BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Optimis, UU Pemerintahan Papua Direstui

Optimis, UU Pemerintahan Papua Direstui
Gubernur Papua Lukas EnembeJAKARTA - Gubernur Papua Lukas Enembe berharap bahwa  UU Pemerintahan Papua akan menjadi kado terindah dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di akhir masa jabatannya nanti bagi Papua.
Menurut Enembe, perjuangan Pemerintah Papua dan Papua Barat masih sangat panjang untuk memperoleh UU tersebut, namun ia begitu optimis UU Pemerintahan Papua ini akan disetujui dan disahkan oleh Pemerintah Pusat.
“Saya  yakin dengan kita kuat dan dengan dukungan Presiden, maka di akhir masa jabatan Presiden SBY UU Pemerintahan ini akan menjadi hadiah terindah bagi masyarakat Papua,” ungkapnya dalam pertemuan bersama DPRP, DPRP Barat, MRP, MRP Barat dan sejumlah Bupati Papua/Papua Barat di Hotel Lumire, Jakarta, Selasa (28/1) malam. 
Enembe menegaskan, Pemerintah Provinsi Papua bersama Papua Barat tentunya akan memperjuangkan UU Pemerintahan Papua demi kepentingan dan masa depan masyarakat Papua. Bahkan, ia mengakui, bahwa pertemuan bersama Presiden SBY di Istana Bogor, Selasa kemarin, menjadi catatan sejarah penting karena dihadiri oleh jumlah yang cukup banyak dari Papua dan Papua Barat.
“Dan ini menandakan bahwa pemimpin kita Papua dan Papua Barat begitu perhatian terhadap perubahan besar bagi masyarakat di Papua, yakni perubahan untuk memajukan masyarakat. Dan diharapkan perjuangan ini akan membawa manfaat dan berdampak besar untuk masa depan Papua,” harapnya.
Dijelaskan Enembe, perancangan draft RUU Pemerintahan Papua ini tidak dilakukan asal-asalan, karena Pemimpin Papua/Papua Barat bersama MRP, MRPB, DPRP dan DPR Papua Barat sudah melakukannya secara bertahap sesuai dengan aturan dan mekanisme. 
“Harapan kita Draf UU Pemerintahan Papua sudah diserahkan tadi. Jika ada kekurangan-kekurangan dalam Draft itu akan kita selesaikan. Karena itu kepada Ketua DPRP dan DPRP Barat untuk berkoordinasi,”ujarnya.
Lanjutnya, Mendagri sendiri memberikan waktu minggu ini untuk penambahan dan pengurangan dalam draft tersebut.
“Apabila Pemerintah Papua Barat ingin menambah atau mengurangi point dalam draft yang sudah ada itu, kita diberikan kesempatan untuk dilakukan revisi oleh Mendagri dan Tim yang akan dibentuk oleh Provinsi Papua atau Papua Barat,”terangnya.
Menurut Enembe, dari Provinsi Papua sendiri sudah ada petunjuk dan arahan siapa saja yang akan ikut terlibat langsung hingga UU ini rampung. 
“Saya berharap Pak Gubernur Papua Barat bisa cepat membentuk Tim agar bisa bergabung dengan kami di jakarta. Ya, target waktu walaupun ditentukan 2 bulan namun kita bisa selesaikan dalam seminggu. Dan sudah bisa menjadi draft Ampres dari Presiden,” paparnya.
Lebih jauh diingatkan mantan Bupati Puncak Jaya ini, perjuangan Papua dan Papua Barat memperoleh UU Pemerintahan di Tanah Papua ini masih panjang. Dan pertemuan ini bukan akhir dari perjuangan, karena ini baru sebagian kecil dari perjuangan. Karena itu Enembe  mengatakan, masih akan dilakukan pertemuan dengan para menteri terkait serta melakukan lobi politik ke DPR RI dan DPD.
“Oleh karena itu kita harus bersatu dan kuat. Kita tida boleh lemah jangan kita merasa kita kalah dan kita berbeda. Kita harus perjuangkan hak kita sebagai orang Papua,” akunya.
Perjuangan ini ditegaskan Enembe, pastinya akan menimbulkan pro dan kontra mengingat ada pasal-pasal yang banyak dicoret. 
“Tapi kita harus sepakat akan berjuang  habis-habisan,” tandasnya. 
Sementara  Ketua DPR Papua Barat Jimmy Idjie yang mewakili Gubernur Papua Barat mengatakan, pada intinya pertemuan hari ini adalah pertemuan terindah.
“Kita kemari-kemarin banyak dihujat. Kita datang dengan sopan dan diterima dengan sopan oleh Presiden. Kita harus tunjukkan kita orang Papua juga bisa, kenapa tidak bisa,” katanya. 
Idjie berharap Papua dan Papua Barat dapat menjaga suasana yang kondusif dan indah ini. Dan yang paling terpenting lagi, sambung Idjie, eforia ini jangan sampai melenakan sehingga menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
“ Karena situasi seperti ini ada yang senang dan tidak senang, karena belajar dari pengalaman. Kalau kita bersatu Tuhan akan bersama-sama dengan kita. Dan saya rasa sambutan Gubernur Papua sudah sangat jelas, dan tidak ada lagi yg perlu saya sampaikan. Saya sangat terharu apa yang kita buat hari ini kita buat untuk tanah Papua dan orang Papua,” pungkasnya. (Lea/don/l03)

Gubernur Papua Lukas EnembeJAKARTA - Gubernur Papua Lukas Enembe berharap bahwa  UU Pemerintahan Papua akan menjadi kado terindah dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di akhir masa jabatannya nanti bagi Papua.

