BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Ekspor Perdana Krisan Malino ke Osaka

HORTIKULTURA
Ekspor Perdana Krisan Malino ke Osaka
Ikon konten premium Cetak | 13 Februari 2016 Ikon jumlah hit 110 dibaca Ikon komentar 0 komentar

MAKASSAR, KOMPAS — Perusahaan pembudidaya bunga milik Mufidah Jusuf Kalla, PT Bunga Indah Malino melakukan ekspor perdana bunga potong krisan (Dendranthema grandiflora) jenis white spray dan yellow spray ke Osaka, Jepang. Mufidah juga berencana membangun kerja sama inti-plasma dengan petani bunga setempat untuk peningkatan kesejahteraan petani.

Di sela-sela pelepasan ekspor perdana di kargo Garuda di Bandara Hasanuddin Makassar, Jumat (12/2) Mufidah mengatakan, pihaknya tertarik mengembangkan bunga potong krisan karena nilai ekonominya yang tinggi. Apabila petani ikut mengembangkan, hal itu akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka.

Bagi Mufidah, dengan lolosnya ekspor krisan ke Jepang, yang dikenal berstandar tinggi, akan memudahkan ekspor krisan ke negara-negara lain. "Australia sudah minta, begitu juga dengan perusahaan-perusahaan lain dari Jepang," katanya.

PT Bunga Indah Malino (BIM) memiliki lahan 3 hektar. Untuk meningkatkan ekspor, mereka akan membuat sebanyak-banyaknya rumah bertabir.

"Terutama akan mengajak petani untuk lebih banyak tanam krisan. Mereka akan kami ajarkan bagaimana cara menanam, saya bantu. Bibit juga disediakan," ujarnya.

Direktur Utama BIM Imelda Jusuf Kalla mengatakan, BIM tidak berniat menambah lahan sendiri untuk budidaya krisan, tetapi akan mengajak petani bersama-sama menanam.

Benih akan disediakan dan disertai pendampingan. Selain itu, perdagangan atau pemasaran akan ditangani BIM. Dengan begitu, diharapkan, pendapatan petani meningkat.

"Dengan bantuan kami, bunga krisan yang ditanam petani diharapkan punya standar dan kualitas sama dengan kami," katanya.

"Pasar terbuka. Sekarang saja Jepang minta 25.000 tangkai krisan baru bisa dikirim 6.000 tangkai per minggu," ujarnya.

Direktur Utama D-Market Co Ltd Masaki Murakami mengatakan, perusahaannya memilih bunga krisan yang dibudidayakan di Malino karena kualitasnya yang lebih baik dibandingkan dengan daerah lain.

Dia berharap BIM bisa memenuhi permintaan krisan D-Market 300.000 tangkai per minggu. Yang baru bisa dipenuhi sekarang 6.000 tangkai per minggu. "Nanti kan ditingkatkan secara bertahap," katanya.

Masaki mengatakan, bentuk kerja sama D-Market dengan BIM hanya jual-beli. D-Market sebagai pihak pembeli. Kerja sama berlaku dua tahun. Selama ini kebutuhan krisan D-Market dipenuhi dari Malaysia, Tiongkok, dan Kolombia. Yang terbesar dari Malaysia.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam sambutan tertulisnya berharap BIM bisa menjadi penggerak usaha budidaya krisan di Sulawesi Selatan.

Nilai ekspor komoditas hortikultura tinggi. Pada Januari-September 2015, negara mampu menghemat pengeluaran devisa dari produk hortikultura, termasuk bunga potong senilai Rp 2,8 triliun.

Sekarang ini krisan dikembangkan di delapan daerah, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan terakhir di Sulawesi Selatan.

Meski sebagai pendatang baru, kualitas krisan BIM bagus. BIM merupakan satu-satunya perusahaan yang bisa mengekspor krisan ke Jepang.

Modal budidaya krisan cukup besar. Dengan luas lahan 1.000 meter persegi, dibutuhkan investasi Rp 40 juta. Namun, dalam tiga bulan rata-rata bisa menghasilkan Rp 30 juta.

Kepala Produksi BIM Abdul Kadir mengatakan, lahan produksi BIM 2,5 hektar. Untuk saat ini, BIM baru mengembangkan dua jenis krisan. (MAS)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2016/02/13/Ekspor-Perdana-Krisan-Malino-ke-Osaka

Related-Area: