Wednesday, 26 November 2014
Far-Far: SLIN Adalah Sebuah Konsep Strategis
Ambon - Untuk menjaga kestabilan berbagai komoditas ikan dalam menghadapi berbagai musim, maka Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Maluku menyelenggarakan Focus Group Discusion dengan tema ‘Uji Coba Implementasi Konsepsi Sistim Logistik Ikan Nasional (SLIN) dan Bimtek Pembinaan Pasar Dalam Negeri Provinsi Maluku Tahun 2014 yang berlangsung di Elizabeth Hotel Ambon, Selasa (25/11).
Kepala DKP Maluku, Romelus Far Far dalam sambutannya pada acara itu yang dibacakan Sekretaris DKP, Agus Simaela mengatakan, SLIN adalah sebuah konsep strategis dalam siklus bisnis perikanan yang diharapkan mampu mendorong industrialisasi disektor kelautan dan perikanan dan implementasi sistem ini diproyeksikan mampu memberikan jaminan mulai dari hulu ke hilir.
“DKP Maluku saat ini melaksanakan FGD uji coba konsep SLIN sebagai upaya terintegrasi dalam merencanakan, mengimplementasi dan memantau efisiensi dan efektivitas aliran penyimpangan ikan, financial dan dokumen atau informasi dari titik asal (hulu) menuju titik tujuan (hilir),” ungkapnya.
Dikatakan, selain melaksanakan FGD, pihaknya juga melaksanakan bimtek pembinaan pasar dalam negeri dengan tujuan untuk mensosialisasikan program dan kegiatan serta sosialisasi teknis cara pengelolaan pasar ikan yang baik guna meningkatkan kapasitas dan fungsi pasar sebagai mata rantai pemasaran ikan dengan sasaran tersedianya produk perikanan yang bermutu dan aman dikonsumsi.
Pembinaan pasar dalam negeri merupakan upaya untuk mendorong dan meningkatkan pengembangan pasar melalui berbagai upaya baik pembinaan kelembagaan pasar dan pelaku pasar, pengembangan jaringan distribusi dan kemitraan, pengembangan informasi pasar maupun pengembangan sarana dan prasarana pemasaran dalam negeri.
“Oleh sebab itu, kepada seluruh peserta saya harap dapat ikut kegiatan ini dengan sungguh-sungguh sehingga sasaran dari FGD dan bimtek ini dapat dicapai,” pintanya.
Menurutnya, guna merealisasikan pasokan ikan yang berkelanjutan menghadapi kendala mendasar seperti musim dan karakteristik sehingga komoditas ikan yang mudah rusak sebab pada waktu musim panen, produksi ikan tangkapan bisa berlimpah, namun pada musim paceklik terjadi kondisi sebaliknya.
Sementara disisi konsumen dan industri, pasokan ikan harus tersedia sepanjang waktu tanpa mengenal musim. Konsekuensi dari kegagalan pengelolaan perikanan akan berimbas terkendalanya implementasi kebijakan industrialisasi sektor perikanan. “Bagi industri, terkendalanya pasokan akan menurunkan utilisasi fasilitas usaha, menyebabkan stagnasi dan pada akhirnya dapat berkontribusi pada peningkatan jumlah pengangguran secara nasional,” ungkapnya.
Dijelaskan, keberadaan Maluku sebagai provinsi seribu pulau memiliki laut dengan luasan mencapai 92,4 persen dibandingkan dengan daratannya dan untuk memenuhi kebutuhan pencanangan stok dan keberlanjutan stok perikanan maka pemerintah telah menetapkan Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN).
Penetapan Maluku sebagai LIN memberikan dampak yang kuat, terutama pada arah pembangunan ekonomi berbasis kepulauan dikarenakan Maluku sebagai kawasan dengan potensi perikanan hampir 30 persen dari potensi perikanan nasional, seharusnya untuk mewujudkan kedaulatan pangan laut secara lokal, lintas wilayah pengelolaan perikanan maupun mensuplai kebutuhan konsumsi nasional.
“Hal ini, didukung dengan visi dan misi pembangunan DKP Maluku yakni ‘Mantapnya Pembangunan Kelautan dan Perikanan berbasis kepulauan dan Meningkatkan SDM, Meningkatkan Daya Saing Produk dan Mengoptimalkan Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan,” urainya. (S-37)
- See more at: http://siwalimanews.com/post/far-far_slin_adalah_sebuah_konsep_strategis#sthash.ug8N0ejP.dpuf
- Log in to post comments
- 297 reads