Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sulawesi Selatan, H.Syamsibar, membuka kegiatan Kick Off Meeting, Peluncuran Program TCP (Technical Collaboration Program) kerjasama Australia-Indonesia melalui Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) dan Badan Penanggulangan Bencana (BNPB). Acara ini digelar 2 (dua) hari pada 6-7 Mei 2017 bertempat di Hotel Santika Makassar.
Program Kolaborasi Teknis (TCP) adalah program Penanggulangan Bencana yang fokus areanya di Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam acara Pembukaan Program, H Syamsibar bersama dengan Direktur Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Medi Herlianto, serta Kepala Pelaksana BPBD Nusa Tengara Timur Tini Thadeus, ketiganya sekaligus menjadi narasumber dalam acara yang digelar selama 2 (dua) hari tersebut.
Dalam sambutannya H Syamsibar memberi apresiasi atas kepercayaan DFAT Australia dan BNPB Pusat untuk melanjutkan Program Penanggulangan bencana di Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur, yang sebelumnya telah berprogram dengan nama Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) periode 2011-2015, dan kini kelanjutan programnya dengan nama Kolaborasi Teknis Program (TCP).
Menurut H.Syamsibar, Program Kolaborasi Teknis DFAT-BNPB di Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur diprioritaskan pada fasilitasi dan advokasi terkait Dokumen Penanggulangan Bencana yang ada dan yg perlu disusun seperti review atas kajian risiko bencana Sulsel/NTT, Rencana Kontijensi, Rencana Penanggulangan Bencana dan Penguatan Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi. Dari dokumen tersebut akan menghasilkan sejumlah kebijakan diantaranya Peraturan Gubernur, Revisi Perda Penanggulangan Bencana dan Surat Keputusan Gubernur sebagai bagian dari regulasi Pemerintah Provinsi/Kabupaten-Kota.
H.Syamsibar juga menambahkan Selain Advokasi Kebijakan program TCP juga akan Memperkuat peran Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) sebagai Pusat Informasi Bencana di Sulsel dan NTT serta Peningkatan Kapasitas Kelembagaan lingkup BPBD Sulsel dan NTT, sehingga Program TCP dapat lebih efektif dan diperluas ke Kabupaten/Kota. Program ini akan berkelanjutan dari DFAT-Australia, dengan catatan dukungan dan komitmen Pemangku Kepentingan Daerah dalam berpatisipasi dalam Pembinaan Kapasitas tersebut”. Ujar H Syamsibar dalam sambutannya.
Khusus di Sulsel, berdasarkan Data Indeks Bencana Pusat, Adanya program kolaborasi Teknis tentu akan menjadi pendukung model Penanggulangan Bencana yang dapat dikembangkan sebagai Panduan Pencegahan Bencana di Kab/Kota, yang ternyata Sulsel memiliki 22 wilayah kabupaten/Kota dengan Indeks Risiko Bahaya Tinggi. Kolaborasi Teknis Program (TCP) ini diharapkan mengurangi indeks risiko bahaya tinggi, melalui peningkatan kapasitas kelembagaan dan kebijakan. Turut hadir mewakili Pemerintah Australia Henry Pirade Program Manager Humanitarian DFAT, Biro Perencanaan BNPB Pusat, Bidang Kesiapsiagaan BPBD Sulsel dan NTT, Technical Advisor BPBD Sulsel/NTT serta HK Logistics.
- Log in to post comments
- 266 reads