Saturday, 01 February 2014
Angka Harapan Hidup Masyarakat SBB Meningkat
Piru - Angka Derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten SBB sesuai besaran angka harapan hidup (AHH) selama periode 2010 hingga tahun 2013 menunjukan peningkatan cukup signifikan.
“Hal ini mengindikasikan bahwa, intervensi pemkab melalui Dinas Kesahatan (Dinkes) dalam program kesehatan sudah dirasakan masyarakat, namun masih perlu ditingkatkan lagi melalui program-program pelayanan kesehatan,” jelas Kadinkes SBB Sesa Hegmon Jahja kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (30/1).
Pada tahun 2011 lanjutnya, besaran AHH berdasarkan presentase menunjukan peningkatan dari 66,33 persen meningkat menjadi 66,45 persen pada tahun 2012, dan terus meningkat hingga 66,68 persen pada tahun 2013.
Kendatipun mengalami peningkatan, bagi Sesa, masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Dinkes Kabupaten SBB yakni, menempatkan AHH pada usia yang ideal yaitu 85 Tahun. Hal ini disebabkan karena, AHH di kabupaten yang bergelar Saka Mese Nusa ini masih berkisar 66-67 tahun.
Menurutnya, pelayanan kesehatan seperti, jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) maupun program-program lain mempunyai peranan penting dalam peningkatan taraf kesehatan masyarakat, dan membantu peningkatan AHH,
Disamping itu, lanjutnya, penambahan fasilitas kesehatan, pemenuhan gizi masyarakat dan pemberdayaan sanitasi serta lingkungan perumahan yang bersih di masyarakat.
Menyinggung soal keterbatasan tenaga kesehatan sebagai faktor penghambat pemenuhan AHH ideal, Sesa mengungkapkan, tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten SBB masih dapat membantu Dinkes untuk meraih AHH ideal.
“Tenaga medis saya rasa masih cukup. Ada 442 tenaga kesehatan di SBB, dokter umum 19, dokter gigi 12, perawat 222, perawat gigi 4, bidan 152, farmasi dan apoteker 1, analisis apoteker 1, analisis farmasi 1, sanitarian 13 dan tenaga gizi 17 orang,” rincinya.
Selain peningkatan kesehatan untuk memenuhi AHH, Dinkes SBB juga memprioritaskan pelayanan bagi balita dalam imunisasi. Berdasarkan data, pelayanan Imunisasi pada tahun 2013 lebih dominan pada balita berjenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan untuk setiap jenis imunisasi yang diberikan.
Hal ini, kata dia, untuk mengindikasikan bahwa, pada beberapa decade mendatang ketahanan tubuh atau antibody balita laki-laki akan lebih baik dari balita perempuan. angka ini masih dianggap sangat kurang walaupun sudah berada di atas 50 persen untuk setiap jenis imunisasinya, sehingga koordinasi instansi diharapkan terus ditingkatkan.
“Kami setiap saat memberikan penyuluhan tentang arti penting imunisasi dan mengajak para ibu agar mengikutikan anaknya pada program imunisasi yang ada, program ini seyogyanya dapat menyentuh seluruh balita, dengan maksud terciptanya generasi penerus yang kuat dan sehat,”
Sumber: http://www.siwalimanews.com/post/angka_harapan_hidup_masyarakat_sbb_meningkat
Saturday, 01 February 2014
Angka Harapan Hidup Masyarakat SBB Meningkat
Piru - Angka Derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten SBB sesuai besaran angka harapan hidup (AHH) selama periode 2010 hingga tahun 2013 menunjukan peningkatan cukup signifikan.
“Hal ini mengindikasikan bahwa, intervensi pemkab melalui Dinas Kesahatan (Dinkes) dalam program kesehatan sudah dirasakan masyarakat, namun masih perlu ditingkatkan lagi melalui program-program pelayanan kesehatan,” jelas Kadinkes SBB Sesa Hegmon Jahja kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (30/1).
Pada tahun 2011 lanjutnya, besaran AHH berdasarkan presentase menunjukan peningkatan dari 66,33 persen meningkat menjadi 66,45 persen pada tahun 2012, dan terus meningkat hingga 66,68 persen pada tahun 2013.
Kendatipun mengalami peningkatan, bagi Sesa, masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Dinkes Kabupaten SBB yakni, menempatkan AHH pada usia yang ideal yaitu 85 Tahun. Hal ini disebabkan karena, AHH di kabupaten yang bergelar Saka Mese Nusa ini masih berkisar 66-67 tahun.
Menurutnya, pelayanan kesehatan seperti, jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) maupun program-program lain mempunyai peranan penting dalam peningkatan taraf kesehatan masyarakat, dan membantu peningkatan AHH,
Disamping itu, lanjutnya, penambahan fasilitas kesehatan, pemenuhan gizi masyarakat dan pemberdayaan sanitasi serta lingkungan perumahan yang bersih di masyarakat.
Menyinggung soal keterbatasan tenaga kesehatan sebagai faktor penghambat pemenuhan AHH ideal, Sesa mengungkapkan, tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten SBB masih dapat membantu Dinkes untuk meraih AHH ideal.
