BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

PARIWISATA MANCANEGARA, Pengusaha Kupang-Darwin Jajaki Transportasi Laut

PARIWISATA MANCANEGARA
Pengusaha Kupang-Darwin Jajaki Transportasi Laut
KUPANG, KOMPAS  — Pengusaha Kupang dan Darwin menjajaki kerja sama di bidang transportasi laut. Pengusaha Australia menyediakan kapal feri untuk melayani sejumlah rute di Nusa Tenggara Timur dan mengangkut penumpang dari Darwin ke Kupang atau sebaliknya.
Kedua pihak sepakat mewujudkan program itu karena relatif mudah dijalankan. Mereka tak ingin membuat program kerja sama yang muluk-muluk dan sulit dilaksanakan. Mereka ingin membangun kerja sama sesuai situasi dan kondisi kedua negara, seperti bidang transportasi laut.
Pertemuan dipimpin Ketua DPD Kadin NTT Paul Liyanto, dihadiri pengusaha Kupang, Darwin, dan Konsul Jenderal RI di Darwin Ade Suwarno, di Kupang, Jumat (21/3). Kerja sama ini dilakukan dalam rangka mendukung pembukaan jalur penerbangan Kupang-Dili-Darwin dalam waktu dekat ini.
Pengusaha Australia, Anthony, menekuni bisnis perkapalan, sedangkan Faisal Poulter menekuni bidang restoran. Sebagian besar pengusaha Kupang menekuni bidang perhotelan, industri, dan biro perjalanan.
Liyanto mengatakan, sebagai langkah awal, kerja sama tersebut dibangun dengan kegiatan kecil-kecilan, yang dapat direalisasikan. Jika usaha itu telah berhasil, kegiatan dapat ditingkatkan ke jenjang lebih tinggi.
Menurut Liyanto, kalau pengusaha Darwin menawarkan perkapalan, pihaknya dukung. NTT butuh feri untuk melayari rute di sejumlah kabupaten dan pulau di wilayah ini, sekaligus dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata. ”Misalnya, feri dari Darwin menuju Kupang, kemudian melanjutkan perjalanan ke Labuan Bajo sambil singgah di beberapa tempat di NTT,” kata Liyanto.
Namun, pengusaha Kupang mengkhawatirkan visa masuk Australia, sedangkan visa masuk Indonesia lebih mudah. Karena itu, tugas Konsul RI di Darwin berupaya bagaimana agar warga Indonesia bisa masuk dengan mudah ke Darwin.
Kerja sama ini dikoordinasi Komjen (Purn) Gories Mere, yang telah memiliki pengalaman di bidang penanggulangan narkoba dan imigran gelap. Faisal Poulter, pengusaha Australia, minta agar pengusaha Kupang dapat menghitung berapa jumlah penumpang dari Kupang-Darwin dengan feri. Apakah feri beroperasi rutin setiap hari, atau cukup tiga kali dalam satu pekan, atau satu kali dalam satu pekan.
Antony mengatakan, feri tersebut dapat mengangkut gula lempeng dari Kupang, kopi Flores, dan sejumlah produk unggulan asal NTT. Pengusaha Kupang menginginkan berapa pun jumlah komoditas tersebut dapat diangkut dengan feri. ”Kami setuju. Kita mulai yang kecil-kecil dulu. Jika yang kecil ini sudah terealisasi, kita berlanjut ke bidang lain yang lebih besar,” ujar Antony. (KOR)

KUPANG, KOMPAS  — Pengusaha Kupang dan Darwin menjajaki kerja sama di bidang transportasi laut. Pengusaha Australia menyediakan kapal feri untuk melayani sejumlah rute di Nusa Tenggara Timur dan mengangkut penumpang dari Darwin ke Kupang atau sebaliknya.Kedua pihak sepakat mewujudkan program itu karena relatif mudah dijalankan. Mereka tak ingin membuat program kerja sama yang muluk-muluk dan sulit dilaksanakan. Mereka ingin membangun kerja sama sesuai situasi dan kondisi kedua negara, seperti bidang transportasi laut.

Pertemuan dipimpin Ketua DPD Kadin NTT Paul Liyanto, dihadiri pengusaha Kupang, Darwin, dan Konsul Jenderal RI di Darwin Ade Suwarno, di Kupang, Jumat (21/3). Kerja sama ini dilakukan dalam rangka mendukung pembukaan jalur penerbangan Kupang-Dili-Darwin dalam waktu dekat ini.

Pengusaha Australia, Anthony, menekuni bisnis perkapalan, sedangkan Faisal Poulter menekuni bidang restoran. Sebagian besar pengusaha Kupang menekuni bidang perhotelan, industri, dan biro perjalanan.

Liyanto mengatakan, sebagai langkah awal, kerja sama tersebut dibangun dengan kegiatan kecil-kecilan, yang dapat direalisasikan. Jika usaha itu telah berhasil, kegiatan dapat ditingkatkan ke jenjang lebih tinggi.

Menurut Liyanto, kalau pengusaha Darwin menawarkan perkapalan, pihaknya dukung. NTT butuh feri untuk melayari rute di sejumlah kabupaten dan pulau di wilayah ini, sekaligus dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata. ”Misalnya, feri dari Darwin menuju Kupang, kemudian melanjutkan perjalanan ke Labuan Bajo sambil singgah di beberapa tempat di NTT,” kata Liyanto.

Namun, pengusaha Kupang mengkhawatirkan visa masuk Australia, sedangkan visa masuk Indonesia lebih mudah. Karena itu, tugas Konsul RI di Darwin berupaya bagaimana agar warga Indonesia bisa masuk dengan mudah ke Darwin.

Kerja sama ini dikoordinasi Komjen (Purn) Gories Mere, yang telah memiliki pengalaman di bidang penanggulangan narkoba dan imigran gelap. Faisal Poulter, pengusaha Australia, minta agar pengusaha Kupang dapat menghitung berapa jumlah penumpang dari Kupang-Darwin dengan feri. Apakah feri beroperasi rutin setiap hari, atau cukup tiga kali dalam satu pekan, atau satu kali dalam satu pekan.

Antony mengatakan, feri tersebut dapat mengangkut gula lempeng dari Kupang, kopi Flores, dan sejumlah produk unggulan asal NTT. Pengusaha Kupang menginginkan berapa pun jumlah komoditas tersebut dapat diangkut dengan feri. ”Kami setuju. Kita mulai yang kecil-kecil dulu. Jika yang kecil ini sudah terealisasi, kita berlanjut ke bidang lain yang lebih besar,” ujar Antony. (KOR)

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000005597853