BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

BaKTI bersama LRC, Gelar Diskusi Bersama Insan Pers Untuk Mendukung Program Inklusi

Gledenews- Lombok Timur, Bertempat di Lesehan Elen Selong Kabupaten Lombok Timur, Minggu (29/09/2022). Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI) dan Lombok Research Center (LRC), Mengelar Diskusi bersama Insan Pers.

Dalam pertemuan tersebut, BaKTI dan LRC dengan sejumlah wartawan dari berbagai media cetak, elektronik dan online untuk membentuk Forum Media Lombok Timur yang peduli dengan pendidikan inklusi.

Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI, M. Yusran Laitufa dalam sambutannya menyampaikan kepada insan media Lombok Timur, apa itu program inklusi serta target dan sasaran lima tahun ke depan.

Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI M. Yusran Laitufa dalam sambutannya menjelaskan, Program Inklusi merupakan dukungan dari Pemerintah Austaralia. program inklusi ini merupakan gabungan hasil dari dua project sebelumnya yaitu project mampu dan peduli.

Sebelumnya project mampu hanya fokus pada kasus kekerasan dan perempuan, maka pada program inklusi ini sendiri projectnya lebih luas yaitu menyasar kelompok rentan diantaranya, disabilitas, difabel, kelompok minoritas, LGBT dan penganut aliran atau kelompok termarjinalkan.

Sementara fokus Intervensi program inklusi ini sendiri yaitu bagaimana memperjuangkan kelompok rentan tersebut, yang tidak dilibatkan dalam proses perencanaan pembangunan. Sementara wilayah kerjanya dari program ini sendiri terbesar di Indonesia, meskipun dana donor tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan program lainnya.

“Program ini akan berlangsung selama tujuh tahun yaitu dari tahun 2021-2028, di tujuh Kabupaten/Kota di Lima Provinsi yang berbeda termasuk salah satunya Kabupaten Lombok Timur,” ujarnya.

Masih kata dia, dalam pelaksanaan program Inklusi tersebut, ada Empat pilar dan plus satu yang akan dilibatkan yaitu, Pemerintah Daerah, Legislatif (DPRD), organisasi masyarakat sipil, Media dan Universitas.

Keterlibatan Empat pilar di maksudkan, untuk mengimplementasikan program ini sehingga bisa berjalan sesuai target dan tepat sasaran.

Mendorong pemerintah responsif terhadap persoalan yang menyangkut kelompok rentan ini, dan menjadikan masyarakat yang aktif terlibat dalam proses perencanaan, sehingga kebijakkan yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan masyaraat. Selain itu agar pemerintah tidak melahirkan kebijakan yang tidak sesuai.

“Kalau dulu fokus program pada kekerasan terhadap perempuan, sekarang menyasar target yang lebih luas yang disebut inklusi,” katanya.

Untuk memulai program ini, perlu menyamakan frekuensi, sehingga tidak ada perbedaan dalam pendapat ataupun tujuan pada saat program di laksanakan. Perspektif isu harus sama, sehingga program ini harus massif diberitakan terutama terkait isu tentang kelompok rentan ini.

Pelaksanaan pelatihan rekan – rekan jurnalis akan dilaksanakan secara bertahap, perlahan pemahaman menjadi baik dari waktu kewaktu. Ia berharap nanti masyarakat bisa akif, bisa menyuarakan sendiri ke DPRD dan pemerintah, hal itu sudah terjadi perubahan perspektif.

Sementara itu M.Taufan Ramli dari Monev Officier Program Inklusi BaKTI dalam arahannya menyampaikan, ingin bagaiamana dalam lima tahun kedepan menciptakan Kabupaten Lotim menjadi kabupaten yang inklusif.

Semua orang atau kelompok tidak membedakan dia siapa, sehingga bisa ikut Dalam proses perencanaan pembangunan, yaitu Kelompok tertinggal, kelompok rentan, disibailtias, lansia, anak, perempuan miskin, kelompok termarjinalkan .

Relevansinya dengan media, dari data yang ada 80 persen pemberitaan yang diliput hanya terkait korupsi, kejahatan, kegiatan pemerintahtahan. Jarang sekali yang mengangkat kelompok rentan, justeru yang terbanyak terekspos kelompok elit.

“Satu satunya program kemitraan yang melibatkan media hanya BaKTI. Perlu ada keterlibatan jurnalis dalam program inklusi. Rencannya program inklusi akan dilaksanakan selama 7-8 tahun. Tahap pertama program yaitu lima tahun,”papar Taufan.

Peningkatkan kapasitas jurnalis untuk dalam mendukung program ini. Karena selama ini masih pemberitaan yang belum berspektif kepada perempuan, anak dan disabilitas. Ini masih sering menggunakan kata cacat, padahal mereka tidak mau mereka disebut seperti itu.

Untuk itu, penting bagaimana teman-teman jurnalis menulis berita baik terhadap kelompok rentan. Sehingga untuk tingkatkan kapasitas teman-teman jurnalis, akan dilaksakan program news café.

“Yang terpenting adalah menjalin kerjasama yang saling menguntungkan sehingga program ini sukses terlaksana dan tepat sasaran,”pungkasnya.

Dalam pertemuan tersebut telah terbentuk Forum Media Lombok Timur yang akan secara massif mengawal dan mempublikasikan kesetaraan Gender, Disabilitas dan kaum miskin yang termarjinalkan, agar mendapat perlakuan yang sama dengan masyarakat lainnya.

Forum Media Lombok Timur yang diketuai Rusliadi dan Wakil Ketua Ahmad Yani itu, langsung pada saat itu menyusun program prioritas untuk lima tahun ke depan. (*)

Sumber: https://gledeknews.com/bakti-bersama-lrc-gelar-diskusi-bersama-insan-pers-untuk-mendukung-program-inklusi/

Related-Area: