berbobot di bawah 1.030 gros ton. (FRN/KOR)

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000007181820