KONTAN.CO.ID - Persatuan Pengusaha Penggilingan beras dan Padi (Perpadi) mengusulkan kepada pemerintah menggunakan beras dari Sulawesi untuk mengisi beras medium nasional. Untuk mengantisipasi kenaikan harga gabah di Pulau Jawa.
"Kita usulkan kepada pemerintah, sekarang yang panen Sulawesi, segera isi untuk beras medium," ujar Sutarto Alimoeso, Ketua Umum Perpadi (22/9).
Sutarto bilang, harga gabah di Pulau Jawa saat ini sedang tinggi akibat masuknya musim kering. Hal tersebut memang kerap terjadi di musim panen kedua. Panen biasanya berkurang pada masa tersebut.
Pengusaha akan mencari keuntungan dari harga gabah tersebut. Oleh karena itu beras yang berasal dari Pulau Jawa cenderung digunakan untuk beraspremium.
"Karena bahannya sudah mahal itu tidak ngejar kalau dijual dalam bentuk medium, makanya dia jual dalam bentuk premium," terang Sutarto.
Solusi tepat bagi Sutarto adalah dengan memasukkan beras dari Sulawesi untuk kebutuhan beras medium. Harga gabah di Sulawesi dinilai masih lebih rendah bila dibandingkan dengan di Jawa. Harga gabah kering panen (GKP) di Sulawesi masih sekitar Rp 4.100 per kilogram (kg) hingga Rp 4.500 per kg.
Angka tersebut dinilai masih dapat menutup biaya produksi untuk beras jenis medium. Selain itu ongkos kirim pun dinilai masih dapat membuat harga sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras yang sebelumnya diterapkan pemerintah.
Sebagai pengingat, Kementerian Perdagangan telah memberlakukan HET sejak 1 September 2017. Harga beras medium dipatok Rp 9.450 per kg hingga Rp 10.250 per kg. Sementara beras premium dibatasi pada harga Rp 12.800 per kg hingga Rp 13.600 per kg.
Sumber: http://industri.kontan.co.id/news/perpadi-usul-beras-medium-diisi-dari-sulawesi
- Log in to post comments
- 125 reads