14 Desa di Maluku Rawan Konflik
Written by Rama Parasu
Tue,12 August 2014 | 13:26
KBR, Ambon - Gubernur Maluku, Said Assagaf mendeteksi 14 desa masuk dalam desa rawan konflik di wilayahnya. Untuk mencegah pecahnya konflik, Said mengaku akan menempatkan aparat keamanan yang tergabung di Bawah Kendali Operasi (BKO) di daerah tersebut. Said enggan menyebutkan daerah itu, namun menurutnya konflik di wilayah tersebut telah menjadi tradisi.
"Saya tidak mau ambil resiko. Begitu ada cepat kita atasi. Kemarin konflik antar kampung, aparat kita memang ada, tapi butuh waktu. Paling cepat 2 jam dari Ambon sini untuk sampai ke daerah itu. Nah kan kalau BKO kan di sekitar situ ada. 5 menit sudah sampai. Kita butuh waktu 2 jam, orang sudah meninggal, rumah sudah terbakar baru kita sampai," ujar Said di Kantornya.
Beberapa waktu lalu terjadi bentrokan di 2 wilayah di Maluku. Bentrokan pertama terjadi di Ambon antara desa Negeri Lima dan Desa Seith. Bentrokan lain terjadi di Desa Iha dengan Desa Luhu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Kedua bentrokan tersebut menelan korban belasan jiwa. Pascabentrokan itu, Pemerintah provinsi Maluku memanggil 500 anggota TNI dari kesatuan Artileri medan (Armed) Batalyon 13 Divisi I Kostrad Jawa Barat. Pasukan tersebut pernah bertugas di Ambon saat konflik terjadi beberapa tahun lalu.
Gubernur Maluku Said Assagaf meminta masyarakat tidak panik dengan kehadiran tentara BKO itu. Menurutnya, pemanggilan tersebut hanya untuk evaluasi. Sebab pasukan tersebut tidak pernah dipulangkan secara resmi oleh pejabat Pemerintah sebelum pasca konflik Ambon.
Editor: Luviana
Sumber: http://portalkbr.com/nusantara/maluku/3334346_4267.html
- Log in to post comments
- 211 reads