BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

BBM Bersubsi di Mahal Harganya Lebih Tinggi Dibanding Bahan Bakar Minyak Nonsubsidi

KUPANG, KOMPAS — Harga bahan bakar minyak bersubsidi di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, lebih mahal dibandingkan dengan harga BBM nonsubsidi. BBM nonsubsidi didatangkan dari Makassar, sedangkan BBM bersubsidi dari Kupang. Kabupaten kepulauan ini butuh kapal khusus pengangkut BBM antarpulau dalam satu provinsi.

Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Sabu Raijua Willy Saununu di Kupang, Rabu (4/2), mengatakan, kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di kabupaten Sabu Raijua 15.000 liter per bulan, terdiri dari bensin, solar, pertamax, dan minyak tanah. Harga bensin dan solar bersubsidi dari Kota Kupang masing-masing Rp 35.000 per liter, pertamax nonsubsidi dari Makassar Rp 24.000 per liter, dan minyak tanah bersubsidi Rp 20.000 per liter.

Karena harga BBM mahal, warga Sabu Raijua enggan memiliki kendaraan roda empat kecuali pengusaha, kontraktor, pedagang, dan pejabat. Masyarakat biasa tidak berkeinginan membeli kendaraan roda empat, kecuali sepeda motor dan sebagian besar dimanfaatkan untuk ojek.

Masyarakat lebih memilih menggunakan pertamax yang dinilai lebih murah ketimbang bensin. Lagi pula, keberadaan bensin di daerah itu sangat terbatas dibandingkan dengan pertamax yang didatangkan dari Makassar dan selalu rutin tersedia di sana.

Jika cuaca buruk, BBM bersubsidi dari Kota Kupang ke Sabu Raijua selalu tersendat, sementara BBM nonsubsidi dari Makassar terus masuk Sabu Raijua bersama bahan pokok. Padahal, jarak Sabu Raijua-Makassar relatif lebih jauh dibandingkan dengan Kota Kupang-Sabu Raijua.

”Beberapa kali kapal motor milik pengusaha yang mengangkut BBM ke Sabu Raijua mengalami kecelakaan, yakni terbalik atau terbakar di dalam laut. Kejadian ini membuat pengusaha selalu waspada jika mengirim BBM ke Sabu Raijua saat cuaca laut kurang bersahabat,” kata Saununu.

Termahal
Stok BBM bersubsidi di Sabu Raijua disuplai APMS Nity Susanto dari Kota Kupang. Pengangkutannya menggunakan kapal motor pengusaha yang dikontrak Nity Susanto. Kapal motor ini hanya mengangkut 7-10 drum BBM atau 140-2.000 liter sekali jalan untuk memenuhi kebutuhan satu bulan. Sisa kebutuhan BBM akan dipenuhi dari pedagang atau pengusaha Sabu Raijua bekerja sama dengan pengusaha Makassar.

Tidak hanya kebutuhan BBM, bahan pokok pun sebagian besar disuplai dari pedagang Makassar. Pengusaha di Kupang tidak memiliki kapal motor sendiri. Anggota DPRD Sabu Raijua Yusak Roboh mengatakan, BBM menjadi salah satu kebutuhan hidup termahal di kabupaten ini selain bahan kebutuhan pokok. (KOR)

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000011824800

Related-Area: