BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Pesona Segi Tiga Emas, Ikon Wisata di Kampung Doyo Lama, Papua

Penulis Kontributor Jayapura, Roberthus Yewen | Editor Pythag Kurniati JAYAPURA,

KOMPAS.com- Lokasi wisata segi tiga emas merupakan ikon wisata yang ada di Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Papua. Ketiga lokasi wisata ini berada di bagian barat Danau Sentani. Disebut segi tiga emas, lantaran Kampung Doyo Lama yang berada tak jauh dari lokasi Danau Sentani ini memiliki tiga spot wisata. Baca juga: Menengok Cantiknya Kampung Yoboi, Desa Wisata di Atas Danau Sentani (1) Ketua Kelompok Sadar Wisata Kampung Doyo Lama, Ricky Pangkatana mengatakan, Kampung Doyo Lama memiliki beberapa lokasi wisata yang disebut sebagai segi tiga emas, yaitu Bukit Teletubies atau Tungkuwiri, Situs Megalitik Tutari dan Tanjung. “Ada segi tiga emas yang menjadi potensi wisata yang didorong menjadi desa wisata yang ada di Kabupaten Jayapura,” katanya kepada Kompas.com, Rabu (06/04/2022). Berikut ini pesona segi tiga emas yang merupakan ikon wisata di Kampung Doyo Lama, Papua:

Bukit Tungkuwiri

Bukit Tungkuwiri atau Teletubies selama ini menjadi primadona wisata yang ada di Doyo Lama. Tak heran jika setiap hari banyak pengunjung yang datang untuk menghabiskan waktu di Bukit Tukuwiri. Sebelumnya, warga yang berkunjung ke Bukit Tungkuwiri tak perlu mengeluarkan biaya alias gratis. Namun dengan penataan lokasi yang dilakukan lebih baik di Bukit Tungkuwiri, maka para pengunjung harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 10.000 sampai Rp 20.000 untuk masuk ke lokasi.

Ricky menjelaskan, sebelum PON XX2021, dilakukan penataan terhadap Bukit Tungkuwiri yang dimulai dari pembangunan tangga-tangga menuju ke puncak oleh Pemerintah Kampung Doyo Lama. Sedangkan, pos penjagaan, WC pria dan wanita, jalan di lokasi wisata dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). “Tempat wisata di Tungkuwiri ini dikelola oleh Pemerintah Kampung Doyo Lama, mulai dari karcis, pembersihan di lokasi wisata dilakukan oleh pemerintah kampung,” katanya.

Untuk naik ke puncak Bukit Tungkuwiri, para pengunjung dan wisatawan harus naik anak tangga sebanyak kurang lebih 180. Hampir sebagian pengunjung yang naik anak tangga harus beristirahat sejenak di pertengahan sebelum naik ke puncaknya. Di sepanjang Bukit Tungkuwiri terdapat empat buah pondok persinggahan yang telah dibangun. Pondok ini biasanya digunakan oleh para pengunjung dan wisatawan untuk beristirahat, sambil menikmati angin sepoi-sepoi dari bagian Danau Sentani.

Ricky mengatakan, pihaknya bersama Pemerintah Kampung Doyo Lama berencana membangun beberapa pondok persinggahan ke arah Bukit Tungkuwiri, sehingga para pengunjung dan wisatawan yang datang berkunjung bisa menggunakannya untuk beristirahat. “Kita akan menambah pondok persinggahan ke arah bukit. Pondok yang dibangun ini akan lebih natural dengan menggunakan kayu dan atapnya menggunakan daun dan alang-alang, sehingga kelihatan tradisional,” ujarnya. Dalam seminggu, ratusan bahkan ribuan pengunjung datang ke Bukit Tungkuwiri. “Dalam seminggu bisa ratusan sampai ribuan pengunjung ke Bukit Tungkuwiri. Paling ramai hari Sabtu dan Minggu,” ucapnya.

