BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Bangun Tomohon dari Toilet

Strategi pembangunan
Bangun Tomohon dari Toilet
Ikon konten premium Cetak | 7 Juli 2015

ARSIP HUMAS PEMKOT TOMOHONJimmy Eman

Namun, perjalanan memakan waktu satu jam dengan aspal hitam mulus itu kini terganggu karena rusaknya dua jembatan di daerah Tambulinas dan Tinoor akibat longsor pada 15 Januari 2014. Dua jembatan sepanjang 50 meter itu terbengkalai. Mobil dan sepeda motor harus berjalan perlahan, antre menanti kendaraan datang dari berlawanan arah.

Wali Kota Tomohon Jimmy Eman, Senin (6/7), mengaku tak berdaya mengurus pembangunan infrastruktur di daerahnya sebab sebagian ruas itu adalah jalan nasional, termasuk jembatan dan jalan rusak di Tambulinas dan Tinoor. "Kami berkali-kali minta pemerintah pusat supaya secepatnya menangani pembangunan jembatan itu, tetapi baru dikerjakan," katanya. Ia akan bangga jika jalan lintas Manado-Tomohon diperlebar dua arah sesuai informasi dari Dinas Pekerjaan Umum Sulut.

Berusaha maju

Sebagai daerah otonom baru, Kota Tomohon berusaha maju melalui program pembangunan bersifat wajib dan unggulan sebagai wujud kota otonom yang memiliki kompetensi lokal dan sumber daya alam yang melimpah.

Jimmy mengaku Tomohon sempat tertatih ketika tahun 2008 hingga 2010 mengalami defisit keuangan. Hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Sulut menyebut, defisit keuangan kota itu terjadi sejak tahun 2008 senilai Rp 42 miliar, tahun 2009 senilai Rp 37 miliar, dan tahun 2010 senilai Rp 35 miliar.

Bermodalkan pendapatan asli daerah (PAD) yang kini menjadi Rp 24 miliar dari Rp 10 miliar tahun 2011, Eman membenahi sejumlah prasarana pendidikan dan kesehatan yang menjadi indikator kemajuan daerah. Ia mengalokasikan kedua sektor pendidikan dan kesehatan masing-masing 25 persen dari setiap APBD tahun berjalan. APBD Kota Tomohon tahun 2015 senilai Rp 524,7 miliar. Berarti sekitar Rp 250 miliar diperuntukkan bagi kedua sektor itu.

Seluruh siswa SD hingga SMA dibebaskan dari uang sekolah. Eman juga membeli lima bus sekolah gratis untuk mengangkut siswa pergi dan pulang sekolah di lima kecamatan.

Alhasil, capaian pendidikan kian tinggi. Nyaris tak ada siswa putus sekolah dari jenjang SD ke SMP dengan angka partisipasi pendidikan murni 99 persen. Dari SMP ke jenjang SMA sekitar 98 persen. Angka siswa bersekolah berbanding lurus dengan angka melek huruf yang mencapai 99,84 persen. Sembilan siswa SMP dan SMA di Tomohon pun meraih medali perunggu dalam Olimpiade Astronomi Asia Pasifik tahun 2013.

"Tomohon itu kota pendidikan sehingga kami peduli dengan pembangunan pendidikan. Kami membangun lebih dahulu perpustakaan dan toilet yang bersih dan menambah ruang kelas," kata Eman. Toilet menjadi ukuran dari kebersihan dan kesehatan kota. Sebagian toilet sekolah di Kota Tomohon yang berlantai tanah diubah berlantai keramik.

Toilet itu dijaga siswa. Jika kotor, sekolah melakukan hukuman berupa denda terhadap siswa yang bertugas menjaga. "Sekarang toilet di sejumlah Kota Tomohon kering dan bersih sama dengan kota di luar negeri," kata Eman tersenyum.

Pencapaian di bidang kesehatan juga mengagumkan karena tidak terdapat angka kematian ibu dan bayi dalam kurun waktu dua tahun belakangan, apalagi bayi gizi buruk. Angka kematian ibu dan bayi tahun 2013 dan 2014 nol dari 1.541 kelahiran. Asupan gizi ibu hamil pun diperhatikan. (zal/wer)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/07/07/Bangun-Tomohon-dari-Toilet

Related-Area: