Program Respek Berakhir, Masyarakat Tunggu Prospek
JAYAPURA - Berkat semangat yang tinggi membangun daerahnya, masyarakat 6 kampung dari 12 kampung yang ada di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua berhasil membangun jalan baru sepanjang 3 sampai 4 km. Pembangunan jalan itu dikerjakan masyarakat sebulan lebih yaitu sejak bulan Februari sampai Maret dengan memanfaatkan dana Respek tahun anggaran 2012 dan 2013.
Kepala Distrik Gome, Zakeus Wakerkwa, S.Sos., mengatakan, kebijakan mengalokasikan dana Respek tahun Anggaran 2012-2013 ini untuk pembangunan infrastruktur jalan ini, sebagai upaya persiapan Distrik Gome yang diusulkan menjadi ibu kota Kabupaten Puncak.
Dikatakan, kebijakan ini diambil setelah menangkap aspirasi masyarakat Gome yang menginginkan ibu kota Kabupaten Puncak yang selama ini berpusat di Ilaga dipindahkan ke Distrik Gome sebagai wilayah yang luas dan strategis.
Hasil kerja keras masyarakat ini lanjutnya membuahkan hasil yang baik, yaitu berhasil membangun jalan baru sepanjang 3 - sampai 4 km. Ke-enam kampung itu, antara lain, Kampung Gome, Wako, Agiyome, Jenggerenok, Upaga dan Kampung Misimaga. Sedangkan 6 kampung lainnya karena letaknya jauh sehingga mereka fokus membangun di daerah masing-masing.
Dikatakan, setelah berhasil membangun jalan, maka dana Respek Distrik Gome sudah selesai, sekarang masyarakat tinggal menunggu dana Program Strategi Pembangunan Kampung yang disingkat Prospek pengganti Respek, sebagai program primadona Gubernur Lukas Enembe dan Wakilnya Klemen Tinal . “Meski kita belum tahu seperti apa Prospek itu, tapi kami harapkan tidak jauh beda dengan Respek yaitu dananya langsung ke masyarakat di kampung-kampung sehingga dapat dirasakan langsung masyarakat, “katanya.
Dijelaskan , dengan selesainya program Respek tersebut, maka saat ini masyarakat Papua termasuk Kabupaten Puncak menunggu action program Prospek yang baru akan dimulai tahun 2014 ini.
Sambil menuggu peluncuran dana Prospek, program PNPM Mandiri tetap berlanjut, bahkan untuk melanjutkan pembangunan jalan dan penataan kota yang akan diarahkan ke Distrik Ilaga kampung Uleme, pihaknya akan memanfaatkan anggaran padat Karya tahun anggaran 2014. Sehubungan dengan itu, maka masyarakat Gome mendesak DPRD dan Pemda Kabupaten Puncak segera mengarahkan anggaran APBD Puncak untuk pembangunan infrastruktur ke Gome, guna mendukung Gome sebagai ibu kota Kabupaten Puncak.
Sekedar diketahui, Distrik Gome terdiri dari 12 kampung dengan jumlah penduduk 27 ribu lebih, Gome merupakan salah satu dari 8 Distrik yang ada di Kabupaten Puncak yang memiliki wilayah cukup luas dan sulit dijangkau.
Keinginan masyarakat agar ibu kota Kabupaten Puncak pindah ke Gome didasarkan pada beberapa pertimbangan. Pertama, awalnya sesuai hasil penelitian UGM, ibu kota Kabupaten Puncak cocoknya di Gome, namun karena kebijakan Kadistrik sebelumnya, sehingga ditempatkanlah ibu kota itu di Distrik Ilaga. Tapi dalam perkembangannya ternyata sejumlah bangunan pemerintah dan jalan di Ilaga mulai retak-retak karena struktur tanahnya labil. Kondisi ini dikhawatirkan mengganggu aktivitas pemerintahan ke depan. Hal ini memicu keinginan masyarakat Gome agar ibu kota pemerintahan itu dipindahkan ke Gome sebagaimana rancangan awalnya.
Alasan kedua, letak Gome yang strategis, struktur tanahnya lebih keras dan wilayah luas sangat cocok dijadikan pusat ibu kota Kabupaten Puncak. Dan untuk merespon itu, masyarakat setempat telah menyerahkan tanah adat mereka sepanjang 7 km sebagai lokasi ibu kota Puncak. (don/don/l03)
JAYAPURA - Berkat semangat yang tinggi membangun daerahnya, masyarakat 6 kampung dari 12 kampung yang ada di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua berhasil membangun jalan baru sepanjang 3 sampai 4 km. Pembangunan jalan itu dikerjakan masyarakat sebulan lebih yaitu sejak bulan Februari sampai Maret dengan memanfaatkan dana Respek tahun anggaran 2012 dan 2013.
