Keberagaman di Pasar Ikan Sorong
Pagi itu pukul 07.00 waktu setempat saat lapak-lapak di bawah bangunan Pasar Boswezen yang sederhana masih banyak yang kosong. Hanya beberapa pedagang sedang menyiapkan ikan tuna sirip kuning dan lampu penerang di Kota Sorong, Jumat (26/4).
Hujan rintik masih turun, papan-papan dermaga di samping pasar juga masih basah dan licin saat satu per satu sampan nelayan merapat ke dermaga, tempat para pedagang ikan menunggu dengan sabar.
Tidak perlu memakan waktu lama saat ikan beragam jenis hasil kekayaan laut Papua berpindah tangan, dari nelayan kepada pedagang, lalu ke meja pasar ikan, lalu kepada pembeli. Begitulah setiap hari.
Tidak jauh dari Pasar Boswezen ada Pasar Ikan Jembatan Puri. Di Jembatan Puri, aktivitas berlangsung jauh lebih awal, yaitu pukul 05.00. Di sini ikan yang dijual lebih beragam karena pasar tersebut dapat dilabuhi oleh kapal-kapal berukuran besar. Dari pasar inilah ikan-ikan yang dijual di pasar jauh dari pantai berasal.
Kedua pasar tersebut tidak hanya tempat berlabuhnya beragam hasil laut Papua, tetapi juga sebagai tempat praktik pentingnya keberagaman dalam arti sesungguhnya. Para pelaku jual-beli di pasar tersebut, yang datang dari berbagai suku dan keyakinan, saling menjaga harmoni agar denyut perekonomian pesisir Sorong, khususnya, terus berjalan.
Di tengah semakin seringnya terjadi konflik horizontal di Indonesia, keberagaman yang terjadi di pasar ikan tersebut cukup membawa angin segar. Bagaimanapun, jika kita bisa menerima perbedaan, harmoni dan ketenangan akan hadir dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000006688430
- Log in to post comments
- 476 reads