Menurut Enembe, perjuangan Pemerintah Papua dan Papua Barat masih sangat panjang untuk memperoleh UU tersebut, namun ia begitu optimis UU Pemerintahan Papua ini akan disetujui dan disahkan oleh Pemerintah Pusat.

“Saya  yakin dengan kita kuat dan dengan dukungan Presiden, maka di akhir masa jabatan Presiden SBY UU Pemerintahan ini akan menjadi hadiah terindah bagi masyarakat Papua,” ungkapnya dalam pertemuan bersama DPRP, DPRP Barat, MRP, MRP Barat dan sejumlah Bupati Papua/Papua Barat di Hotel Lumire, Jakarta, Selasa (28/1) malam. 

Enembe menegaskan, Pemerintah Provinsi Papua bersama Papua Barat tentunya akan memperjuangkan UU Pemerintahan Papua demi kepentingan dan masa depan masyarakat Papua. Bahkan, ia mengakui, bahwa pertemuan bersama Presiden SBY di Istana Bogor, Selasa kemarin, menjadi catatan sejarah penting karena dihadiri oleh jumlah yang cukup banyak dari Papua dan Papua Barat.

“Dan ini menandakan bahwa pemimpin kita Papua dan Papua Barat begitu perhatian terhadap perubahan besar bagi masyarakat di Papua, yakni perubahan untuk memajukan masyarakat. Dan diharapkan perjuangan ini akan membawa manfaat dan berdampak besar untuk masa depan Papua,” harapnya.

Dijelaskan Enembe, perancangan draft RUU Pemerintahan Papua ini tidak dilakukan asal-asalan, karena Pemimpin Papua/Papua Barat bersama MRP, MRPB, DPRP dan DPR Papua Barat sudah melakukannya secara bertahap sesuai dengan aturan dan mekanisme. “Harapan kita Draf UU Pemerintahan Papua sudah diserahkan tadi. Jika ada kekurangan-kekurangan dalam Draft itu akan kita selesaikan. Karena itu kepada Ketua DPRP dan DPRP Barat untuk berkoordinasi,”ujarnya.

Lanjutnya, Mendagri sendiri memberikan waktu minggu ini untuk penambahan dan pengurangan dalam draft tersebut.
“Apabila Pemerintah Papua Barat ingin menambah atau mengurangi point dalam draft yang sudah ada itu, kita diberikan kesempatan untuk dilakukan revisi oleh Mendagri dan Tim yang akan dibentuk oleh Provinsi Papua atau Papua Barat,”terangnya.
Menurut Enembe, dari Provinsi Papua sendiri sudah ada petunjuk dan arahan siapa saja yang akan ikut terlibat langsung hingga UU ini rampung. 

“Saya berharap Pak Gubernur Papua Barat bisa cepat membentuk Tim agar bisa bergabung dengan kami di jakarta. Ya, target waktu walaupun ditentukan 2 bulan namun kita bisa selesaikan dalam seminggu. Dan sudah bisa menjadi draft Ampres dari Presiden,” paparnya.
Lebih jauh diingatkan mantan Bupati Puncak Jaya ini, perjuangan Papua dan Papua Barat memperoleh UU Pemerintahan di Tanah Papua ini masih panjang. Dan pertemuan ini bukan akhir dari perjuangan, karena ini baru sebagian kecil dari perjuangan. Karena itu Enembe  mengatakan, masih akan dilakukan pertemuan dengan para menteri terkait serta melakukan lobi politik ke DPR RI dan DPD.
“Oleh karena itu kita harus bersatu dan kuat. Kita tida boleh lemah jangan kita merasa kita kalah dan kita berbeda. Kita harus perjuangkan hak kita sebagai orang Papua,” akunya.

Perjuangan ini ditegaskan Enembe, pastinya akan menimbulkan pro dan kontra mengingat ada pasal-pasal yang banyak dicoret. 
“Tapi kita harus sepakat akan berjuang  habis-habisan,” tandasnya. Sementara  Ketua DPR Papua Barat Jimmy Idjie yang mewakili Gubernur Papua Barat mengatakan, pada intinya pertemuan hari ini adalah pertemuan terindah.“Kita kemari-kemarin banyak dihujat. Kita datang dengan sopan dan diterima dengan sopan oleh Presiden. Kita harus tunjukkan kita orang Papua juga bisa, kenapa tidak bisa,” katanya. 
Idjie berharap Papua dan Papua Barat dapat menjaga suasana yang kondusif dan indah ini. Dan yang paling terpenting lagi, sambung Idjie, eforia ini jangan sampai melenakan sehingga menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

“ Karena situasi seperti ini ada yang senang dan tidak senang, karena belajar dari pengalaman. Kalau kita bersatu Tuhan akan bersama-sama dengan kita. Dan saya rasa sambutan Gubernur Papua sudah sangat jelas, dan tidak ada lagi yg perlu saya sampaikan. Saya sangat terharu apa yang kita buat hari ini kita buat untuk tanah Papua dan orang Papua,” pungkasnya. (Lea/don/l03)

Sumber: http://bintangpapua.com/index.php/lain-lain/k2-information/halaman-utama/item/12749-optimis-uu-pemerintahan-papua-direstui