Kepala Distrik Gome, Zakeus Wakerkwa, S.Sos., mengatakan, kebijakan mengalokasikan dana Respek tahun Anggaran 2012-2013 ini untuk pembangunan infrastruktur jalan ini, sebagai upaya persiapan Distrik Gome yang diusulkan menjadi ibu kota Kabupaten Puncak. Dikatakan, kebijakan ini diambil setelah menangkap aspirasi masyarakat Gome yang menginginkan ibu kota Kabupaten Puncak yang selama ini berpusat di Ilaga dipindahkan ke Distrik Gome sebagai wilayah yang luas dan strategis.
Hasil kerja keras masyarakat ini lanjutnya membuahkan hasil yang baik, yaitu berhasil membangun jalan baru sepanjang 3 - sampai 4 km. Ke-enam kampung itu, antara lain, Kampung Gome, Wako, Agiyome, Jenggerenok, Upaga dan Kampung Misimaga. Sedangkan 6 kampung lainnya karena letaknya jauh sehingga mereka fokus membangun di daerah masing-masing.
Dikatakan, setelah berhasil membangun jalan, maka dana Respek Distrik Gome sudah selesai, sekarang masyarakat tinggal menunggu dana Program Strategi Pembangunan Kampung yang disingkat Prospek pengganti Respek, sebagai program primadona Gubernur Lukas Enembe dan Wakilnya Klemen Tinal . “Meski kita belum tahu seperti apa Prospek itu, tapi kami harapkan tidak jauh beda dengan Respek yaitu dananya langsung ke masyarakat di kampung-kampung sehingga dapat dirasakan langsung masyarakat, “katanya.Dijelaskan , dengan selesainya program Respek tersebut, maka saat ini masyarakat Papua termasuk Kabupaten Puncak menunggu action program Prospek yang baru akan dimulai tahun 2014 ini.
Sambil menuggu peluncuran dana Prospek, program PNPM Mandiri tetap berlanjut, bahkan untuk melanjutkan pembangunan jalan dan penataan kota yang akan diarahkan ke Distrik Ilaga kampung Uleme, pihaknya akan memanfaatkan anggaran padat Karya tahun anggaran 2014. Sehubungan dengan itu, maka masyarakat Gome mendesak DPRD dan Pemda Kabupaten Puncak segera mengarahkan anggaran APBD Puncak untuk pembangunan infrastruktur ke Gome, guna mendukung Gome sebagai ibu kota Kabupaten Puncak.
Sekedar diketahui, Distrik Gome terdiri dari 12 kampung dengan jumlah penduduk 27 ribu lebih, Gome merupakan salah satu dari 8 Distrik yang ada di Kabupaten Puncak yang memiliki wilayah cukup luas dan sulit dijangkau.
Keinginan masyarakat agar ibu kota Kabupaten Puncak pindah ke Gome didasarkan pada beberapa pertimbangan. Pertama, awalnya sesuai hasil penelitian UGM, ibu kota Kabupaten Puncak cocoknya di Gome, namun karena kebijakan Kadistrik sebelumnya, sehingga ditempatkanlah ibu kota itu di Distrik Ilaga. Tapi dalam perkembangannya ternyata sejumlah bangunan pemerintah dan jalan di Ilaga mulai retak-retak karena struktur tanahnya labil. Kondisi ini dikhawatirkan mengganggu aktivitas pemerintahan ke depan. Hal ini memicu keinginan masyarakat Gome agar ibu kota pemerintahan itu dipindahkan ke Gome sebagaimana rancangan awalnya.
Alasan kedua, letak Gome yang strategis, struktur tanahnya lebih keras dan wilayah luas sangat cocok dijadikan pusat ibu kota Kabupaten Puncak. Dan untuk merespon itu, masyarakat setempat telah menyerahkan tanah adat mereka sepanjang 7 km sebagai lokasi ibu kota Puncak. (don/don/l03)
Sumber: http://bintangpapua.com/index.php/lain-lain/k2-information/halaman-utama/item/13927-program-respek-berakhir-masyarakat-tunggu-prospek