Miris... Petani di NTT Jatuh Miskin karena Pencemaran Minyak
Written by Bambang Hari
Wed,19 February 2014 | 09:42
Miris... Petani di NTT Jatuh Miskin karena Pencemaran MinyakSenator Rachel Siewert (kiri) dari Parliement House of Canberra, Australia, bersama Ketua Yayasan Peduli Timor Barat Ferdi Tanoni (kanan) mendengar keluhan petani rumput laut dan nelayan di Desa Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. (ANTARA)
KBR68H, Jakarta - Pertanian rumput laut di Nusa Tenggara Timur melimpah, namun itu kisah lama. Sekarang para petani hidup dalam kemiskinan hingga kehilangan pekerjaan.
Kepala Dinas Kelautan Dan Perikanan NTT, Aba Maulaka mengatakan, pada tahun 2010, petani di sana bisa mengolah 6.000 ton lebih rumput laut. Namun, pada tahun 2012, petani hanya bisa mengolah sekitar 800 ton.
Sehingga banyak pembudidaya yang kehilangan pekerjaannya. Ini semua karena pencemaran minyak di sana.
"Terjadi penurunan produksi hingga close area. Sejak tahun 2010 itu sudah terjadi close area. Artinya, berbagai usaha rumput laut pada area potensial itu sudah tidak bisa lagi dilakukan. Sebab bibit rumput laut itu tidak akan tumbuh, malah langsung akan mengalami proses kematian. Sehingga terjadi close area," jelasnya ketika dihubungi KBR68H, Rabu (19/2).
Sebelumnya, Anggota Senator Canberra, Australia Rachel Siewart, telah berjanji akan menyampaikan persoalan warga korban pencemaran minyak di Laut Timor ke Parlemen, pemerintah dan rakyat Australia. Rachel Siewart mengatakan ini dalam dialog dengan warga desa Tablolong Kabupaten Kupang.
Warga Tablolong merupakan salah satu wilayah perairan NTT yang menjadi korban pencemaran laut Timor di Nusa Tenggara Timur.
Editor: Pebriansyah Ariefana
Sumber: http://www.portalkbr.com/nusantara/nusatenggara/3140369_4265.html
- Log in to post comments
- 386 reads