“Selama ini kami merasa tidak pernah diperhatikan baik pemerintah, dinas ataupun bahkan warga sekitar mungkin jika tidak datang selama seminggu juga tidak ada yang mencari” Ujar Ya Ramli, Kepala Sekolah SDN22 Palo Blantian yang sudah menjadi kepala sekolah sejak tahun 1986.
“Bahkan ketika saya memberikan laporan kepada dinas di kabupaten, ataupun permintaan untuk penambahan guru itu tidak pernah ada tanggapan” lanjutnya,
SDN 22 Palo Blantian sudah berdiri sejak tahun 1981, dan Ya Ramli adalah kepala Sekolah kedua setelah kepala sekolah sebelumnya pemasuki umur pensiun. Sekolah yang yang hanya memiliki 1 Guru PNS dan 2 honorer ini harus bergantian untuk memberikan ilmu kepada 84 siswa yang terbagi atas 6 kelas padahal sekolah ini hanya memiliki 3 ruang belajar.
Di pertemuan guru dan orangtua yang difasilitasi oleh tim KIAT Guru inilah pa Ya Ramli mengungkapkan semuanya, dan pada pertemuan ini juga beberapa janji baik dari pihak sekolah dan orang tua murid untuk meningkatkan pendidikan siswa SD Negeri 22 Palo Plantian
Melaksanakan Janji demi Pendidikan
Janji yang disepakati di pertemuan saat ini sudah dilaksanakan, baik dari pihak sekolah seperti penambahan ruang kelas, pemberian tugas PR untuk anak telah mulai dilaksanakan, juga janji dari orang tua untuk memperhatikan anak-anaknya dalam berseragam, kerja bakti untuk merapihkan lingkungan sekolah dan menemani anak-anaknya mengerjakan PR.
Selain itu juga guru-guru di SDN 22 Palo Blantian juga sepakat untuk menyisihkan uang tunjangan mereka untuk melaksanakan janji untuk menambahkan dua guru honorer yang kini sudah bergabung di sekolah agar guru bisa fokus mengajar di masing-masing kelas.
Sekolah juga memulai melaksanakan kembali kegiatan upacara Bendera di hari Senin yang merupakan salah satu harapan anak yang terlontar ketika pertemuan murid. Upacara ini diikuti juga oleh anggota Kelompok Pengguna Layanan (KPL) yang merupakan perwakilan dari orang tua murid, setelah 6 tahun tidak melaksanakan upacara bendera. “bendera tetap dikibarkan di hari senin, tetapi tidak ada pelaksanaan upacara karena lapangan yang becek tidak memungkinkan untuk upacara, tetapi warga sudah gotong royong untuk memperbaiki lapangan jadi bisa dilaksanakan kembali”.
Tidak berhenti pada waktu sekolah, guru juga berinisiatif untuk memberikan kelas tambahan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan berhitung siswanya yang kurang lancar, selain itu juga ada tambahan pelajaran Bahasa Inggris dasar.
KPL Sebagai Motivator
“Dengan adanya KPL kami tidak merasa diawasi melainkan diperhatikan” ucap sang Kepala Sekolah ketika ditanya mengenai adanya KPL. “Kami sangat senang dengan adanya mereka, mereka juga yang menjadi motivator untuk kami lebih disiplin dan lebih semangat.
KPL adalah tim yang terbentuk dari perwakilan orang tua murid ini merupakan tim yang akan memeriksa kinerja guru di tiap akhir bulan, dimana mereka juga berhak menanyakan kegiatan guru jika tidak sesuai dengan janji layanan yang sebelumnya sudah disepakati.
Di Desa Sekais ini terlihat sekali keharmonisan antara guru dengan anggota KPL, dimana KPL mengingatkan guru begitu juga sebaliknya karena sama-sama paham bahwa tujuannya adalah peningkatan kualitas pendidikan.
“Seringkali saya lihat ibu Menggolia yang anggota KPL itu mengintip dari rumahnya di seberang untuk memastikan kalau guru sudah masuk semua, dan saya intip mereka juga memastikan mereka memperhatikan kita” ujar Ya Ramli melirik melihat tertawa.