BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Jalan Trans-Papua Rusak Berat

Infrastruktur
Jalan Trans-Papua Rusak Berat
Ikon konten premium Cetak | 29 Juli 2015

WAMENA, KOMPAS — Jalan Trans-Papua yang menghubungkan Kabupaten Jayawijaya ke Tolikara rusak berat. Padahal, jalan sepanjang 110 kilometer merupakan satu-satunya akses yang menghubungkan Jayawijaya ke sejumlah kabupaten di pegunungan tengah Papua. Jalan itu juga merupakan jalur utama untuk pengangkutan bahan pangan ke Tolikara dan Puncak Jaya.
Pengendara melintas di Jalan Trans-Papua yang berdebu, pekan lalu. Jalan tersebut merupakan jalur utama penghubung dari Kabupaten Jayawijaya ke Tolikara dan Puncak Jaya.
KOMPAS/FABIO M LOPES COSTAPengendara melintas di Jalan Trans-Papua yang berdebu, pekan lalu. Jalan tersebut merupakan jalur utama penghubung dari Kabupaten Jayawijaya ke Tolikara dan Puncak Jaya.

Ketika Kompas menempuh perjalanan Tolikara ke Wamena, Senin (27/7) pukul 16.00 WIT, hampir 80 persen jalan itu belum diaspal dan berdebu. Banyak ditemukan lubang dengan kedalaman hingga 15 sentimeter. Terdapat dua jembatan kayu sepanjang 3 meter yang melewati jurang. Perjalanan dari Tolikara ke Wamena memakan waktu selama empat jam.

Di sejumlah lokasi, lebar jalan hanya 4 meter karena terkena longsor. Padahal, jalan itu dua arah. Jalan itu juga menghubungkan Jayawijaya hingga Kabupaten Puncak Jaya.

Sekretaris Daerah Kabupaten Jayawijaya Yohanis Walilo di Wamena, Selasa (28/7), mengatakan, jalan Trans-Papua merupakan jalan nasional. "Pemda Jayawijaya beserta beberapa kabupaten lainnya berulang kali menyampaikan masalah ini ke Balai Besar Jalan Wilayah X Papua dan Papua Barat," katanya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tolikara Edhie Rantetasak mengatakan, pihaknya hanya mendapat anggaran pengaspalan jalan trans yang masuk wilayah Tolikara sepanjang 4 kilometer setiap tahun. "Idealnya, pengaspalan jalan harus mencapai puluhan kilometer sehingga bisa cepat terselesaikan," ujar Edhie.

Eko Toisuta, dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Tolikara, mengatakan, kerusakan jalan itu menyulitkan pihaknya apabila harus merujuk pasien dalam kondisi gawat darurat ke RSUD Wamena. "Dalam beberapa kasus penyakit, kami harus merujuk pasien ke Wamena," katanya. Beberapa tahun lalu, katanya, ada pasien meninggal di jalan karena kehabisan darah, ujarnya.

Di Banten, warga memblokade Jalan Raya Bojonegara di Desa Margagiri, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, Selasa. Warga menuntut perbaikan jalan tersebut yang bergelombang dan berlubang di sejumlah tempat sedalam hingga 30 sentimeter.

Unjuk rasa dilakukan dengan membakar sejumlah ban di tengah jalan. Warga juga menumpuk campuran tanah, kerikil, dan batu besar, serta menanam pohon pisang di tengah jalan. Unjuk rasa pada pukul 00.00-12.00 itu menyebabkan kemacetan sepanjang sekitar 5 kilometer. (flo/bay)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/07/29/Jalan-Trans-Papua-Rusak-Berat

Related-Area: