Kasus perundungan atau bullying masih terus terjadi di lingkungan pendidikan Indonesia. Belum lama ini, kasus bullying terjadi di Binus School Serpong. Akibat kejadian itu, satu siswa menjadi korban dan dirawat di rumah sakit.
Untuk meredam bullying, maka perlu peran semua pihak, termasuk orangtua perlu memahami tanda-tanda anak bila jadi korban bullying. Dilansir dari laman akun Instagram Ditjen GTK Kemendikbud @ditjen.gtk.kemdikbud, memberitahukan ada 5 tanda bila anak menjadi korban bullying, yakni:
1. Gangguan pola tidur (insomnia).
2. Tampak gelisah, putus asa, mudah cemas, menutup diri dari orang-orang sekitar.
3. Sering membuat alasan untuk tidak masuk sekolah.
4. Menjauhkan diri dari aktivitas yang disukai sebelumnya.
5. Timbul luka memar di wajah, tangan, punggung tiba-tiba tanpa alasan.
Setelah mengenal tanda anak jadi korban bullying, orangtua juga perlu memberikan cara kepada anak agar bisa menghadapi bullying. Adapun caranya, yakni: Kenali dan pahami tanda anak mengalami perundungan, karena banyak anak yang memilih untuk merahasiakannya. Setelah mengetahui anak menjadi korban perundungan, segera bicarakan masalah ini dengan pihak sekolah untuk mencari solusinya. Minta anak untuk berani membela diri atau berkata tidak saat dirundung. Selalu beri dukungan dan pantau kondisi mental anak dengan rutin bertanya mengenai keadaannya. Jika diperlukan, ajak anak untuk ke psikolog, karena dikhawatirkan anak mengalami trauma.
Jadi, mulai dari sekarang anak bisa dijaga lebih baik oleh orangtua. Jangan sampai ada lagi korban bullying yang berjatuhan.
Sumber: https://www.kompas.com/edu/read/2024/02/22/225800571/ini-5-tanda-anak-jadi-korban-bullying
- Log in to post comments