BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Masalah Kemiskinan Jadi Fokus Diskusi Program MAMPU

Wednesday, 15 April 2015
Masalah Kemiskinan Jadi Fokus Diskusi Program MAMPU

Ambon - Masalah kemiskinan menjadi salah satu fokus diskusi dari program Maju Perempuyan Indonesia Untuk Pena­nggulangan Kemiskinan (MAMPU) yang digagas oleh Yayasan Arika Mahina dan Yayasan BaKTI.

Diskusi yang dikemas dalam bentuk coffe morning di Joas Baru, Senin (14/4) tersebut menghadirkan narasumber Piet Sugiono, akademisi dan peniliti sekaligus sebagai dokal pont JIKTI dan sejumlah media.

Sugiono yang juga pengajar pada Fakultas Ekonomi UKIM mengung­kapkan, rasa keprihatinannya dimana Provinsi Maluku masih berada pada urutan ke-4 termiskin di Indonesia, sehingga perlu ada langkah bersama pemerintah dan seluruh kepentingan terkait didalamnya berupaya maksimal mengatasi masalah tersebut.

“Sesuai survey ekonomi, masyarakat miskin pada Provinsi Maluku di tahun 2011 merupakan urutan ke-3. Kemu­dian pada tahun 2015 menurun satu angka menjadi urutan ke-4,” ujarnya.

Perlu ada langkah-langkah bersama dengan berbagai program pember­da­yaan yang dikhususkan bagi masyara­kat dalam mengatasi masalah terse­but. Diskusi yang dilaksanakan dengan melibatkan sejumlah media di Kota Ambon ini memiliki memiliki tanggung yang besar dalam upaya membangun secara minimal pada tahap pemikiran.

Pasalnya, isu-isu MAMPU yang bertujuan untuk berkontribusi pada lahirnya kebijakan yang berpihak pada masyarakat miskin dan responsif gender, mencakup lima isu yakni,  pertama, meningkatkan akses perempuan ke pekerjaan dan menghapuskan diskri­minasi di tempat kerja. Kedua, meningkatkan akses perempuan terhadap program sosial pemerintah.

Ketiga, meningkatkan kondisi untuk migrasi pekerja perempuan ke/luar negeri. Keempat memperkuat kepemim­pinan perempuan untuk hak-hak kesehatan dan reproduksi yang lebih baik dan kelima, memperkuat kepemimpinan perempuan untuk mengurantgi kekerasan terehadap perempuan.

Hal ini membutuhkan partisipasi media dalam mensosialisasikan seka­ligus membangun opini publik guna membangun sinergitas bersama guna mendorong perubahan kebijakan yang pro kemiskinan dan responsif gender.

 Diskusi informal inilah yangt menjadi perangkat indentifikasi perseptif berbagai stakeholder terhadap isu-isu mampu. (Mg-2)
- See more at: http://siwalimanews.com/post/masalah_kemiskinan_jadi_fokus_diskusi_program_mampu#sthash.Tn9MafSm.dpuf

Related-Area: