BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Banyak Pendatang, Pengangguran Sulut Tinggi

Banyak Pendatang, Pengangguran Sulut Tinggi
MANADO—Kondisi anomali terjadi di Sulut. Ini terlihat dari kian bertambahnya penduduk miskin di saat angka penggangguran turun dan Pertumbuhan Ekonomi (PE) yang kian membaik di Sulut. Tercatat, jumlah penduduk miskin sampai Bulan September 2013 mencapai 200,16 ribu jiwa. Ketambahan sekira 15,8 ribu jiwa dibanding kondisi Maret yang hanya mencapai 184,40 ribu jiwa.
Dan, di tengah kondisi ini keadaan pengangguran malah menunjukkan tren positif di mana tingkat pengangguran terbuka menurun dari 7,79 persen pada Agustus 2012 menjadi 6,68 persen pada Agustus 2013. Begitu pun dengan PE Sulut yang selalu bertengger di atas 7 persen. Hal ini terungkap dalam Seminar Nasional Peranan Bank Indonesia Dalam Pengembangan Ekonomi Daerah tahun 2014 yang dilaksanakan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara, Senin (10/3) kemarin.
Menurut Ekonom Sulut Toni Poputra, banyaknya pendatang memicu kondisi ini. “Di Sulut saat ini ada banyak pendatang. Asumsinya ada 5 orang datang dan hanya satu orang yang bekerja. Meski yang seorang dapat menanggung beban hidup yang lain, tapi jumlah penggangguran tetap terhitung kian banyak. Jadi walaupun kemiskinan tertanggulangi tapi pengangguran akan tetap banyak,” ungkapnya.
Ketua Tim Komisi XI DPR RI Olly Dondokambey SE menambahkan, pengangguran di Sulut kian bertambah karena sumber daya manusia Sulut banyak yang kalah saing. “Budaya malas masih banyak di sulut,” ungkapnya. Dan kemiskinan menurutnya disebabkan pertumbuhan ekonomi yang hanya dirasakan segelintir orang. “Karena itu diharapkan BI dapat berperan mendorong ekonomi masyarakat,” tukasnya.
Seminar kemarin merupakan hasil kerja sama Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) dan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Sam Ratulangi. Tampil sebagai pembicara Olly Dondokambey SE, BSBI, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulut Ir Luctor Tapiheru MPA, dan Akademisi Unsrat Dr Agus T Poputra. Dalam seminar itu banyak diulas menyangkut peran BI pasca terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta perannya dalam mendorong pembangunan ekonomi daerah. Dibahas juga optimalisasi pengendalian inflasi lewat Tim Pengendali Inflasi (TPID), optimalisasi sektor produktif daerah, inkuisi sektor keuangan dan peningkatan pelatihan perbankan. Tugas BI dalam kebijakan moneter dan sistem pembayaran juga dibicarakan.(***)

MANADO—Kondisi anomali terjadi di Sulut. Ini terlihat dari kian bertambahnya penduduk miskin di saat angka penggangguran turun dan Pertumbuhan Ekonomi (PE) yang kian membaik di Sulut. Tercatat, jumlah penduduk miskin sampai Bulan September 2013 mencapai 200,16 ribu jiwa. Ketambahan sekira 15,8 ribu jiwa dibanding kondisi Maret yang hanya mencapai 184,40 ribu jiwa.

Dan, di tengah kondisi ini keadaan pengangguran malah menunjukkan tren positif di mana tingkat pengangguran terbuka menurun dari 7,79 persen pada Agustus 2012 menjadi 6,68 persen pada Agustus 2013. Begitu pun dengan PE Sulut yang selalu bertengger di atas 7 persen. Hal ini terungkap dalam Seminar Nasional Peranan Bank Indonesia Dalam Pengembangan Ekonomi Daerah tahun 2014 yang dilaksanakan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara, Senin (10/3) kemarin.

Menurut Ekonom Sulut Toni Poputra, banyaknya pendatang memicu kondisi ini. “Di Sulut saat ini ada banyak pendatang. Asumsinya ada 5 orang datang dan hanya satu orang yang bekerja. Meski yang seorang dapat menanggung beban hidup yang lain, tapi jumlah penggangguran tetap terhitung kian banyak. Jadi walaupun kemiskinan tertanggulangi tapi pengangguran akan tetap banyak,” ungkapnya.

Ketua Tim Komisi XI DPR RI Olly Dondokambey SE menambahkan, pengangguran di Sulut kian bertambah karena sumber daya manusia Sulut banyak yang kalah saing. “Budaya malas masih banyak di sulut,” ungkapnya. Dan kemiskinan menurutnya disebabkan pertumbuhan ekonomi yang hanya dirasakan segelintir orang. “Karena itu diharapkan BI dapat berperan mendorong ekonomi masyarakat,” tukasnya.

Seminar kemarin merupakan hasil kerja sama Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) dan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Sam Ratulangi. Tampil sebagai pembicara Olly Dondokambey SE, BSBI, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulut Ir Luctor Tapiheru MPA, dan Akademisi Unsrat Dr Agus T Poputra. Dalam seminar itu banyak diulas menyangkut peran BI pasca terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta perannya dalam mendorong pembangunan ekonomi daerah. Dibahas juga optimalisasi pengendalian inflasi lewat Tim Pengendali Inflasi (TPID), optimalisasi sektor produktif daerah, inkuisi sektor keuangan dan peningkatan pelatihan perbankan. Tugas BI dalam kebijakan moneter dan sistem pembayaran juga dibicarakan.(***)

Sumber: http://www.mdopost.com/hariini/index.php?option=com_content&view=article&id=9344:banyak-pendatang-pengangguran-sulut-tinggi&catid=36:ekonomi&Itemid=57