BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Pemerintah Fokus Bangun Bendungan di NTT

INFRASTRUKTUR
Pemerintah Fokus Bangun Bendungan di NTT
Ikon konten premium Cetak | 26 Juli 2015 Ikon jumlah hit 92 dibaca Ikon komentar 0 komentar

KUPANG, KOMPAS — Persoalan kekeringan dan rawan pangan di Nusa Tenggara Timur dapat diselesaikan secara komprehensif jika ketersediaan air irigasi terpenuhi. Oleh karena itu, pemerintah tengah fokus untuk segera menyelesaikan tujuh bendungan di provinsi itu.

"NTT mempunyai masalah besar, yakni ketersediaan air. Dengan kondisi di lapangan yang tandus tidak ada air, sampai kapan pun masalah di sini tidak akan selesai," kata Presiden Joko Widodo, Sabtu (25/7), saat melihat perkembangan pembangunan Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, NTT.

Ikut mendampingi Presiden antara lain Nyonya Iriana Jokowi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, serta Gubernur NTT Frans Lebu Raya.

Menurut Presiden, tujuh bendungan besar di NTT dengan total proyek Rp 5,6 triliun mulai dibangun tahun ini. Alokasi untuk pembangunan Bendungan Raknamo adalah Rp 710 miliar. Selain Raknamo, Bendungan Rotiklod, Kalhua, Napungete, dan Mbay mulai dibangun. Semua bendungan ditargetkan rampung dibangun tiga tahun mendatang.

Proyek Bendungan Raknamo resmi dimulai 20 Desember 2014. Sejauh ini progres pembangunannya telah mencapai 15,76 persen. Sejumlah bukit dipapras dan sudah terlihat gambaran konstruksi bendungan. Terowongan air menembus bukit pun sudah dibangun.

Bendungan Raknamo dibangun di areal seluas 245,4 hektar. Dengan luas genangan 147 hektar, bendungan ini dirancang mampu menampung air sekitar 15 juta meter kubik. Raknamo diharapkan dapat mengairi 1.250 hektar sawah dengan kapasitas penyediaan air baku 0,1 meter kubik per detik.

Pembangunan Bendungan Raknamo juga ditujukan mengatasi masalah persediaan air baku di Kabupaten Kupang, pengendali banjir, dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro berkapasitas 0,2 megawatt.

Pemerintah juga tengah mempercepat pembangunan 100 embung berukuran sedang dan 1.000 sumur bor di NTT. Sejauh ini sekitar 230 sumur bor selesai dibangun, khususnya di Kabupaten Timor Tengah Selatan yang teridentifikasi terjadi kekeringan dan rawan pangan.

"Kuncinya ada di air. Kalau sudah tersedia air, baru berbicara apa yang mau kita tanam. Kalau kita hanya berbicara tetapi fondasinya tidak dibangun, ya tidak ada artinya," ujar Presiden.

Khusus untuk penanganan jangka pendek bagi persoalan gizi buruk yang merebak di NTT, Presiden menyatakan, pada tahun ajaran baru ini pemerintah menggulirkan Program Pemberian Sarapan Sehat bagi semua siswa PAUD, TK, dan SD. "Tadi pagi saya sudah telepon lagi ke Menteri Pendidikan, disampaikan sudah siap," katanya.

Dalam kunjungannya ke NTT, Presiden juga membagikan paket bahan makanan, berupa 50 ton beras dan minyak goreng kepada masyarakat kurang mampu di Kelurahan Laksiana, Kota Kupang, serta di Desa Manusak, Kabupaten Kupang.

Semen Kupang

Sebelumnya, Presiden Jokowi juga mengunjungi pabrik PT Semen Kupang. Dalam kunjungan itu, Presiden menginstruksikan peningkatan kapasitas produksi PT Semen Kupang secara bertahap, dari 300.000 ton per tahun menjadi 1,8 juta ton per tahun, dalam tiga tahun mendatang.

Peningkatan kapasitas produksi semen akan dibarengi dengan pembangunan pelabuhan yang memadai, agar dapat mendistribusikan semen ke daerah lain. Langkah ini diharapkan dapat mendongkrak perekonomian di NTT dan sekitarnya. "Kita ingin segera menaikkan kapasitas produksi PT Semen Kupang karena pasarnya ada, bahan baku juga komplet," kata Presiden.

Menurut Presiden, pembangunan pabrik ketiga untuk meningkatkan kapasitas produksi BUMN itu akan dimulai tahun ini. Pemerintah akan memberikan suntikan modal untuk peningkatan produksi. (WHY)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/07/26/Pemerintah-Fokus-Bangun-Bendungan-di-NTT

Related-Area: