BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

SEBELAS PEREMPUAN MENGUBAH PAPUA

Saturday, 26-04-2014
SEBELAS PEREMPUAN MENGUBAH PAPUA

Oleh: Ismail Murumerei, Timoteus Marten/SULPA

Harap-harap cemas menanti angka yang ditunggu. Ratusan perempuan duduk rapi di ruangan sasana krida, Dok II, Kota Jayapura, Jumat, 25 April 2014, siang.

      Mereka merayakan HUT ke-135 Raden Ajeng Kartini, pahlawan nasional pejuang emansipasi wanita di Indonesia.

     Momen ini juga dijadikan gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP, MH untuk memberikan penghargaan kepada sebelas dari ribuan perempuan Papua.

     Mereka diberi apresiasi karena dinilai mempunyai andil dalam pembangunan, seperti hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), ulayat dan adat, pendidikan, kesehatan, politik, pemberdayaan ekonomi dan isu sosial lainnya.

     Ada aktivis, akademisi, pekerja profesional, rohaniwan, dan pengusaha.

     Kesebelas perempuan itu adalah Dra. Vince Yarangga, aktivis dan pemerhati perempuan, Maria Tokoro Suebu, tokoh pemberdayaan perempuan di kampung, Dra. Welmince Kambuaya tokoh yang konsen pada pendidikan, Prof. Yohana Yembise profesor perempuan Papua pertama, Carolina Cory Kayame pilot pertama perempuan Papua, Martina Carolina Saiya bidan senior.

     Selain itu, ada Sipora Nelci Modouw mantan guru sekolah luar biasa, Dorkas Suebu bidan pertama yang konsen pada bidang kesehatan reproduksi, Pendeta Agustina Iwanggin, Komisaris Polisi Imbo Anita Fabanyo polisi wanita perintis unit percepatan pelayanan perempuan dan anak di Kepolisian Daerah Papua.

     Dalam bidang ekonomi, ada Merry Costavina Yoweny perintis koperasi perempuan Papua dan pengusaha emas dari Nabire.

     “Wanita yang akan mengubah Papua menjadi lebih baik,” kata wakil gubernur Papua, Klemen Tinal, SE, MM.

     “Papua panggil semua perempuan. Ayo, bangkit!” lanjut mantan bupati Mimika ini disertai tepukan tangan meriah para hadirin.

     Ini merupakan torehan sejarah manakala perempuan Papua malah dihadapkan dengan situasi sosio-kultural yang menganut patrilineal. Mereka rentan dengan kekerasan, entah dengan aneka motif.

     Beberapa waktu lalu, Otniel Meraudje, SE, MM Asisten II Kota Jayapura menyoroti tingginya kekerasan terhadap perempuan.

     Karena itu, perlu melibatkan berbagai stakeholder untuk meminimalisir kekerasan terhadap kaum hawa ini.

     Dalam memperingati hari anti kekerasan terhadap perempuan, Kota Jayapura menggelar sosialisasi kebijakan dan strategi terhadap perempuan, kesehatan reproduksi wanita, pencegahan penggunaan narkoba.

     Agaknya semangat Kartini di Papua masih relevan. Kartini berani berjuang untuk bebas dari kungkungan kebodohan, ketertinggalan, marjinalisasi dan intimidasi budaya.

     Beliau mengantarkan perempuan Indonesia, termasuk Papua untuk bebas berkarya, menggapai cita-cita dan terlibat dalam pembangunan.

     Vince Yarangga, aktivis perempuan Papua yang mendapat penghargaan gubernur 2014 menilai, semangat Kartini untuk memperjuangkan emansipasi wanita memang masih relevan di Papua.

     Karena itu, ia berkomitmen untuk memperjuangkan nasib kaum perempuan di Bumi Cenderawasih, terutama untuk terlibat aktif dalam pembangunan di berbagai bidang.

     “Kami mendorong perdasus (peraturan daerah khusus) tentang pemulihan hak-hak dan korban kekerasan terhadap perempuan,” ujarnya.

     Soal ekonomi kerakyatan, Merry C. Yoweny, perintis koperasi dan pengusaha dari Nabire mengatakan, kebangkitan ekonomi ada di tangan perempuan.

     Ia yakin, mama-mama Papua paham soal ekonomi, entah membentuk usaha, organisasi ekonomi, dan lain-lain.

     “Saya pikir kalau kita bicara bangun ekonomi Papua, perempuan adalah langkah pertama,” katanya.

     Ia menilai bahwa pengusaha kecil sekalipun bisa menopang ekonomi keluarga, seperti mama-mama penjual pinang.

     “Saya bicara konteks ekonomi karena ekonomi yang membuat banyak hal terbengkalai di Papua,” kata dia.

     Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Provinsi Papua, Anike Rawar mengatakan, dalam memperingati hari Kartini tahun ini dengan tema, ‘Dengan Semangat Kartini Perempuan di Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera’, semangatnya patut diteladani.

     “Perempuan Papua harus bangkit dan mandiri,” kata Anike. (***)

Sumber: http://suluhpapua.com/read/2014/04/26/sepuluh-perempuan-mengubah-papua/