“Tenaga medis saya rasa masih cukup. Ada 442 tenaga kesehatan di SBB, dokter umum 19, dokter gigi 12, perawat 222, perawat gigi 4, bidan 152, farmasi dan apoteker 1, analisis apoteker 1, analisis farmasi 1, sanitarian 13 dan tenaga gizi 17 orang,” rincinya.
Selain peningkatan kesehatan untuk memenuhi AHH, Dinkes SBB juga memprioritaskan pelayanan bagi balita dalam imunisasi. Berdasarkan data, pelayanan Imunisasi pada tahun 2013 lebih dominan pada balita berjenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan untuk setiap jenis imunisasi yang diberikan.
Hal ini, kata dia, untuk mengindikasikan bahwa, pada beberapa decade mendatang ketahanan tubuh atau antibody balita laki-laki akan lebih baik dari balita perempuan. angka ini masih dianggap sangat kurang walaupun sudah berada di atas 50 persen untuk setiap jenis imunisasinya, sehingga koordinasi instansi diharapkan terus ditingkatkan.
“Kami setiap saat memberikan penyuluhan tentang arti penting imunisasi dan mengajak para ibu agar mengikutikan anaknya pada program imunisasi yang ada, program ini seyogyanya dapat menyentuh seluruh balita, dengan maksud terciptanya generasi penerus yang kuat dan sehat,” tandasnya. (S-38)
- See more at: http://www.siwalimanews.com/post/angka_harapan_hidup_masyarakat_sbb_meningkat#sthash.MDDR21Bc.dpuf
Saturday, 01 February 2014
Angka Harapan Hidup Masyarakat SBB Meningkat
Piru - Angka Derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten SBB sesuai besaran angka harapan hidup (AHH) selama periode 2010 hingga tahun 2013 menunjukan peningkatan cukup signifikan.
“Hal ini mengindikasikan bahwa, intervensi pemkab melalui Dinas Kesahatan (Dinkes) dalam program kesehatan sudah dirasakan masyarakat, namun masih perlu ditingkatkan lagi melalui program-program pelayanan kesehatan,” jelas Kadinkes SBB Sesa Hegmon Jahja kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (30/1).
Pada tahun 2011 lanjutnya, besaran AHH berdasarkan presentase menunjukan peningkatan dari 66,33 persen meningkat menjadi 66,45 persen pada tahun 2012, dan terus meningkat hingga 66,68 persen pada tahun 2013.
Kendatipun mengalami peningkatan, bagi Sesa, masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Dinkes Kabupaten SBB yakni, menempatkan AHH pada usia yang ideal yaitu 85 Tahun. Hal ini disebabkan karena, AHH di kabupaten yang bergelar Saka Mese Nusa ini masih berkisar 66-67 tahun.
Menurutnya, pelayanan kesehatan seperti, jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) maupun program-program lain mempunyai peranan penting dalam peningkatan taraf kesehatan masyarakat, dan membantu peningkatan AHH,
Disamping itu, lanjutnya, penambahan fasilitas kesehatan, pemenuhan gizi masyarakat dan pemberdayaan sanitasi serta lingkungan perumahan yang bersih di masyarakat.
Menyinggung soal keterbatasan tenaga kesehatan sebagai faktor penghambat pemenuhan AHH ideal, Sesa mengungkapkan, tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten SBB masih dapat membantu Dinkes untuk meraih AHH ideal.
“Tenaga medis saya rasa masih cukup. Ada 442 tenaga kesehatan di SBB, dokter umum 19, dokter gigi 12, perawat 222, perawat gigi 4, bidan 152, farmasi dan apoteker 1, analisis apoteker 1, analisis farmasi 1, sanitarian 13 dan tenaga gizi 17 orang,” rincinya.
Selain peningkatan kesehatan untuk memenuhi AHH, Dinkes SBB juga memprioritaskan pelayanan bagi balita dalam imunisasi. Berdasarkan data, pelayanan Imunisasi pada tahun 2013 lebih dominan pada balita berjenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan untuk setiap jenis imunisasi yang diberikan.
Hal ini, kata dia, untuk mengindikasikan bahwa, pada beberapa decade mendatang ketahanan tubuh atau antibody balita laki-laki akan lebih baik dari balita perempuan. angka ini masih dianggap sangat kurang walaupun sudah berada di atas 50 persen untuk setiap jenis imunisasinya, sehingga koordinasi instansi diharapkan terus ditingkatkan.
“Kami setiap saat memberikan penyuluhan tentang arti penting imunisasi dan mengajak para ibu agar mengikutikan anaknya pada program imunisasi yang ada, program ini seyogyanya dapat menyentuh seluruh balita, dengan maksud terciptanya generasi penerus yang kuat dan sehat,” tandasnya. (S-38)
- See more at: http://www.siwalimanews.com/post/angka_harapan_hidup_masyarakat_sbb_meningkat#sthash.MDDR21Bc.dpuf