ANTISIPASI EL NINO
Kemendag Prioritaskan Pantau Beras dan Gula
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Perdagangan akan memantau ketersediaan dan harga beras dan gula selama terjadi fenomena El Nino. Dua komoditas itu menjadi prioritas pantauan karena sangat dibutuhkan masyarakat dan merupakan indikator kuat ekonomi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan fenomena El Nino yang membuat musim kemarau lebih panjang tahun ini diperkirakan dalam kategori lemah. Fenomena itu mulai terasa sekitar Juli 2014 dengan puncak kemarau pada Agustus-November.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Sabtu (14/6), mengatakan, El Nino akan berdampak pada bidang pertanian, terutama tanaman padi dan tebu. Apabila dampaknya terlalu parah akan berpengaruh pada stok beras dan gula, serta harga dua komoditas itu bisa melambung tinggi dan menyebabkan inflasi.
Untuk itu Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan memantau kedua komoditas tersebut selama terjadi El Nino. Tujuannya adalah memastikan stok aman dan harga tidak tinggi.
”Hingga Lebaran usai, stok beras masih aman setidaknya hingga akhir tahun. Namun kalau nanti ada kekurangan stok di pasar dan harga tinggi, pemerintah akan mengandalkan dari cadangan nasional,” kata Lutfi.
Menurut Lutfi, beras premium akan mendapat perhatian khusus pemantauan. Alasannya, beberapa tahun terakhir ini terjadi perpindahan pola konsumsi beras dari beras medium ke beras premium sebesar 30-40 persen dari jumlah konsumen beras.
”Sementara untuk ketersediaan gula petani hingga awal musim giling masih melimpah, yaitu 400.000 ton. Stok itu diperkirakan akan bertambah menjadi 950.000 ton setelah musim giling selesai,” kata dia.
Akhir pekan lalu, Sabtu, Lutfi meninjau Pasar Cinde, Palembang, Sumatera Selatan. Ia menyatakan, saat ini kecuali daging dan telur ayam, harga-harga kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak, kacang kedelai, maupun sayuran masih stabil.
Kenaikan harga
Di wilayah Tegal dan Temanggung, Magelang, Jawa Tengah, sebagian masyarakat mulai mengeluhkan kenaikan harga sejumlah bahan pangan, yang terjadi beberapa waktu terakhir. Mereka terpaksa bersiasat agar tetap mampu mengimbangi kenaikan harga tersebut.
Rodiatun (46), warga Kelurahan Bandung, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal, Minggu (15/6), mengatakan, harga bahan pangan, termasuk beras, terus merangkak naik. Harga beras yang biasa diperolehnya Rp 8.000 per kilogram (kg), saat ini mencapai Rp 8.500 per kg.
Harga minyak goreng eceran juga naik dari Rp 18.000 per kg menjadi Rp 19.200 per kg. Telur juga naik dari Rp 17.500 per kg menjadi Rp 19.000 per kg.
Di Temanggung dan Magelang, harga daging ayam terus melambung sejak sebulan lalu dari Rp 25.000 per kg bertahap naik hingga Rp 30.000 per kg.
Yuni, pedagang di Pasar Kliwon, Kabupaten Temanggung, mengatakan, sejak tiga hari lalu, harga daging ayam mencapai Rp 29.000 per kg. Pada hari-hari tertentu harga daging ayam naik menjadi Rp 30.000 per kg.
Pakar ekonomi dari Universitas Diponegoro, Semarang, FX Sugiyanto, mengemukakan, pemerintah perlu mengawasi distribusi gula di pasar. Menjelang Lebaran dan diperkirakan selama El Nino nanti, banyak potensi permainan harga gula yang dilakukan para pengusaha. (HEN/IRE/EGI/WIE)
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000007252975
-
- Log in to post comments
- 508 reads