BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Pemkab Wajo Sedot Air Danau Tempe untuk Pengairan Sawah Tadah Hujan

Pemkab Wajo Sedot Air Danau Tempe untuk Pengairan Sawah Tadah Hujan
Senin, 5 Mei 2014 11:56 WITA

SENGKANG, TRIBUN-TIMUR.COM - Dalam rangka mengurangi lahan sawah tadah hujan, Pemkab Wajo, Sulsel merencanakan membangun irigasi pompa air, di Desa Bulucepo, Kecamatan Tanasitolo dengan cara menyedot air Danau Tempe melalui saluran pipa dan pompanisasi.

Saat ini, pemerintah melalui Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) tengah melakukan kajian di lapangan serta membuat pra-design dan kelayakan.

"Kami sementara melakukan kajian di lapangan dan sementara menyiapkan pra-design. Pembangunan irigasi pompa di Desa Bulucepo ini sudah menjadi bagian dari masterplan untuk pemanfaatan air Danau Tempe," kata Kepala Dinas PSDA Wajo, Firmansyah Perkesi, melalui, Humas Pemkab Wajo, Hasri AS, Minggu (4/5/2014).

Menurutnya, apabila irigasi pompa di Bulucepo itu terealisasi, diperkirakan sekitar 25.000 hektar sawah tadah hujan di empat kecamatan, yakni Kecamatan Tanasitolo, Majauleng, Takkalalla dan sebagian wilayah Kecamatan Penrang bisa teratasi.

"Dipilihnya Bulucepo karena memang berada pada ketinggian 90 meter di atas permukaan laut. Sementara tempat penampungan nantinya akan dibangun pada ketinggian 60 meter di atas permukaan laut yang kemudian akan disalurkan secara gravitasi melalui saluran pipa ke sawah-sawah," jelasnya.

Diungkapkannya, untuk mengalirkan air dari Danau Tempe tersebut, kata dia, dibutuhkan pompa berkekuatan 250 liter per detik, serta saluran pipa yang terdiri dari pipa pengantar, pipa distribusi dan pipa penyalur. Tiap dua hektar disediakan kran air untuk distribusi air.

"Untuk perkiraan anggaran belum bisa kami taksir karena memang masih dalam tahap kajian dan akan kami usulkan pada anggaran perubahan mendatang," ungkapnya.

Terpisah, Bupati Wajo, Andi Burhanuddin Unru menargetkan pembangunan irigasi pompa di Desa Bulucepo tersebut bisa selesai pada 2016." Itu akan kami perjuangkan. Dan untuk sumber anggaran bisa bersumber dari JICA atau menggunakan dana APBD karena memang program ini termasuk salah satu prioritas dalam pembangunan pertanian di Kabupaten Wajo," kata Burhanuddin Unru.

Terkait pembangunan Bendungan Paselloreng, Bupati mengatakan sudah dalam tahap finalisasi, termasuk proses ganti rugi lahan yang sudah berjalan serta pengukuran jalan setapak." Kita target dalam lima tahun ke depan sawah tadah hujan di Kabupaten Wajo yang saat ini sekitar 64 ribu hektar itu bisa diatasi sekitar 50 persen. Jadi nantinya sisa 32 hektar sawah tadah hujan yang ada di Kabupaten Wajo dari 91 ribu luas total lahan pertanian," katanya.

Sebelumnya, dalam mengairi sawah tadah hujan yang ada di sebagian besar di wilayah timur Kabupaten Wajo, Pemerintah telah memprogramkan pengadaan embung-embung sebanyak 51 titik serta program pompanisasi di beberapa tempat. (*)

Sumber: http://makassar.tribunnews.com/2014/05/05/pemkab-wajo-sedot-air-danau-tempe-untuk-pengairan-sawah-tadah-hujuan