Situs Megalitik Tutari
Situs Megalitik Tutari merupakan wisata sejarah tentang masa lalu kehidupan masyarakat yang ada di Danau Sentani, khususnya di Kampung Doyo Lama. Tutari sendiri dalam bahasa Sentani terbagi menjadi dua bagian, tu berarti matahari dan tari berarti lingkaran. Secara harafiah Tutari berarti matahari yang berada di tengah-tengah lingkaran. Situs bersejarah ini merupakan lokasi binaan yang selama ini menjadi pusat perhatian oleh Balai Arkeologi Papua dan Dinas Kebudayaan Provinsi Papua. Di Situs Tutari, tersimpan sejumlah benda-benda prasejarah. Baca juga: Anak Sertu Eka yang Kini Yatim Piatu, Terinfeksi Covid-19 dan Usai Jalani Operasi, Bagaimana Kondisinya? Ada sekitar enam sektor lokasi prasejarah yang ada di Situs Tutari, mulai dari ukiran yang terdapat di berbatuan besar. Ukiran ini berbentuk ikan, kadal, ular, gelang, kapak batu hingga batu tegak atau menhir di bagian terakhir. Penelitian Balai Arkeologi Papua membaginya menjadi enam sektor. Sektor pertama terdapat gambar seperti ikan, kadal, dan sao-soa di berbatuan besar; sektor kedua, merupakan tempat prasejarah yang digunakan pada masa lalu untuk mencukur rambut. Sektor ketiga terdapat gambar ikan, ular dan soa-soa di berbatuan besar; sektor empat terdapat batu kepala raja yang menyerupai manusia; sektor lima terdapat jalan arwah yang menghubungkan antara orang hidup dan orang yang sudah meninggal; dan sektor enam terdapat batu menhir atau batu tegak. Ricky mengatakan, Situs Tutari merupakan lokasi wisata yang menyimpan berbagai prasejarah, terutama kehidupan masyarakat di wilayah Danau Sentani pada masa lalu. “Di Situs Tutari juga tak kala indah dan menarik, sebab memiliki lokasi wisata yang indah, lantaran bisa melihat langsung Danau Sentani dan Gunung Cyclop,” ujarnya.

Jika sebelumnya wisata di Doyo Lama hanya dikenal dengan Bukit Tungkuwiri dan Situs Megalitik Tutari, maka kini bertambah satu spot wisata lagi, yaitu tanjung cinta. Ricky mengatakan, wisata tanjung cinta tidak jauh dari lokasi perkampungan dan dua destinasi wisata lainnya. Tanjung cinta selama ini digunakan sebagai lokasi bertemunya muda-mudi untuk berpacaran dan berbagi kasih sayang. “Tanjung cinta tidak berbentuk love, tetapi sering dan setiap hari muda-mudi berpacaran, sehingga kami menyebut lokasi ini sebagai tanjung cinta,” katanya.

Menurut Rizky, awalnya tanjung cinta ini merupakan lokasi berpacaran bagi para muda-mudi, tetapi karena letaknya yang sangat strategis dan berdekatan langsung dengan Danau Sentani, maka telah dikelola sebagai lokasi wisata di Doyo Lama. “Setiap hari lokasi tanjung cinta di pakai untuk berpacaran, maka kami mulai insiasi dan mengubahnya menjadi lokasi wisata di Doyo Lama,” tuturnya. Hampir setiap hari para pengunjung berdatangan untuk menikmati keindahan alam yang ada di Danau Sentani melalui lokasi wisata bukit cinta yang ada di Doyo Lama. “Ini merupakan objek wisata yang ada di Doyo Lama. Para pengunjung yang datang ke bukit cinta akan disajikan pemandangan yang begitu indah,” ucap Rizky. Baca juga: Siapkan SDM Unggul Papua, Freeport dan Uncen Berkolaborasi Bangun Gedung Pusat Sains Dukungan masyarakat Kehadiran lokasi wisata di Doyo Lama ini menciptakan peluang ekonomi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Terbukti mereka bisa melakukan aktivitas jual beli di lokasi wisata yang ada di Bukit Tungkuwiri. Rizky mengatakan, masyarakat di Doyo Lama sangat mendukung dengan adanya wisata di kampungnya. Karena hal ini dapat mendukung perputaran ekonomi mikro yang ada di kampungnya. Dengan usaha ekonomi mereka dapat menghidupkan keluarganya sehari-hari. Selain itu, menurut Ricky, anak-anak muda di Doyo Lama juga terlihat antusias terlibat aktif dalam menjaga kebersihan lokasi wisata, mengatur parkiran, menjaga keamanan di lokasi wisata segi tiga emas yang ada di Doyo Lama. “Anak-anak muda juga antusias dan terlibat dalam menjaga keamanan di lokasi wisata. Menjaga kebersihan lokasi wisata dari sampah,” tutur pria yang aktif di Komunitas phografer dan videografer ini. Ricky berharap, dukungan masyarakat untuk terus memberikan dukungan terhadap lokasi wisata yang ada di Doyo Lama. Seperti lokasi wisata Bukit Tungkuwiri, Situs Megalitik Tutari dan Tanjung Cinta. “Kami harapkan masyarakat ikut memberikan dukungan terhadap lokasi wisata yang ada di Doyo Lama, melalui lomba desa wisata nasional dan bahkan, bisa terkenal hingga ke luar negeri,” harapnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pesona Segi Tiga Emas, Ikon Wisata di Kampung Doyo Lama, Papua", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2022/04/06/075520178/pesona-segi-tiga-emas-ikon-wisata-di-kampung-doyo-lama-papua?page=3.
Penulis : Kontributor Jayapura, Roberthus Yewen
Editor : Pythag Kurniati

Related-Area: